Analisa JSC: Kemacetan di Tanah Abang Menurun

Minggu, 11 Februari 2018 - 20:55 WIB
Analisa JSC: Kemacetan...
Analisa JSC: Kemacetan di Tanah Abang Menurun
A A A
JAKARTA - Penataan Tanah Abang depan Stasiun Tanah Abang pada pekan ketujuh alami penurunan kemacetan. Jalan Jati Baru Raya yang boleh kembali dilintasi angkot rupanya juga dimanfaatkan sepeda motor.

Berdasarkan data yang di analisa oleh Jakarta Smart City (JSC), penataan tanah abang pada pekan ketujuh mengalami penurunan kemacetan sekitar 7% dibanding pekan keenam dan menurun 38% dibanding periode sebelum penataan.

Laporan kemacetan tinggi menurun di Underpass Tanah Abang dan laporan kemacetan sedang menurun di Jalan KH Mas Mansyur. Rata-rata delay perjalanan yang melewati kawasan 1 Kilometer dari Pasar Tanah Abang adalah 245 detik.

Angka ini lebih rendah 7% dibanding periode sebelum penataan. Delay terlama terjadi di Jalan KS Tubun (masuk jalan Kebon Jati), Jalan KH Mas mansyur dan Jalan Cideng Timur.

Jumlah penumpang bus transJakarta Tanah Abang explorer menurun drastis pascaoperasionalnya dihentikan ratusan sopir angkot trayekTanah Abang pada 29 Januari hingga 2 Februari. Sebelum dihentikan, jumlah penumpang per hari mencapai 14.889 penumpang dan bahkan sehari sebelumnya mencapai 18.320 penumpang. Namun, setelah kembali beroperasi, bus Tanah Abang Explorer terus menurun hingga mencapai 9.628 penumpang per hari.

Diketahui sebelumnya, kembalinya operasional bus Tanah Abang Explorer itu setelah Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno beserta jajaranya bertemu dengan perwakilan sopir angkot dan terjadi kesepakatan bila bus boleh beroperasi sekitar pukul 06.00 WIB-15.00 WIB. Kemudian pukul 15.00-06.00 WIB giliran angkot trayek Tanah Abang yang beroperasi.

Sayangnya, kebijakan tersebut dimanfaatkan oleh para pengendara sepeda motor. Sandiaga meminta para pemotor yang melintas harus ditindak lantaran kawasan tersebut terlarang bagi kendaraan bermotor roda dua. Namun, lantaran menyadari tidak adanya aturan hukum pelarangan tersebut, Sandi hanya berpesan supaya sepeda motor yang melintas diingatkan. "Diingatkan bahwa Jalan jati Baru itu tidak boleh dilalui kendaraan pribadi," kata Sandiaga.

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Muhammad Taufik menilai penataan Tanah Abang cukup efektif bila melihat langsung dan pantas bila data Jakarta Smart City mengeluarkan hasil penurunan kemacetan. Untuk itu, Taufik meminta agar penataan dengan penutupan jalan untuk PKL tidak perlu dibesar-besarkan sampai nanti adanya penataan lanjutan jangka menengah dengan dibangunnya sky bridge atau jembatan di sana. "Angkot akan dikenakan OK Otrip. Itu sangat lebih baik. Jadi penataan benar-benar meningkatkan perekonomian dan tertib berlalu lintas," ungkapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike menilai, pengurangan kemacetan di Tanah Abang itu akibat diperbolehkanya kembali angkot ke Jalan Jati Baru Raya dan melintasnya kembali sepeda motor. Artinya, kemacetan bertambah ketika adanya penataan. "Sebelum penataan kan memang angkot dan motor boleh melintas," tegasnya.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1013 seconds (0.1#10.140)