Perpustakaan Nasional di Jakarta: Harta Karun Pengetahuan, Budaya, Sejarah yang Dibangun Tahun 1778

Minggu, 02 Juli 2023 - 19:56 WIB
loading...
Perpustakaan Nasional...
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Jakarta merupakan institusi kaya akan pengetahuan, harta karun budaya, dan sejarah. Perpusnas juga lembaga sentral dalam dunia perpustakaan di Indonesia. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) di Jakarta merupakan institusi kaya akan pengetahuan, harta karun budaya, dan sejarah. Perpusnas juga lembaga sentral dalam dunia perpustakaan di Indonesia.

Perpusnas berperan penting dalam menjaga, menyimpan, dan menyebarkan pengetahuan sekaligus kekayaan intelektual bangsa. Sejarah Perpusnas berawal dari didirikannya Bataviaasch Genootchap pada 24 April 1778.

Perpustakaan ini bertujuan mendokumentasikan dan menyimpan koleksi buku dan publikasi kolonial Belanda di Hindia Belanda. Perpusnas ternyata juga memiliki peran pada masa kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 1945, Perpusnas berperan melayani kebutuhan bangsa yang merdeka. Perpustakaan berfokus pada pengumpulan, pemeliharaan, dan penyebaran bahan pustaka yang mencerminkan kekayaan budaya dan peradaban Indonesia.



Pada 1980, Perpusnas dipindahkan ke gedung baru di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Gedung modern ini didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan dan pengelolaan koleksi perpustakaan yang semakin berkembang.

Fasilitas yang diperbarui dan teknologi terkini memungkinkan Perpusnas memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. Koleksi perpustakaan meliputi berbagai jenis bahan seperti naskah-naskah kuno, arsip sejarah, foto, peta, rekaman suara, hingga berbagai bentuk media lainnya.

Koleksi ini merupakan harta karun intelektual yang memuat cerita-cerita berharga tentang sejarah sekaligus kebudayaan dan identitas bangsa Indonesia. Perpusnas telah mengalami perkembangan signifikan sejak awal pendiriannya.

Pada awal 1987, Perpusnas telah direnovasi dan sebagian gedung selesai dikerjakan. Hal ini memungkinkan pimpinan dan staf dari tiga bidang (kecuali bidang koleksi) untuk pindah ke lokasi tersebut.

Kompleks baru ini secara resmi dibuka pada 11 Maret 1989 yang ditandai dengan penandatanganan prasasti marmer oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien Soeharto.

Pada 6 Maret 1989 atau lima hari sebelum peresmian kompleks telah diberi keputusan dari presiden yang menetapkan Perpusnas setelah digabungkan dengan Pusat Pembinaan Perpustakaan menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND).

Ini menjadikan Perpusnas berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Pemisahan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan juga menandakan peningkatan status kelembagaan Perpusnas.

Perpusnas terus berkembang dengan meningkatkan koleksi dan layanan kepada masyarakat. Pada Desember 1999, jumlah koleksi diperkirakan mencapai 1.100.000 dan jumlah karyawan sekitar 700 orang.

Sejalan dengan perkembangan teknologi digital, Perpusnas Indonesia telah mengadopsi perubahan untuk memberikan akses informasi yang lebih luas kepada masyarakat. Perpustakaan kini telah menggunakan platform online dan situs resminya, kemudian perpustakaan juga menyediakan akses ke koleksi digital, e-book, jurnal ilmiah, dan sumber daya elektronik.

MG/Mutia Talitha Ramadhani
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1905 seconds (0.1#10.140)