Sejarah Lapangan Banteng Jakarta, Pernah Jadi Arena Kereta Kuda Zaman Belanda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejarah Lapangan Banteng menarik untuk diulas. Sebagai salah satu tempat wisata di Jakarta yang banyak dikunjungi, lapangan banteng memiliki sejarah yang panjang sejak zaman Belanda.
Tempat rekreasi yang berlokasi di Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta ini ramai dikunjungi warga di akhir pekan. Lapangan Banteng juga menjadi salah satu ruang terbuka publik bagi warga Jakarta yang ingin berolahraga atau sekadar mencari udara segar.
Berikut ulasan mengenai sejarah Lapangan Banteng Jakarta sejak zaman Belanda.
Lapangan Banteng Jakarta telah mengalami sejumlah perubahan nama sepanjang sejarahnya. Pada awalnya, lapangan ini dikenal sebagai Waterlooplein atau Lapangan Waterloo. Hal ini karena ada tugu berbentuk singa yang mengingatkan pada kemenangan Belanda atas Prancis di Waterloo, Belgia pada 1815.
Tugu ini didirikan oleh pemimpin selanjutnya di Hindia Belanda pada 1828. Selama masa pendudukan Belanda, lapangan ini digunakan untuk pameran kereta kuda dan sangat ramai dikunjungi.
Pada tahun 1876, sebuah patung berbentuk seorang pendiri kota Batavia dibangun oleh pemerintah Belanda. Patung ini didirikan dalam rangka memperingati 257 tahun Jayakarta yang berhasil ditaklukkan oleh pendiri Batavia
Namun, selama pendudukan Jepang pada tahun 1942, semua patung di lapangan Banteng dihancurkan.
Pada tahun 1963, Monumen Pembebasan Irian Barat dibangun oleh Presiden Soekarno untuk mengenang pejuang Trikora yang berhasil membebaskan Irian Barat dari Belanda. Monumen ini berbentuk patung yang masih ada hingga sekarang.
Perubahan nama lapangan dari "Waterloo" menjadi "Banteng" terjadi karena keinginan untuk menghilangkan asosiasi dengan masa kolonial Belanda.
Sebelumnya, lapangan ini juga dikenal sebagai "Lapangan Singa" karena adanya patung singa di sana.
Namun, setelah Indonesia merdeka, nama "Singa" dianggap terlalu identik dengan Belanda, sehingga nama "Banteng" dipilih karena dianggap lebih mewakili Indonesia.
Tempat rekreasi yang berlokasi di Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta ini ramai dikunjungi warga di akhir pekan. Lapangan Banteng juga menjadi salah satu ruang terbuka publik bagi warga Jakarta yang ingin berolahraga atau sekadar mencari udara segar.
Berikut ulasan mengenai sejarah Lapangan Banteng Jakarta sejak zaman Belanda.
Sejarah Lapangan Banteng Jakarta
Lapangan Banteng Jakarta telah mengalami sejumlah perubahan nama sepanjang sejarahnya. Pada awalnya, lapangan ini dikenal sebagai Waterlooplein atau Lapangan Waterloo. Hal ini karena ada tugu berbentuk singa yang mengingatkan pada kemenangan Belanda atas Prancis di Waterloo, Belgia pada 1815.
Tugu ini didirikan oleh pemimpin selanjutnya di Hindia Belanda pada 1828. Selama masa pendudukan Belanda, lapangan ini digunakan untuk pameran kereta kuda dan sangat ramai dikunjungi.
Pada tahun 1876, sebuah patung berbentuk seorang pendiri kota Batavia dibangun oleh pemerintah Belanda. Patung ini didirikan dalam rangka memperingati 257 tahun Jayakarta yang berhasil ditaklukkan oleh pendiri Batavia
Namun, selama pendudukan Jepang pada tahun 1942, semua patung di lapangan Banteng dihancurkan.
Pada tahun 1963, Monumen Pembebasan Irian Barat dibangun oleh Presiden Soekarno untuk mengenang pejuang Trikora yang berhasil membebaskan Irian Barat dari Belanda. Monumen ini berbentuk patung yang masih ada hingga sekarang.
Perubahan nama lapangan dari "Waterloo" menjadi "Banteng" terjadi karena keinginan untuk menghilangkan asosiasi dengan masa kolonial Belanda.
Sebelumnya, lapangan ini juga dikenal sebagai "Lapangan Singa" karena adanya patung singa di sana.
Namun, setelah Indonesia merdeka, nama "Singa" dianggap terlalu identik dengan Belanda, sehingga nama "Banteng" dipilih karena dianggap lebih mewakili Indonesia.
(okt)