Kemenhub Masih Kaji Penonaktifan Gerbang Tol Cikarang Utama

Kamis, 07 September 2017 - 03:42 WIB
Kemenhub Masih Kaji Penonaktifan Gerbang Tol Cikarang Utama
Kemenhub Masih Kaji Penonaktifan Gerbang Tol Cikarang Utama
A A A
BEKASI - Rencana penonaktifan Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi dikhawatirkan bakal memindahkan titik kemacetan di ruas tol Jakarta-Cikampek. Pasalnya, kepadatan di gerbang tol itu, justru malah menumpuk di GT Cikopo-Palimanan (Cipali).

”Kami khawatir kemacetan akan berpindah di GT Cipali karena adanya penyempitan jalan di sana,” ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perhubungan Sugihardjo saat melakukan peninjauan belum lama ini di Gerbang Tol Cikarang Utama, Kabupaten Bekasi.

Menurut Sugihardjo, rencana penonaktifan GT Cikarang Utama sebetulnya salah satu opsi untuk menanggulangi kemacetan di ruas tol setempat. Kepadatan kendaraan kerap terjadi di GT Cikarut karena ada beberapa aktivitas digerbang tol tersebut.

Pertama, kendaraan yang mengarah ke timur (Cikampek), diharuskan mengambil kartu elektronik pembayaran. Kedua, kendaraan mengarah ke barat (Jakarta) melakukan transaksi pembayaran. Kemacetan di gerbang ini terjadi setiap hari, terutama saat jam sibuk seperti pagi dan sore.

Bahkan, kata dia, kemacetan bisa mengular hingga satu kilometer. Sehingga, penonaktifan GT Cikarang Utama hanya dirasa efektif mengurai kepadatan kendaraan yang melaju dari arah Jakarta. Namun, selepasnya justru terjadi kemacetan di sejumlah gerbang keluar menuju jalur arteri dalam kota.

Apalagi saat masuk Cipali, diwilayah itu hanya ada dua lajur gerbang tol untuk melayani transaksi. Tetapi, jika di GT Cikarang Utama dibuka tanpa transaksi, maka petugas di GT Cipali bakal kewalahan.”Jadi penonaktifan GT Cikarang Utama masih dalam kajian,” ungkapnya.

Saat ini, jumlah kendaraan yang melintas mencapai 80.000 unit, sedangkan akhir pekan mencapai 100.000 unit. Lalu untuk arus mudik dan balik Lebaran bisa mencapai 120.000 unit kendaraan. Apalagi saat ini diruas jalan tol tersebut sedang dibangun tiga megaproyek pemerintah pusat.

Kepala Humas Jasa Marga PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Handoyono menambahkan, sampai saat ini rencana penonaktifan GT Cikarang Utama masih dalam kajian.”Bila gerbang itu ditiadakan justru akan terjadi penumpukan di titik lain,” ujarnya.

Handoyono menjelaskan, setelah melewati GT Cikarang Utama dan Karawang Barat jumlah lajur hanya ada dua. Berbeda dengan ruas tol di dalam kota yang memiliki empat lajur lebih.”Kalau Cikarang Utama tidak akan terjadi macet, tapi daerah lain bakal terjadi penyempitan,” katanya.

Saat ini, volume kendaraan di ruas tol Jakarta-Cikampek memang cukup tinggi. Soalnya ada tujuh rute perjalanan dari Jakarta, Bekasi, Cipali, Cipularang dan sebagainya yang melewati GT Cikarang Utama.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7481 seconds (0.1#10.140)