Upaya Start Up Pemula Agar Bisa Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Minggu, 26 Juli 2020 - 09:42 WIB
loading...
Upaya Start Up Pemula Agar Bisa Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19
Kegiatan training dan mentoring Start-Up Heroesdi The Breeze, BSD, Kabupaten Tangerang. Foto: SINDOnews/Hasan Kurniawan
A A A
TANGERANG - Pandemi Covid-19 membawa pengaruh yang sangat besar terhadap pelaku start up pemula di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan agar start up bisa bertahan.

Salah satunya dengan menggelar training dan mentoring Start-Up Heroes, Sabtu 25 Juli 2020. Acara yang digelar di The Breeze, BSD, Kabupaten Tangerang ini, dihadiri sejumlah pelaku starup pemula dari sejumlah wilayah di Indonesia.

Leader Nakama Connecting Start-up Heroes Temi mengatakan, setidaknya ada sebanyak 44 tim startup pemula dari seluruh wilayah Indonesia yang mengkuti pelatihan ini.

"Jadi dalam kegiatan ini, para pelaku usaha akan dipertemukan dengan pemodal atau investor. Sehingga, mereka bisa terus bertahan dimasa pandemi Covid-19 ini," kata Temi. (Baca juga: Bertahan dalam Pandemi karena Sarat Inovasi)

Para pelaku start up pemula ini, rata-rata sudah memiliki prototype produk yang siap untuk dipasarkan. Pelatihan sendiri, rencananya akan digelar selama satu bulan. Untuk kelasnya sendiri dibagi menjadi tiga.

"Nanti akan ada dibagi kedalam 8 sesi. Untuk sekali pertemuan, akan dilakukan dalam waktu seharian penuh dengan pemateri berasal dari 4 ahli asal Sinarmas Land dan dari Patamar Capital," sambung Temi lagi.

Setiap harinya, setiap tim akan didampingi oleh seorang mentor untuk dipantau perkembangannya. Nantinya, dalam satu tim start up akan terdiri dari 4 sampai 5 orang, dan akan dibagi tugasnya masing-masing.

"Setelah melakukan pelatihan penuh dan juga di bawah pengawasan mentor, para start up pemula ini baru akan dihubungkan atau dijembatani dengan pemodal," ungkapnya. (Baca juga: Pedasnya Bisnis Sambal Mampu Bertahan di Era New Normal)

Sementara itu, Tomi Hartono, pelaku start up dari Scrapiro mengatakan, pihaknya pada bidang managemen dan pendidikan anak usia sekolah tentang daur ulang sampah. Sehingga, sampah plastik lebih bermanfaat.

"Untuk pendidikan, kita bekerjasama dengan Ikatan Guru Indonesia. Jadi kita ingin mengenalkan daur ulang di pendidikan dan anak kecil tahu, bahwa sampah mana saja yang bisa didaur ulang," sambung Tomi.

Botol plastik air minum misalnya, satu botol plastik air minum, misalnya seharga Rp10 ribu. Tetapi yang digunakan untuk dikonsumsi hanya 30%, sedangkan yang 70% dibuang.

"Padahal dari botol itu, tutup botol, plastik segel, dan botol bisa diproduksi. Nilai paling tinggi itu ada pada botol yang bening. Mesin daur ulangnya juga banyak dan murah. Tetapi kita yang kurang informasi," ungkapnya.

Setelah barang didaur ulang ini, harga barang jadi lebih tinggi dari nilai pertama beli. Bahkan bisa sampai 4x lipat dari harga beli. Pihaknya berharap masyarakat bisa mengubah pola hidup menjadi lebih produktif.

"Kan pemerintah lagi stop plastik. Sebenarnya bukan stop plastik, tapi diolah. Bisa ke bank sampah juga, karena langsung punya nilai. Nanti bisa untuk pulsa Opo, Gojek," tukasnya.
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2569 seconds (0.1#10.140)