September, Gedung Baru RSUD Bekasi Senilai Rp102 Miliar Beroperasi

Senin, 20 Maret 2017 - 00:42 WIB
September, Gedung Baru RSUD Bekasi Senilai Rp102 Miliar Beroperasi
September, Gedung Baru RSUD Bekasi Senilai Rp102 Miliar Beroperasi
A A A
BEKASI - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi memastikan pembangunan gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jalan Raya Mayor Oking, Bekasi Timur, segera beroperasi September mendatang. Saat ini, pemerintah sedang menyiapkan kebutuhan RSUD.

"Kebutuhan biaya pengoperasian gedung baru menelan biaya Rp50 miliar," ujar Direktur Utama RSUD Kota Bekasi Pusporini, Minggu, 19 Maret 2017 kemarin. Menurut dia, alokasi dana itu diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2017.

Pusporini menuturkan, jika tidak ada kendala maka enam bulan ke depan, gedung baru ini sudah bisa beroperasi melayani warga Bekasi dan sekitarnya. Rencananya, dana senilai Rp50 miliar itu akan digunakan untuk kebutuhan membeli alat kesehatan, interior, meubeler dan alat tulis kantor (ATK).

Namun, lanjut dia, biaya paling besar dibebankan untuk pembelian alat kesehatan, sebab harganya cukup mahal berkisar puluhan juta hingga miliaran rupiah. Apalagi layanan yang disajikan di gedung baru merupakan sub spesialis. Artinya, lebih spesifik dari dokter spesialis.

Sehingga, alat kesehatannya lebih rinci dalam mendiagnosa penyakit. Keberadaan gedung baru ini akan melengkapi layanan kesehatan dari gedung yang lama, di Jalan Pramuka, Bekasi Selatan."Pelayanan maksimal di gedung baru," katanya.

Terutama layanan kesehatan untuk penyakit stroke dan syaraf anak. Untuk itu, gedung baru ini difokuskan untuk melayani kesehatan syaraf, paru-paru, anak dan rehabilitasi medik. Selain itu, pelayanan kesehatan lainya juga akan diberikan oleh RSUD.

Pusporini memproyeksikan, kebutuhan perawat di sana mencapai 50 orang. Sedangkan untuk tenaga dokter spesialis bisa dialihkan dari gedung yang lama. "Untuk tenaga dokter kita kerahkan dari yang lama, artinya layanan mediknya saja yang dikembangkan di masyarakat," ungkapnya.

Saat ini, pihaknya masih menunggu proses penyelesaian atau finishing beberapa bagian dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Bekasi yang membangun gedung itu.

Berdasarkan fakta di lapangan, masih ada beberapa bagian yang belum seutuhnya diselesaikan. Seperti, sisaan kabel instalasi listrik yang masih menjuntai di beberapa sudut gedung. Bahkan, gedung ini juga belum diserahterimakan ke RSUD.

Pusporini berharap, dioperasikannya gedung baru ini bisa mengurangi beban di gedung lama yang saat ini sudah tidak dapat menampung pasien. Berdasarkan catatan, jumlah pasien rawat inap pada 2014 mencapai 16.925 orang, sedangkan rawat jalan mencapai 216.050 orang.

Angka tersebut kemudian naik pada 2015, bahwa jumlah pasien rawat inap mencapai 18.767 orang dan rawat jalan mencapai 239.470 orang. Sampai saat ini 90% pasien berasal dari Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sebanyak 700 hingga 1.000 pasien di antaranya pengguna Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menambahkan, pembangunan gedung baru RSUD Kota Bekasi menelan biaya Rp102 miliar. Dana itu bersumber dari APBD 2015 hingga 2016. "Pembangunan ini secara multiyears atau tahun jamak dan selesai awal 2017," katanya.

Rahmat menjelaskan, keberadaan rumah sakit yang baru ini memudahkan masyarakat yang ingin mendapatkan layanan kesehatan. Soalnya pemerintah juga telah membangun jalan tembus sebagai penghubung antara gedung yang lama dengan yang baru.

Jalan tembus dari Jalan Mayor Oking menuju Jalan Pramuka atau sebaliknya akan memudahkan akses para pengguna jalan. Dengan begitu akan mempersingkat waktu perjalanan karena kerap terjadi kemacetan di perempatan Bekasi Junction.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4406 seconds (0.1#10.140)