5 Kapolda Metro Jaya dengan Masa Jabatan 2 Tahun, Nomor 1 Penggagas Densus 88 Antiteror Polri
loading...
A
A
A
Jenderal lulusan Akpol 1984 ini banyak menduduki jabatan strategis di Korps Bhayangkara. Putut menjabat Wakapolda Metro Jaya periode 2009-2011.
Kemudian, pertengahan 2011 pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 28 Mei 1961 itu dimutasi menjadi Kapolda Jabar. Setahun berselang atau tahun 2012, Putut menjabat Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Untung Suharsono Radjab.
Putut yang berpengalaman di bidang lalu lintas banyak menduduki jabatan penting seperti Kabag Jianma Ditlantas Polda Sulteng (1994), Guru Muda Pusdik Lantas Polri (1995), Kabag Regident Ditlantas Polda Jambi (1997), Kabag Tatib Lantas Polda Jatim (1998), dan Kabag Regident Ditlantas Polda Jatim (1999).
Pada tahun 2004, Putut yang berpangkat Kombes Pol dipercaya menjadi Ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama lima tahun. Setelah itu, dia diangkat menjadi Wakapolda Metro Jaya dan menjadi salah satu yang termuda sepanjang sejarah Polda Metro Jaya. Ketika itu usianya sekitar 48 tahun.
Dua tahun berselang atau 2006 dia dimutasi menjadi Kapolda Banten. Kemudian, tahun 2014 dia dengan pangkat Komjen Pol menjabat Kabaharkam Polri. Sebelum pensiun, Putut dilantik menjadi Irwasum pada 2017 oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Dia menggantikan Komjen Pol Dwi Priyatno.
Idham tidak pernah bermimpi menjadi orang nomor satu Polri. Mimpi jebolan Akpol 1988 selama di kepolisian hanya menjadi Kapolwil Kendari.
Sebelum menjadi Kapolri, Idham telah menduduki berbagai posisi penting di kepolisian antara lain Kadiv Propam Polri dan Kabareskrim Polri pada Januri 2019.
Idham Azis merupakan jenderal yang berpengalaman dalam bidang reserse. Dia pernah memimpin Tim Bareskrim dalam misi melumpuhkan gembong teroris Dr Azahari di Batu, Jawa Timur tahun 2005.
Setelah itu, dia bersama mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian ditugaskan ke Poso untuk melakukan investigasi terkait kasus mutilasi terhadap tiga gadis. Hingga kemudian, pada 12 November 2005, Idham diangkat menjadi Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso mendampingi Tito Karnavian.
Kemudian, pertengahan 2011 pria kelahiran Tulungagung, Jawa Timur, 28 Mei 1961 itu dimutasi menjadi Kapolda Jabar. Setahun berselang atau tahun 2012, Putut menjabat Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Untung Suharsono Radjab.
Putut yang berpengalaman di bidang lalu lintas banyak menduduki jabatan penting seperti Kabag Jianma Ditlantas Polda Sulteng (1994), Guru Muda Pusdik Lantas Polri (1995), Kabag Regident Ditlantas Polda Jambi (1997), Kabag Tatib Lantas Polda Jatim (1998), dan Kabag Regident Ditlantas Polda Jatim (1999).
Pada tahun 2004, Putut yang berpangkat Kombes Pol dipercaya menjadi Ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama lima tahun. Setelah itu, dia diangkat menjadi Wakapolda Metro Jaya dan menjadi salah satu yang termuda sepanjang sejarah Polda Metro Jaya. Ketika itu usianya sekitar 48 tahun.
Dua tahun berselang atau 2006 dia dimutasi menjadi Kapolda Banten. Kemudian, tahun 2014 dia dengan pangkat Komjen Pol menjabat Kabaharkam Polri. Sebelum pensiun, Putut dilantik menjadi Irwasum pada 2017 oleh Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Dia menggantikan Komjen Pol Dwi Priyatno.
5. Jenderal Pol (Purn) Idham Azis
Idham Azis menjabat Kapolda Metro Jaya periode 20 Juli 2017-22 Januari 2019. Kemudian, pada November 2019 dia resmi menjabat Kapolri usai dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara.Idham tidak pernah bermimpi menjadi orang nomor satu Polri. Mimpi jebolan Akpol 1988 selama di kepolisian hanya menjadi Kapolwil Kendari.
Sebelum menjadi Kapolri, Idham telah menduduki berbagai posisi penting di kepolisian antara lain Kadiv Propam Polri dan Kabareskrim Polri pada Januri 2019.
Idham Azis merupakan jenderal yang berpengalaman dalam bidang reserse. Dia pernah memimpin Tim Bareskrim dalam misi melumpuhkan gembong teroris Dr Azahari di Batu, Jawa Timur tahun 2005.
Setelah itu, dia bersama mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian ditugaskan ke Poso untuk melakukan investigasi terkait kasus mutilasi terhadap tiga gadis. Hingga kemudian, pada 12 November 2005, Idham diangkat menjadi Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso mendampingi Tito Karnavian.
(jon)