Antusiasme Penonton Serbu Final Soekarno Cup Liga Kampung di GBK
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ratusan pendukung klub bola PSIS Semarang antusias menyaksikan laga pamungkas Soekarno Cup Liga Kampung U-17 yang dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jumat (3/11/2023). Kehadiran para suporter PSIS Semarang usai mereka menyaksikan tim kesayangannya bertanding melawan Bhayangkara FC.
"Suporter dari Kota Semarang juga hadir di acara Liga Kampung ini. Kebetulan mereka habis nonton pertandingan PSIS Semarang melawan Bhayangkara FC tadi malam di Bekasi. Jumlahnya sekitar 250 orang," jelas anggota panitia Liga Kampung yang juga mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau Hendi.
Diketahui, PDI Perjuangan menjadi pihak yang menginisiasi pelaksanaan babak final turnamen Soekarno Cup Liga Kampung U-17 di SUGBK, Jakarta. Adapun, dua tim yang akan tampil dalam final turnamen Liga Kampung ialah tim muda dari Bali dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurut Hendi, ratusan suporter PSIS Semarang yang hadir di SUGBK ingin menjadi saksi pertandingan para calon bintang sepak bola nasional.
"Kehadiran mereka karena tertarik untuk melihat event Liga Kampung sebagai ajang pembibitan sekaligus ingin melihat legenda-legenda sepakbola seperti Ismet Sofyan, Peri Sandria, Sudirman, Mursyid Effendi, Anang Maruf dan lain-lain yang ikut dalam eksibisi pemain legenda yang bermain sebelum final Liga Kampung digelar," kata dia.
Selain suporter asal Semarang, Liga Kampung juga diserbu puluhan ribu penonton dari daerah lainnya. Puluhan ribu suporter yang terlihat mengenakan gelang merah tampak saling berebut untuk memasuki area dalam SUGBK melalui Pintu Utama Kuning.
Sementara itu, ratusan suporter lain terpantau ingin masuk SUGBK melalui Pintu 11. Beberapa dari mereka bahkan sampai membawa drum untuk mendukung tim yang bertanding.
Nantinya, tim yang menjadi juara dalam ajang Soekarno Cup Liga Kampung U-17 berhak mengangkat piala bergilir. Trofi bergengsi turnamen diketahui menjadi hasil kontemplasi putra Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP M.Prananda Prabowo yang kemudian dijabarkan dan diwujudkan oleh pemahat Dolorosa Sinaga.
Piala tersebut tak hanya menjadi simbol supremasi pencapaian tertinggi di sebuah kompetisi, tetapi ada nilai-nilai histori yang terkandung di dalamnya. Desain piala dua tangan memegang bola dunia di atas miniatur stadion GBK menunjukkan bahwa stadion karya Presiden Pertama RI Soekarno tersebut sangat kokoh.
Simbol kekokohan yang tersemat di dalam piala Soekarno Cup juga menjadi implementasi kekokohan PDIP dalam mengawal konstitusi.
Di sisi lain, Soekarno Cup Liga Kampung U-17 bukan sekadar penyelenggaraan sepak bola biasa, tetapi ajang tersebut juga akan memecahkan rekor dunia melalui kegiatan mendribel sepuluh ribu bola secara bersama-sama sebelum digelarnya pertandingan final.
Selain itu, keseriusan penyelenggaran kompetisi sepak bola ini juga terlihat dari hadiah yang diberikan penyelenggara untuk pemain terbaik. Sebab, pemain terbaik yang lahir dari Soekarno Cup Liga Kampung akan dikirim ke Spanyol, untuk menimba ilmu dan memperkaya pengetahuan hingga kemampuan sepak bola.
"Suporter dari Kota Semarang juga hadir di acara Liga Kampung ini. Kebetulan mereka habis nonton pertandingan PSIS Semarang melawan Bhayangkara FC tadi malam di Bekasi. Jumlahnya sekitar 250 orang," jelas anggota panitia Liga Kampung yang juga mantan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi atau Hendi.
Diketahui, PDI Perjuangan menjadi pihak yang menginisiasi pelaksanaan babak final turnamen Soekarno Cup Liga Kampung U-17 di SUGBK, Jakarta. Adapun, dua tim yang akan tampil dalam final turnamen Liga Kampung ialah tim muda dari Bali dan Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurut Hendi, ratusan suporter PSIS Semarang yang hadir di SUGBK ingin menjadi saksi pertandingan para calon bintang sepak bola nasional.
"Kehadiran mereka karena tertarik untuk melihat event Liga Kampung sebagai ajang pembibitan sekaligus ingin melihat legenda-legenda sepakbola seperti Ismet Sofyan, Peri Sandria, Sudirman, Mursyid Effendi, Anang Maruf dan lain-lain yang ikut dalam eksibisi pemain legenda yang bermain sebelum final Liga Kampung digelar," kata dia.
Selain suporter asal Semarang, Liga Kampung juga diserbu puluhan ribu penonton dari daerah lainnya. Puluhan ribu suporter yang terlihat mengenakan gelang merah tampak saling berebut untuk memasuki area dalam SUGBK melalui Pintu Utama Kuning.
Sementara itu, ratusan suporter lain terpantau ingin masuk SUGBK melalui Pintu 11. Beberapa dari mereka bahkan sampai membawa drum untuk mendukung tim yang bertanding.
Nantinya, tim yang menjadi juara dalam ajang Soekarno Cup Liga Kampung U-17 berhak mengangkat piala bergilir. Trofi bergengsi turnamen diketahui menjadi hasil kontemplasi putra Megawati Soekarnoputri dan Ketua DPP PDIP M.Prananda Prabowo yang kemudian dijabarkan dan diwujudkan oleh pemahat Dolorosa Sinaga.
Piala tersebut tak hanya menjadi simbol supremasi pencapaian tertinggi di sebuah kompetisi, tetapi ada nilai-nilai histori yang terkandung di dalamnya. Desain piala dua tangan memegang bola dunia di atas miniatur stadion GBK menunjukkan bahwa stadion karya Presiden Pertama RI Soekarno tersebut sangat kokoh.
Simbol kekokohan yang tersemat di dalam piala Soekarno Cup juga menjadi implementasi kekokohan PDIP dalam mengawal konstitusi.
Di sisi lain, Soekarno Cup Liga Kampung U-17 bukan sekadar penyelenggaraan sepak bola biasa, tetapi ajang tersebut juga akan memecahkan rekor dunia melalui kegiatan mendribel sepuluh ribu bola secara bersama-sama sebelum digelarnya pertandingan final.
Selain itu, keseriusan penyelenggaran kompetisi sepak bola ini juga terlihat dari hadiah yang diberikan penyelenggara untuk pemain terbaik. Sebab, pemain terbaik yang lahir dari Soekarno Cup Liga Kampung akan dikirim ke Spanyol, untuk menimba ilmu dan memperkaya pengetahuan hingga kemampuan sepak bola.
(rca)