Santap Spageti dan Susu, Belasan Siswa SD di Jatiasih Keracunan

Rabu, 20 September 2017 - 08:05 WIB
Santap Spageti dan Susu, Belasan Siswa SD di Jatiasih Keracunan
Santap Spageti dan Susu, Belasan Siswa SD di Jatiasih Keracunan
A A A
BEKASI - Belasan murid Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) An-Nisa, Jatiasih, Kota Bekasi mendapatkan perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Bakti Husada, Jatiasih, Selasa 19 September 2017.

Siswa SDIT itu keracunan makanan spageti dan susu sapi yang diberikan oleh guru mereka. "Saya mual dan muntah-muntah, teman saya yang lainya juga mengalami hal sama," kata Adli Firdaus (9), salah seorang murid kelas IV.

Sebelum keracunan, belasan murid menyantap hidangan yang diberikan oleh guru. Adli menyantap makanan itu setelah melaksanakan Salat Dzuhur. Kemudian dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk penanganan pertama.

Namun karena jumlah murid yang mengalami keracunan kian bertambah, pihak sekolah lalu membawa mereka ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Saat ini, ada beberapa siswa yang masih dirawat.

Kanit Reskrim Polsek Jatiasih, AKP Umat Wirdahadikusuma mengatakan, berdasarkan data sementara jumlah murid yang keracunan mencapai 14 orang. Mereka adalah murid Kelas IV di SDIT An-Nisa Jatiasih.

Namun Umar memprediksi, jumlah tersebut bisa saja terus bertambah. Mengingat yang menyantap hidangan itu hingga puluhan bahkan ratusan siswa. Sementara informasinya ada yang dirawat dirumah sakit lainya.

Umar menjelaskan, para murid keracunan diduga usai menyantap menu spageti buatan wali murid kelas II. Saat itu pihak sekolah sedang membuat program menu sehat sekolah. Setelah dibagikan, sejam kemudian mereka mengeluh mual, pusing dan muntah-muntah.

Dari hasil keterangan rumah sakit, kata dia, para murid mengalami keracunan makanan. Namun apakah keracunan itu berasal dari susu dan spageti buatan guru, masih diselidiki petugas. "Sampel susu dan spageti sudah dikirim ke Labforensi Polri untuk dicek," katanya.

Dalam kesempatan itu, Umar menyayangkan pihak sekolah yang terkesan menyembunyikan persoalan ini dari polisi. Soalnya petugas baru mendapat kabar itu dari sejumlah orang tua pada pukul 17.00. "Kalau ada kejadian seperti harus segera dilaporkan. Bagaimana kalau nanti ada yang meninggal dunia," katanya.

Hingga kini, polisi tengah memanggil pihak sekolah untuk menjelaskan persoalan ini. Dia meminta agar pihak sekolah terbuka dengan memberikan informasi yang dibutuhkan penyidik. "Masih kita lakukan pendalaman, beberapa siswa sudah membaik," tandasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5213 seconds (0.1#10.140)