PKS: Polusi Jakarta Tidak Dapat Diatasi Hanya dengan WFH ASN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan kerja dari rumah atau work from home ( WFH ) bagi aparatur sipil negara (ASN) terus menuai kritikan. Kali ini, kritikan disampaikan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Aziz.
Menurut dia, polusi udara Jakarta tidak dapat diatasi hanya dengan menerapkan kebijakan WFH bagi ASN. Dia kurang sepakat dengan penerapan WFH ASN tersebut.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan kebijakan WFH bagi ASN untuk mengurangi tingkat polusi udara, mengurai kemacetan, dan dalam rangka menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan berlangsung pada 5-7 September 2023.
"Saya kurang setuju kalau tujuannya untuk mengatasi polusi, karena penanganan polusi Jakarta tidak dapat diatasi hanya dengan WFH," kata Abdul Aziz melalui pesan singkatnya, Minggu (20/8/2023).
Menurutnya, Pemerintah Daerah (Pemda) DKI seharusnya bisa lebih menyusun langkah-langkah strategis yang terpadu dalam mengatasi masalah polusi di Ibu Kota. Pemda DKI juga diminta untuk menggandeng akademisi yang paham soal penanganan kualitas udara.
"Karena polusi Jakarta harus dikerjasamakan dengan daerah-daerah sekeliling Jakarta, seperti Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang," kata Aziz.
Aziz menilai bahwa harus juga ada target yang jelas dari pemerintah dalam rangka mengatasi polusi udara. Bahkan, harus ada kebijakan berkelanjutan agar tidak terjadi kembali polusi udara.
Menurut dia, polusi udara Jakarta tidak dapat diatasi hanya dengan menerapkan kebijakan WFH bagi ASN. Dia kurang sepakat dengan penerapan WFH ASN tersebut.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta memberlakukan kebijakan WFH bagi ASN untuk mengurangi tingkat polusi udara, mengurai kemacetan, dan dalam rangka menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan berlangsung pada 5-7 September 2023.
"Saya kurang setuju kalau tujuannya untuk mengatasi polusi, karena penanganan polusi Jakarta tidak dapat diatasi hanya dengan WFH," kata Abdul Aziz melalui pesan singkatnya, Minggu (20/8/2023).
Menurutnya, Pemerintah Daerah (Pemda) DKI seharusnya bisa lebih menyusun langkah-langkah strategis yang terpadu dalam mengatasi masalah polusi di Ibu Kota. Pemda DKI juga diminta untuk menggandeng akademisi yang paham soal penanganan kualitas udara.
"Karena polusi Jakarta harus dikerjasamakan dengan daerah-daerah sekeliling Jakarta, seperti Depok, Bogor, Bekasi, dan Tangerang," kata Aziz.
Aziz menilai bahwa harus juga ada target yang jelas dari pemerintah dalam rangka mengatasi polusi udara. Bahkan, harus ada kebijakan berkelanjutan agar tidak terjadi kembali polusi udara.