Rupawan dan Beringas, Gaya Kasat Reskrim Polres Jakbar Teuku Arsya Ungkap Komplotan Penjahat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di balik parasnya yang rupawan, tak kenal kompromi menjadi motto Teuku Arsya Khadafi. Pria yang kini menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat itu malang melintang di dunia reserse.
Sejak lulus dari Akpol 2003, Arsya yang ditempatkan di Polwiltabes Surabaya, Polda Jatim langsung ditugaskan di unit Jatanras. Di sana beragam kasus kejahatan jalanan berhasil terungkap.
“Banyak perampokan perumahan. Kebanyakan pelaku dari Jakarta dan Sumatera,” ujar Arsya menceritakan awal kariernya di dunia reserse, Rabu (29/7/2020). (Baca juga: Korsleting Listrik Diduga Penyebab Kebakaran di RS Polri)
Arsya pernah menggegerkan dunia maya saat peristiwa bom Thamrin 2016 lalu. Arsya yang kala itu masih menjabat salah satu kanit di Resmob Polda Metro Jaya mencuri perhatian setelah fotonya memegang senpi viral di media sosial. Namanya mulai diburu sejumlah netizen, khususnya kaum hawa.
Arsya mengungkapkan dirinya ke Thamrin setelah informasi ledakan terjadi. Bersama dua anggota, dia bergerak ke kawasan segitiga emas Jakarta itu. Di sana dua bom meledak dan melukai beberapa anggota polisi.
Baku tembak terjadi. Arsya yang turun dari mobil langsung bergabung dengan sejumlah polisi lainnya. Upaya melumpuhkan teroris dilakukan dengan mendesak dan memojokkan pelaku yang tersisa. “Pas bom Thamrin bukan hanya saya yang menembak, tapi anggota di sana juga berjibaku memojokkan pelaku,” ucapnya.
Selama di Polda Metro Jaya, Arsya telah mengungkap beberapa kejahatan jalanan lainnya, mulai dari begal, jambret, hingga kasus pembunuhan.
Rampok Cilincing
Dari sekian banyak kasus yang ditangani. Arsya menyebut kasus perampokan dan pembunuhan ibu dan anak balita di Cilincing tahun 2015 menjadi peristiwa yang paling diingat.
Sempat dibuat kurang tidur lantaran penyelidikan, dia berhasil mengungkap kasus yang dilakukan residivis narkoba, Heri. Di awal kasus pikiran Arsya sempat dibuat tak tenang setelah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian meminta untuk mengungkap kasus itu paling lama seminggu. (Baca juga: Polisi Ringkus Penyebar Video Laundry Baju Tentara China, Ini Motif Pelaku)
“Awalnya saya pikir pembunuhan karena dilakukan secara sadis dan seperti dendam. Tapi, setelah pelaku tertangkap terbongkar motif sebenarnya yaitu perampokan,” ujar Arsya.
Menurut dia, terbongkarnya kasus itu tak lepas dari kejeliannya dalam mengamati tempat kejadian perkara (TKP). Selama tiga hari setelah pembunuhan, dia dan anggota bolak balik mendatangi lokasi. Pengamatan menyeluruh dilakukan dirinya dengan mencari petunjuk, termasuk keterangan keluarga korban yang disisir satu persatu.
“Alhamdulillah hari kelima pelaku bisa tertangkap. Setelah itu kami selidiki motif, case close,” kata Arsya. (Baca juga: BNN Putuskan Artis Catherine Wilson Direhabilitasi)
Kini setelah malang melintang menduduki jabatan penting termasuk Ajudan Kapolda Metro Jaya tahun 2019 kini Arsya dipercaya menjadi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat.
Sekalipun kini dia bisa duduk santai di belakang meja ruang kasat, namun peraih serdik, naskap, dan kepribadian terbaik Sespimmen 57 tahun 2017 memilih tetap terjun ke lapangan bersama sejumlah anggota. Dalam beberapa kasus besar dia terlihat memimpin langsung anggota di tempat kejadian perkara.
“Tak ada kejahatan yang sempurna, makanya perlu cek TKP. Saya yakin 90 persen pengungkapan kejahatan dimulai dari TKP,” ujarnya.
Dari cek TKP ini, Satreskrim Polres Jakarta Barat tak perlu lama membongkar sejumlah kasus kejahatan seperti perampokan toko emas di Kembangan dan Taman Sari serta jual beli senjata ilegal.
Sejak lulus dari Akpol 2003, Arsya yang ditempatkan di Polwiltabes Surabaya, Polda Jatim langsung ditugaskan di unit Jatanras. Di sana beragam kasus kejahatan jalanan berhasil terungkap.
“Banyak perampokan perumahan. Kebanyakan pelaku dari Jakarta dan Sumatera,” ujar Arsya menceritakan awal kariernya di dunia reserse, Rabu (29/7/2020). (Baca juga: Korsleting Listrik Diduga Penyebab Kebakaran di RS Polri)
Arsya pernah menggegerkan dunia maya saat peristiwa bom Thamrin 2016 lalu. Arsya yang kala itu masih menjabat salah satu kanit di Resmob Polda Metro Jaya mencuri perhatian setelah fotonya memegang senpi viral di media sosial. Namanya mulai diburu sejumlah netizen, khususnya kaum hawa.
Arsya mengungkapkan dirinya ke Thamrin setelah informasi ledakan terjadi. Bersama dua anggota, dia bergerak ke kawasan segitiga emas Jakarta itu. Di sana dua bom meledak dan melukai beberapa anggota polisi.
Baku tembak terjadi. Arsya yang turun dari mobil langsung bergabung dengan sejumlah polisi lainnya. Upaya melumpuhkan teroris dilakukan dengan mendesak dan memojokkan pelaku yang tersisa. “Pas bom Thamrin bukan hanya saya yang menembak, tapi anggota di sana juga berjibaku memojokkan pelaku,” ucapnya.
Selama di Polda Metro Jaya, Arsya telah mengungkap beberapa kejahatan jalanan lainnya, mulai dari begal, jambret, hingga kasus pembunuhan.
Rampok Cilincing
Dari sekian banyak kasus yang ditangani. Arsya menyebut kasus perampokan dan pembunuhan ibu dan anak balita di Cilincing tahun 2015 menjadi peristiwa yang paling diingat.
Sempat dibuat kurang tidur lantaran penyelidikan, dia berhasil mengungkap kasus yang dilakukan residivis narkoba, Heri. Di awal kasus pikiran Arsya sempat dibuat tak tenang setelah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian meminta untuk mengungkap kasus itu paling lama seminggu. (Baca juga: Polisi Ringkus Penyebar Video Laundry Baju Tentara China, Ini Motif Pelaku)
“Awalnya saya pikir pembunuhan karena dilakukan secara sadis dan seperti dendam. Tapi, setelah pelaku tertangkap terbongkar motif sebenarnya yaitu perampokan,” ujar Arsya.
Menurut dia, terbongkarnya kasus itu tak lepas dari kejeliannya dalam mengamati tempat kejadian perkara (TKP). Selama tiga hari setelah pembunuhan, dia dan anggota bolak balik mendatangi lokasi. Pengamatan menyeluruh dilakukan dirinya dengan mencari petunjuk, termasuk keterangan keluarga korban yang disisir satu persatu.
“Alhamdulillah hari kelima pelaku bisa tertangkap. Setelah itu kami selidiki motif, case close,” kata Arsya. (Baca juga: BNN Putuskan Artis Catherine Wilson Direhabilitasi)
Kini setelah malang melintang menduduki jabatan penting termasuk Ajudan Kapolda Metro Jaya tahun 2019 kini Arsya dipercaya menjadi Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat.
Sekalipun kini dia bisa duduk santai di belakang meja ruang kasat, namun peraih serdik, naskap, dan kepribadian terbaik Sespimmen 57 tahun 2017 memilih tetap terjun ke lapangan bersama sejumlah anggota. Dalam beberapa kasus besar dia terlihat memimpin langsung anggota di tempat kejadian perkara.
“Tak ada kejahatan yang sempurna, makanya perlu cek TKP. Saya yakin 90 persen pengungkapan kejahatan dimulai dari TKP,” ujarnya.
Dari cek TKP ini, Satreskrim Polres Jakarta Barat tak perlu lama membongkar sejumlah kasus kejahatan seperti perampokan toko emas di Kembangan dan Taman Sari serta jual beli senjata ilegal.
(jon)