Kado HUT Ke-78 RI, UI Sabet Juara Lomba Bisnis Teknologi Medis di Thailand

Selasa, 15 Agustus 2023 - 14:31 WIB
loading...
Kado HUT Ke-78 RI, UI...
Tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengalahkan tim mahasiswa ASEAN dalam kompetisi internasional Service Design Solution Competition 2023 dari Siriraj Hospital dan Mahidol University International College. Foto: Ist
A A A
JAKARTA - Tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengalahkan tim mahasiswa ASEAN dalam kompetisi internasional Service Design Solution Competition 2023 dari Siriraj Hospital dan Mahidol University International College.

Tim yang dikenal dengan nama The Makara tersebut berjumlah 4 mahasiswa UI yakni dari FISIP UI atas nama Aisya Jenina, FK UI atas nama Novanza Natasaputra, FEB UI atas nama Ahmad Rafi, dan FMIPA UI atas nama Farrah Nabilla. Mereka telah membuktikan bahwa kolaborasi antar disiplin ilmu memiliki daya magisnya sendiri.

Tim lintas fakultas ini merancang dan mempresentasikan ide inovasi aplikasi yang menjembatani antara teknologi medis dan perawatan pasien lansia. Melalui sistem AI yang dapat mempersonalisasi modalitas perawatan dan manajemen nyeri kronik bagi setiap individu lansia di rumah sakit yang diberi nama "Nawasena" yang berarti "jalan menuju kebahagiaan."

Direktur Kemahasiswaan UI Badrul Munir mengaku bangga dengan keberhasilan perwakilan mahasiswa UI. “Prestasi ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi lintas fakultas dan multidisiplin dapat menghasilkan ide dan inovasi luar biasa," ujar Badrul Munir, Selasa (15/8/2023).

Wakil Dekan 1 FISIP UI Nurul Isnaeni yang menjadi salah satu dosen pendamping mengatakan, mahasiswa tersebut merupakan teladan inspiratif bagi mahasiswa Indonesia lainnnya.

"Kolaborasi, kerja cerdas, dan ide inovasi "The Makara" ini muncul karena Siriraj Hospital dan Mahidol University International College sebagai host kompetisi internasional Service Design Solution Competition 2023 memiliki panti wreda atau griya lansia," kata Nurul.

Sebagai informasi, terdapat data yang mencengangkan 95 persen lansia di Thailand menderita penyakit kronis dan 73 persen di antaranya berhubungan dengan nyeri. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kualitas hidup mereka, tapi juga membuat mereka kehilangan kemandirian.

Salah satu fitur penting dari proyek ini adalah penggunaan alat wearable cerdas yang mampu memantau tanda-tanda vital serta faktor-faktor lain yang penting untuk perawatan nyeri kronik pada lansia.

Dengan demikian, setiap rencana perawatan yang disusun oleh sistem AI ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien lansia secara akurat dan dalam waktu nyata.

Komisioner Konsil Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) dan juga Pengajar FIA UI Rachma Fitriati juga mengapresiasi pemilihan topik yang secara jitu menyasar isu elderly people (lansia) pada perlombaan di Thailand sebagai negara yang telah menunjukkan keberhasilan kinerja dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui pendekatan kesmas yang komprehensif, fokus pencegahan, dan terpadu.

Rachma menilai ”The Makara” mampu menghadirkan solusi inovatif untuk tantangan bagi tenaga kesehatan dan tenaga medis dalam memberikan layanan kesehatan yang terbaik bagi lansia. "The Makara” berhasil menciptakan Nawasena, Bright Future, Pain Friendly, sebuah ide inovasi aplikasi AI yang memadukan kecerdasan buatan dengan perawatan medis di Thailand.

"Tidak mengherankan, dalam kompetisi ketat tim ini berhasil menarik perhatian para juri dengan inovasi yang mereka tawarkan, termasuk fitur-fitur seperti deteksi level nyeri, jadwal latihan fisik lansia yang terpersonalisasi berbasis bukti medis, serta pengecekan tanda vital," ujarnya.

Dubes Indonesia untuk Kerajaan Thailand Rachmat Budiman yang menerima mahasiswa UI di KBRI Bangkok menyampaikan kebanggaan atas prestasi yang telah ditorehkan mahasiswa Indonesia mengalahkan mahasiswa ASEAN.

“Kado istimewa bagi perayaan Kemerdekaan Indonesia yang ke-78. Prestasi gemilang ini tidak hanya bermakna sebagai pencapaian, tetapi juga bentuk apresiasi generasi muda kepada senior citizen yang menginspirasi. Penduduk lansia sesungguhnya, ‘penyangga pembangunan’ karena para lansia dengan kematangan pola hidup dan pikirnya merupakan 'penjaga nilai' menjadi tuntunan hidup antargenerasi," ungkapnya.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1941 seconds (0.1#10.140)