Penanganan Dampak Polusi Udara, Puskesmas Jadi Faskes Terdepan Pelayanan Asma Terpadu
loading...
A
A
A
Contohnya, obat asma saat ini yang tersedia di puskesmas adalah obat pelega oral yang jika digunakan dalam jangka panjang justru dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan asma.
“Supaya serangan asma tidak sering terjadi, pasien perlu diberikan obat pengontrol asma inhalasi di tingkat puskesmas supaya asmanya terkontrol tidak hanya gejalanya,” ucapnya.
Sebenarnya obat pengontrol asma inhalasi sudah lama ada di BPJS tapi hanya tersedia dalam jumlah terbatas di puskesmas. “Dokter umum sudah memiliki kompetensi untuk mendiagnosa dan memberikan pengobatan untuk barbagai penyakit respirasi, termasuk asma. Namun, adanya obat pengontrol, dokter puskesmas bisa memberikan obat asma sesuai kebutuhan pasien berdasarkan tatalaksana medis pengobatan asma terkini,” ujar Budhi.
Sebagai informasi, beberapa penyakit yang mungkin terjadi akibat polusi udara yakni serangan asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Pneumonia, serta Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Merujuk data situs pemantau kualitas udara IQAir, Jumat (1/9/2023) indeks kualitas udara (AQI) Kota Jakarta berada di angka 160 dengan kategori tidak sehat. Artinya, memiliki kadar polutan particulate matter 2,5 (PM 2,5) tinggi.
Lihat Juga: Integrasi Data dan Inventarisasi Sumber Emisi Perlu Dilakukan di Wilayah Aglomerasi Jakarta
“Supaya serangan asma tidak sering terjadi, pasien perlu diberikan obat pengontrol asma inhalasi di tingkat puskesmas supaya asmanya terkontrol tidak hanya gejalanya,” ucapnya.
Sebenarnya obat pengontrol asma inhalasi sudah lama ada di BPJS tapi hanya tersedia dalam jumlah terbatas di puskesmas. “Dokter umum sudah memiliki kompetensi untuk mendiagnosa dan memberikan pengobatan untuk barbagai penyakit respirasi, termasuk asma. Namun, adanya obat pengontrol, dokter puskesmas bisa memberikan obat asma sesuai kebutuhan pasien berdasarkan tatalaksana medis pengobatan asma terkini,” ujar Budhi.
Sebagai informasi, beberapa penyakit yang mungkin terjadi akibat polusi udara yakni serangan asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), Pneumonia, serta Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Merujuk data situs pemantau kualitas udara IQAir, Jumat (1/9/2023) indeks kualitas udara (AQI) Kota Jakarta berada di angka 160 dengan kategori tidak sehat. Artinya, memiliki kadar polutan particulate matter 2,5 (PM 2,5) tinggi.
Lihat Juga: Integrasi Data dan Inventarisasi Sumber Emisi Perlu Dilakukan di Wilayah Aglomerasi Jakarta
(jon)