Deretan Gubernur DKI Jakarta Lulusan ABRI

Selasa, 15 Agustus 2023 - 15:07 WIB
loading...
Deretan Gubernur DKI Jakarta Lulusan ABRI
Balai Kota DKI Jakarta, tempat Gubernur DKI Jakarta berkantor. Foto/SINDOphoto/Dok
A A A
JAKARTA - Sebelum era reformasi seluruh kepala daerah provinsi ditunjuk langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta , yang sosoknya ditunjuk Presiden dan umumnya berasal dari kalangan militer.

Di Jakarta, Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pertama yang merupakan hasil proses pemilihan kepala daerah (Pilkada) secara langsung ialah Fauzi Bowo-Prijanto pada peridode 2007-2012.


Sebelum era Fauzi Bowo-Prijanto, Gubernur DKI Jakarta diisi oleh sosok yang berasal dari militer. Sejumlah perwira tinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sekarang ini disebut Tentara Nasional Indonesia (TNI) dipercaya memimpin Ibu Kota.

Berikut deretan Gubernur DKI Jakarta yang berasal dari militer:

1. Sutiyoso


Letjen TNI (Purn) Sutiyoso atau Bang Yos menjabat Gubernur DKI selama dua periode yaitu 1997-2002 dan 2002-2007. Selama berkarier di militer, Bang Yos menjabat Asisten Personel, Asisten Operasi, dan Wakil Komandan Jenderal Kopassus pada tahun 1988-1992.

Tahun 1994, Sutiyoso terpilih sebagai komandan resimen terbaik ketika menjabat sebagai Kepala Staf Kodam Jaya kemudian menjadi Pangdam Jaya (1996-1997).

Sutiyoso dikenal sebagai sosok kontroversial lantaran membangun busway atau bus Transjakarta. Kebijakan mengatasi kemacetan dan mengurangi kendaraan pribadi agar beralih ke transportasi massal ini sempat diprotes banyak orang.

Namun, Bang Yos jalan terus pada pendiriannya dengan mengembangkan busway.

2. Soerjadi Soedirdja


Letjen TNI (Purn) Soerjadi Soedirdja merupakan Gubernur DKI dari kalangan militer yang menjabat selama 1992-1997. Lulusan Akademi Militer 1962 ini pernah bertugas sebagai Kasdam IV Diponegoro Jawa Tengah (1986-1988), Pangdam Jaya hingga 1990.

Terakhir, Soerjadi menjadi Asisten Sospol ABRI hingga 1992. Menjabat Gubernur DKI, Soerjadi membangun rumah susun, memperbanyak kawasan hijau, serta membangun jejaring jalan tol dalam kota dan luar kota.

Dia juga berinisiasi membangun proyek kereta bawah tanah.

3. Wiyogo Atmodarminto


Letjen TNI (Purn) Wiyogo Atmodarminto atau Bang Wi adalah Gubernur DKI periode 1987-1992. Sebelum jadi gubernur, Bang Wi pernah menjabat Panglima Kowilhan II tahun 1981-1983 dan Panglima Kostrad (1978-1980) dengan pangkat Letjen TNI.

Dia juga pernah terlibat dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Pria kelahiran 22 November 1922 ini dikenal sebagai gubernur yang terbuka dan disiplin.

Bang Wi menerapkan konsep BMW yaitu Bersih, Manusiawi, dan Wibawa untuk mengatasi berbagai masalah di Jakarta.
Kebijakan paling kontroversial yakni penghapusan becak dari jalanan Jakarta. Bang Wi menganggap becak sebagai penyebab kemacetan dan transportasi kuno.

4. Soeprapto


Letjen TNI (Purn) Raden Soeprapto adalah Gubernur DKI periode 1982-1987. Selama berkarier di militer, dia pernah menjabat Komandan Pasukan Infanteri, Wakil Komandan Batalyon, hingga Pangdam XVII Udayana.

Konsep yang digunakan Soeprapto saat menjabat Gubernur DKI yakni stabilitas, keamanan, dan ketertiban. Dia juga meluncurkan Master Plan DKI Jakarta untuk periode 1985-2005 yang kini dikenal Rencana Umum Tata Ruang dan Rencana Bagian Wilayah Kota.

Kemudian, upaya Soeprapto yang paling terkenal yaitu gagasannya membangun Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Cengkareng, Jakarta Barat yang kini masuk wilayah Tangerang, Banten.

5. Tjokropranolo


Letjen TNI (Purn) Tjokropranolo menjadi Gubernur DKI periode 1977-1982. Saat berkiprah di dunia militer, Tjokropranolo pernah bertugas sebagai pengawal pribadi Jenderal Besar Soedirman.

Dia ikut bergerilya bersama Soedirman untuk memperjuangkan kemerdekaan. Tidak hanya di medan perang, Tjokropranolo juga bertugas di balik layar seperti kepala intelijen dalam berbagai konflik dan sekretaris militer untuk Presiden.

Ketika menjabat Gubernur DKI, dia mengalokasikan ratusan tempat untuk para pedagang kecil dan sering mengunjungi berbagai pabrik untuk mengecek kesejahteraan buruh.

Pada 29 Agustus 1977, dia meresmikan kembali Kereta Api Jabodetabek yang hampir 20 tahun tidak beroperasi di Jakarta. Sebanyak 24 kereta rel disel (KRD) dan 20 kereta rel listrik (KRL) beroperasi setiap harinya dengan tarif Rp50 per orang saat itu.

6. Ali Sadikin


Letjen KKO (Purn) Ali Sadikin merupakan Gubernur DKI dua periode yakni 1966-1972 dan 1972-1977. Ali Sadikin sebelumnya aktif di Korps Komando TNI Angkatan Laut (AL).

Semasa menjabat, Bang Ali melakukan banyak perubahan pada wajah Ibu Kota, mulai dari pembangunan Kebun Binatang Ragunan, Taman Ismail Marzuki (TIM), Taman Ria Monas, dan pelestarian budaya Betawi di kawasan Condet.

Kiprah Bang Ali di luar Gubernur DKI juga mumpuni yakni Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja dan Menteri Koordinator Kompartemen Maritim (Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora).

7. Soemarno Sosroatmodjo


Brigjen TNI (Purn) Soemarno Sosroatmodjo menjabat Gubernur DKI selama dua periode yakni 1960-1964 dan 1965-1966. Di bidang militer, pria kelahiran Jember, 24 April 1911 ini adalah dokter yang kerap bertugas di wilayah pelosok.

Ketika memimpin Jakarta, dia juga merangkap sebagai Menteri Dalam Negeri. Tugas berat Soemarno saat itu menjadi tuan rumah ajang Asian Games 1962 di Jakarta.

Pembangunan berbagai fasilitas dikebut demi kelancaran pekan olahraga terbesar di Asia tersebut. Soemarno pun dihadapkan permasalahan kebutuhan tempat tinggal warga.

Untuk mengatasinya, dia menggagas program rumah minimum yang menyasar masyarakat menengah ke bawah.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1793 seconds (0.1#10.140)