Perpustakaan Nasional di Jakarta: Harta Karun Pengetahuan, Budaya, Sejarah yang Dibangun Tahun 1778
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Jakarta merupakan institusi kaya akan pengetahuan, harta karun budaya, dan sejarah. Perpusnas juga lembaga sentral dalam dunia perpustakaan di Indonesia.
Perpusnas berperan penting dalam menjaga, menyimpan, dan menyebarkan pengetahuan sekaligus kekayaan intelektual bangsa. Sejarah Perpusnas berawal dari didirikannya Bataviaasch Genootchap pada 24 April 1778.
Perpustakaan ini bertujuan mendokumentasikan dan menyimpan koleksi buku dan publikasi kolonial Belanda di Hindia Belanda. Perpusnas ternyata juga memiliki peran pada masa kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1945, Perpusnas berperan melayani kebutuhan bangsa yang merdeka. Perpustakaan berfokus pada pengumpulan, pemeliharaan, dan penyebaran bahan pustaka yang mencerminkan kekayaan budaya dan peradaban Indonesia.
Pada 1980, Perpusnas dipindahkan ke gedung baru di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Gedung modern ini didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan dan pengelolaan koleksi perpustakaan yang semakin berkembang.
Fasilitas yang diperbarui dan teknologi terkini memungkinkan Perpusnas memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. Koleksi perpustakaan meliputi berbagai jenis bahan seperti naskah-naskah kuno, arsip sejarah, foto, peta, rekaman suara, hingga berbagai bentuk media lainnya.
Koleksi ini merupakan harta karun intelektual yang memuat cerita-cerita berharga tentang sejarah sekaligus kebudayaan dan identitas bangsa Indonesia. Perpusnas telah mengalami perkembangan signifikan sejak awal pendiriannya.
Pada awal 1987, Perpusnas telah direnovasi dan sebagian gedung selesai dikerjakan. Hal ini memungkinkan pimpinan dan staf dari tiga bidang (kecuali bidang koleksi) untuk pindah ke lokasi tersebut.
Kompleks baru ini secara resmi dibuka pada 11 Maret 1989 yang ditandai dengan penandatanganan prasasti marmer oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto.
Perpusnas berperan penting dalam menjaga, menyimpan, dan menyebarkan pengetahuan sekaligus kekayaan intelektual bangsa. Sejarah Perpusnas berawal dari didirikannya Bataviaasch Genootchap pada 24 April 1778.
Perpustakaan ini bertujuan mendokumentasikan dan menyimpan koleksi buku dan publikasi kolonial Belanda di Hindia Belanda. Perpusnas ternyata juga memiliki peran pada masa kemerdekaan Indonesia.
Pada tahun 1945, Perpusnas berperan melayani kebutuhan bangsa yang merdeka. Perpustakaan berfokus pada pengumpulan, pemeliharaan, dan penyebaran bahan pustaka yang mencerminkan kekayaan budaya dan peradaban Indonesia.
Pada 1980, Perpusnas dipindahkan ke gedung baru di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Gedung modern ini didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan dan pengelolaan koleksi perpustakaan yang semakin berkembang.
Fasilitas yang diperbarui dan teknologi terkini memungkinkan Perpusnas memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. Koleksi perpustakaan meliputi berbagai jenis bahan seperti naskah-naskah kuno, arsip sejarah, foto, peta, rekaman suara, hingga berbagai bentuk media lainnya.
Koleksi ini merupakan harta karun intelektual yang memuat cerita-cerita berharga tentang sejarah sekaligus kebudayaan dan identitas bangsa Indonesia. Perpusnas telah mengalami perkembangan signifikan sejak awal pendiriannya.
Pada awal 1987, Perpusnas telah direnovasi dan sebagian gedung selesai dikerjakan. Hal ini memungkinkan pimpinan dan staf dari tiga bidang (kecuali bidang koleksi) untuk pindah ke lokasi tersebut.
Kompleks baru ini secara resmi dibuka pada 11 Maret 1989 yang ditandai dengan penandatanganan prasasti marmer oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto.