5 Fakta LRT Jabodebek yang Akan Diuji Coba 12 Juli 2023
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kereta Api Ringan atau Light Rail Transit (LRT)) Jabodebek dijadwalkan mulai diuji coba pada Rabu 12 Juli 2023. Sementara operasional penuh akan dimulai 18 Agustus 2023.
LRT Jabodebek dibangun bertujuan untuk menekan kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Jagorawi. Oleh karena itu, LRT ini terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek).
LRT Jabodebek mengusung konsep transportasi umum yang aman, nyaman, dan terjangkau, sehingga diharapkan dapat memicu pengendara kendaraan pribadi beralih ke moda transportasi umum.
Terdapat sejumlah fakta menarik LRT Jabodebek. Berikut beberapa fakta menarik LRT Jabodebek yang dirangkum, Selasa (11/7/2023):
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut teknologi yang dimiliki LRT Jabodebek ini lebih canggih dibandingkan MRT Jakarta maupun LRT Sumatera Selatan.
LRT Jabodebek menggunakan teknologi generasi ke-3 atau Grade of Automation (GoA) Level 3. Dengan teknologi LRT Jabodebek dapat dioperasikan tanpa masinis dan bisa mengatur jarak antarkereta dengan tetap konstan.
Penerapan teknologi GoA level 3 pada LRT Jabodebek ini menjadi terobosan baru yang dihadirkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dalam menyediakan sistem transportasi perkeretaapian yang inovatif namun tetap mengedepankan aspek keselamatan.
Dirjen Perkeretaapian Zulfikri mengatakan, LRT Jabodebek didesign dengan menggunakan sistem persinyalan CBTC (Communication Based Train Control) yang di dalamnya disematkan teknologi GoA Level 3, sehingga akan meningkatkan efektivitas headway management antar kereta sekaligus meningkatkan frekuensi perjalanan atau transport rate hingga 30%.
“Penerapan GoA Level 3 akan membuat pergerakan, kecepatan dan waktu berhenti LRT dapat dioperasikan secara otomatis, khususnya dalam menjaga jarak aman, sehingga membuat headway akan lebih singkat dan efisien," katanya.
Meskipun dalam pengoperasiannya sudah otomatis dan driverless atau tanpa masinis, akan tetapi sebagai langkah mitigasi dalam kondisi critical dan emergency, LRT Jabodebek menugaskan train attendant yang membantu proses pengoperasian, khususnya apabila sewaktu-waktu terjadi disrupsi.
LRT Jabodebek sebagai moda transportasi baru akan melayani masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Rute LRT Jabodebek melintasi dua provinsi yakni DKI Jakarta dan Jawa Barat; serta lima kota, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Depok, dan Bekasi.
LRT Jabodebek memiliki 18 titik pemberhentian dengan total panjang lintasan mencapai 44,4 km. Dari jumlah stasiun yang ada, LRT memiliki lebih banyak stasiun dibandingkan MRT yang saat ini hanya melayani 13 titik pemberhentian.
Berikut rute LRT Jabodebek:
-Rute Cawang-Cibubur
-Rute Cawang-Dukuh Atas
-Rute Cawang-Bekasi Timur
Daftar 18 Stasiun LRT Jabodebek:
1. Dukuh Atas
2. Stasiun Setiabudi
3. Stasiun Rasuna Said
4. Stasiun Kuningan
5. Stasiun Pancoran
6. Stasiun Cikoko
7. Stasiun Ciliwung
8. Stasiun Cawang
9. Stasiun TMII
10. Stasiun Kampung Rambutan
11. Stasiun Ciracas
12. Stasiun Harjamukti
13. Stasiun Halim
14. Stasiun Jatibening Baru
15. Stasiun Cikunir I
16. Stasiun Cikunir II
17. Stasiun Bekasi Barat
18. Stasiun Jatimulya
LRT Jabodebek merupakan karya anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 65 persen. Bahkan Kementerian Riset dan Teknologi awalnya mendorong agar penggunaan tingkat komponen dalam negeri untuk pembuatan dan pengembangan LRT Jabodebek mencapai 100 persen.
LRT Jabodebek menggunakan rangkaian kereta yang diproduksi oleh PT INKA. Kontrak pembuatan rangkaian kereta ini ditandatangani tanggal 18 Januari 2018. LRT Jabodebek memesan 31 rangkaian dengan 6 kereta di setiap rangkaiannya, sehingga total ada 186 unit kereta.
Kereta LRT Jabodebek menggunakan lebar gandar 1.435 mm dengan sumber listrik disalurkan melalui rel ketiga. Setiap rangkaian dapat mengangkut hingga 740 penumpang ketika normal dan hingga 1.300–1.500 penumpang dalam kondisi padat.
Pembangunan konstruksi jembatan LRT Jabodebek menggunakan LRB atau Bantalan Karet Inti Timbal. Konstruksi ini merupakan komponen infrastruktur yang berfungsi sebagai seismic isolator atau peredam gempa, karena memiliki kemampuan redaman yang tinggi. Dengan komponen ini, gempa tidak akan terlalu terasa.
LRT Jabodebek juga menggunakan teknologi U-Shape Girder sebagai pondasi stuktur bangunan. Teknologi U – Shape Girder merupakan gelagar dengan cetakan beton berbentuk huruf U. U- Shape Girder memiliki keunikan dibandingkan dengan girder lainnya, yakni bentuknya tipis dan ramping.
U- Shape Girder ini untuk pertama kalinya digunakan di Indonesia yang diproduksi Pabrik Precast milik PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Teknologi yang diadopsi dari Perancis ini memiliki beberapa keuntungan. Salah satunya kecepatan dalam proses pembangunan. Hal ini tentu sangat efisien dalam waktu dan biaya, sehingga dalam proses pembangunan tidak perlu memakan waktu lama.
LRT Jabodebek dibuat dengan sepenuhnya menggunakan jalur layang atau elevated. Tidak ada jalur melintasi bawah atau di atas permukaan tanah langsung. Pertimbangan jalur LRT Jabodebek dibuat sepenuhnya melayang yakni kemacetan dan keamanan.
Jalur melayang tidak menganggu arus lalu lintas yang sudah ada. Dengan jalur LRT juga bisa meminimalisir resiko tabrakan dengan kendaraan lain.
LRT Jabodebek terdiri atas tiga lintas pelayanan, yakni lintas pelayanan Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur. Sebagian besar ruas dari ketiga lintas pelayanan dalam tahap satu memiliki rute yang berada di tepi jalan tol dengan konstruksi layang.
LRT Jabodebek dibangun bertujuan untuk menekan kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Jagorawi. Oleh karena itu, LRT ini terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek).
LRT Jabodebek mengusung konsep transportasi umum yang aman, nyaman, dan terjangkau, sehingga diharapkan dapat memicu pengendara kendaraan pribadi beralih ke moda transportasi umum.
Terdapat sejumlah fakta menarik LRT Jabodebek. Berikut beberapa fakta menarik LRT Jabodebek yang dirangkum, Selasa (11/7/2023):
1. Teknologi LRT Jabodebek Lebih Canggih dari MRT Jakarta
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut teknologi yang dimiliki LRT Jabodebek ini lebih canggih dibandingkan MRT Jakarta maupun LRT Sumatera Selatan.
LRT Jabodebek menggunakan teknologi generasi ke-3 atau Grade of Automation (GoA) Level 3. Dengan teknologi LRT Jabodebek dapat dioperasikan tanpa masinis dan bisa mengatur jarak antarkereta dengan tetap konstan.
Penerapan teknologi GoA level 3 pada LRT Jabodebek ini menjadi terobosan baru yang dihadirkan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub dalam menyediakan sistem transportasi perkeretaapian yang inovatif namun tetap mengedepankan aspek keselamatan.
Dirjen Perkeretaapian Zulfikri mengatakan, LRT Jabodebek didesign dengan menggunakan sistem persinyalan CBTC (Communication Based Train Control) yang di dalamnya disematkan teknologi GoA Level 3, sehingga akan meningkatkan efektivitas headway management antar kereta sekaligus meningkatkan frekuensi perjalanan atau transport rate hingga 30%.
“Penerapan GoA Level 3 akan membuat pergerakan, kecepatan dan waktu berhenti LRT dapat dioperasikan secara otomatis, khususnya dalam menjaga jarak aman, sehingga membuat headway akan lebih singkat dan efisien," katanya.
Meskipun dalam pengoperasiannya sudah otomatis dan driverless atau tanpa masinis, akan tetapi sebagai langkah mitigasi dalam kondisi critical dan emergency, LRT Jabodebek menugaskan train attendant yang membantu proses pengoperasian, khususnya apabila sewaktu-waktu terjadi disrupsi.
2. LRT Jabodebek Melayani 2 Provinsi dan 5 Kota
LRT Jabodebek sebagai moda transportasi baru akan melayani masyarakat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi. Rute LRT Jabodebek melintasi dua provinsi yakni DKI Jakarta dan Jawa Barat; serta lima kota, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, dan Depok, dan Bekasi.
LRT Jabodebek memiliki 18 titik pemberhentian dengan total panjang lintasan mencapai 44,4 km. Dari jumlah stasiun yang ada, LRT memiliki lebih banyak stasiun dibandingkan MRT yang saat ini hanya melayani 13 titik pemberhentian.
Berikut rute LRT Jabodebek:
-Rute Cawang-Cibubur
-Rute Cawang-Dukuh Atas
-Rute Cawang-Bekasi Timur
Daftar 18 Stasiun LRT Jabodebek:
1. Dukuh Atas
2. Stasiun Setiabudi
3. Stasiun Rasuna Said
4. Stasiun Kuningan
5. Stasiun Pancoran
6. Stasiun Cikoko
7. Stasiun Ciliwung
8. Stasiun Cawang
9. Stasiun TMII
10. Stasiun Kampung Rambutan
11. Stasiun Ciracas
12. Stasiun Harjamukti
13. Stasiun Halim
14. Stasiun Jatibening Baru
15. Stasiun Cikunir I
16. Stasiun Cikunir II
17. Stasiun Bekasi Barat
18. Stasiun Jatimulya
3. LRT Jabodebek Gunakan Komponen Dalam Negeri
LRT Jabodebek merupakan karya anak bangsa dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih dari 65 persen. Bahkan Kementerian Riset dan Teknologi awalnya mendorong agar penggunaan tingkat komponen dalam negeri untuk pembuatan dan pengembangan LRT Jabodebek mencapai 100 persen.
LRT Jabodebek menggunakan rangkaian kereta yang diproduksi oleh PT INKA. Kontrak pembuatan rangkaian kereta ini ditandatangani tanggal 18 Januari 2018. LRT Jabodebek memesan 31 rangkaian dengan 6 kereta di setiap rangkaiannya, sehingga total ada 186 unit kereta.
Kereta LRT Jabodebek menggunakan lebar gandar 1.435 mm dengan sumber listrik disalurkan melalui rel ketiga. Setiap rangkaian dapat mengangkut hingga 740 penumpang ketika normal dan hingga 1.300–1.500 penumpang dalam kondisi padat.
4. LRT Jabodebek Gunakan Konstruksi Anti-Gempa
Pembangunan konstruksi jembatan LRT Jabodebek menggunakan LRB atau Bantalan Karet Inti Timbal. Konstruksi ini merupakan komponen infrastruktur yang berfungsi sebagai seismic isolator atau peredam gempa, karena memiliki kemampuan redaman yang tinggi. Dengan komponen ini, gempa tidak akan terlalu terasa.
LRT Jabodebek juga menggunakan teknologi U-Shape Girder sebagai pondasi stuktur bangunan. Teknologi U – Shape Girder merupakan gelagar dengan cetakan beton berbentuk huruf U. U- Shape Girder memiliki keunikan dibandingkan dengan girder lainnya, yakni bentuknya tipis dan ramping.
U- Shape Girder ini untuk pertama kalinya digunakan di Indonesia yang diproduksi Pabrik Precast milik PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Teknologi yang diadopsi dari Perancis ini memiliki beberapa keuntungan. Salah satunya kecepatan dalam proses pembangunan. Hal ini tentu sangat efisien dalam waktu dan biaya, sehingga dalam proses pembangunan tidak perlu memakan waktu lama.
5. Jalur LRT Jabodebek Full Elevated
LRT Jabodebek dibuat dengan sepenuhnya menggunakan jalur layang atau elevated. Tidak ada jalur melintasi bawah atau di atas permukaan tanah langsung. Pertimbangan jalur LRT Jabodebek dibuat sepenuhnya melayang yakni kemacetan dan keamanan.
Jalur melayang tidak menganggu arus lalu lintas yang sudah ada. Dengan jalur LRT juga bisa meminimalisir resiko tabrakan dengan kendaraan lain.
LRT Jabodebek terdiri atas tiga lintas pelayanan, yakni lintas pelayanan Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur. Sebagian besar ruas dari ketiga lintas pelayanan dalam tahap satu memiliki rute yang berada di tepi jalan tol dengan konstruksi layang.
(thm)