Profil Ali Sadikin, Mantan Gubernur Jakarta yang Ingin Dijadikan Nama Jalan Kebon Sirih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kini tengah mempertimbangkan nama Ali Sadikin menjadi nama Jalan Kebon Sirih di Ibu Kota. Perubahan nama tersebut dimaksudkan guna menghormati jasa-jasa dari Gubernur Jakarta Periode 1966-1977 itu.
Selain Jalan, pemerintah DKI Jakarta juga mengusulkan nama Ali Sadikin sebagai nama salah satu gedung di Ibu Kota. Lantas, seperti apa sosok Ali Sadikin yang sebenarnya? untuk mengetahui lebih dalam tentangnya, simak ulasan berikut ini.
Selama memimpin Kota Jakarta, Pria kelahiran 7 Juli 1926 ini selalu berupaya memoles wilayah Jakarta dengan kreativitas yang tinggi dan sikap yang tegas. Sehingga ia dikatakan sebagai Gubernur yang sangat berjasa dalam pengembangan Kota Jakarta.
Sebelum menjadi Gubernur, jabatan kemiliteran nya tergolong cemerlang. Pria yang akrab disapa Bang Ali ini sebelumnya aktif di TNI Angkatan Laut dengan menjabat di berbagai posisi penting di kemiliteran.
Dalam riwayatnya, Letkol Ali Sadikin pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, dan Menteri Koordinator Kompartemen Maritim atau disebut juga Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora.
Sementara pendidikannya, Bang Ali merupakan lulusan Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) yang sekarang menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Selain itu, ia juga menempuh pendidikan militer lain, yaitu di US Marine Corps School, Amerika Serikat.
Berbekal pengalaman tersebut, Ali Sadikin bisa merubah wajah jakarta menjadi sangat baik. Perubahan kota Jakarta dimulai dengan pembangunan Taman Ismail Marzuki dan diikuti dengan pembangunan Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, kota satelit Pluit di Jakarta Utara, hingga pelestarian budaya Betawi di kawasan Condet.
Bang Ali juga merupakan tokoh pencetus lahirnya Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang saat ini lebih dikenal dengan Jakarta Fair. Perayaan ulang tahun jakarta ini dirayakan pada tanggal 22 Juni setiap tahunnya.
Bersamaan dengan itu, berbagai aspek kebudayaan Betawi dihidupkan kembali, mulai dari kerak telor, ondel-ondel, lenong dan topeng Betawi. Selain itu, banyak hal lainnya yang membuat Ibu Kota menjadi lebih baik lagi.
Pada hari Selasa, 20 Mei 2008, Bang Ali meninggal dunia di Singapura pada usia yang ke-80. Beliau meninggalkan lima orang anak laki-laki dan istri keduanya terlebih dahulu meninggal mendahuluinya.
Selain Jalan, pemerintah DKI Jakarta juga mengusulkan nama Ali Sadikin sebagai nama salah satu gedung di Ibu Kota. Lantas, seperti apa sosok Ali Sadikin yang sebenarnya? untuk mengetahui lebih dalam tentangnya, simak ulasan berikut ini.
Profil dari Ali Sadikin
Letnan Jenderal KKO (Purn) Ali Sadikin merupakan perwira tinggi (pati) Angkatan Laut (AL) yang pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta. Dia dilantik Presiden Soekarno sebagai Gubernur DKI Jakarta pada 28 April 1966.Selama memimpin Kota Jakarta, Pria kelahiran 7 Juli 1926 ini selalu berupaya memoles wilayah Jakarta dengan kreativitas yang tinggi dan sikap yang tegas. Sehingga ia dikatakan sebagai Gubernur yang sangat berjasa dalam pengembangan Kota Jakarta.
Sebelum menjadi Gubernur, jabatan kemiliteran nya tergolong cemerlang. Pria yang akrab disapa Bang Ali ini sebelumnya aktif di TNI Angkatan Laut dengan menjabat di berbagai posisi penting di kemiliteran.
Dalam riwayatnya, Letkol Ali Sadikin pernah menjabat sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, dan Menteri Koordinator Kompartemen Maritim atau disebut juga Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora.
Sementara pendidikannya, Bang Ali merupakan lulusan Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) yang sekarang menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Selain itu, ia juga menempuh pendidikan militer lain, yaitu di US Marine Corps School, Amerika Serikat.
Berbekal pengalaman tersebut, Ali Sadikin bisa merubah wajah jakarta menjadi sangat baik. Perubahan kota Jakarta dimulai dengan pembangunan Taman Ismail Marzuki dan diikuti dengan pembangunan Kebun Binatang Ragunan, Proyek Senen Taman Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Remaja, kota satelit Pluit di Jakarta Utara, hingga pelestarian budaya Betawi di kawasan Condet.
Bang Ali juga merupakan tokoh pencetus lahirnya Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang saat ini lebih dikenal dengan Jakarta Fair. Perayaan ulang tahun jakarta ini dirayakan pada tanggal 22 Juni setiap tahunnya.
Bersamaan dengan itu, berbagai aspek kebudayaan Betawi dihidupkan kembali, mulai dari kerak telor, ondel-ondel, lenong dan topeng Betawi. Selain itu, banyak hal lainnya yang membuat Ibu Kota menjadi lebih baik lagi.
Pada hari Selasa, 20 Mei 2008, Bang Ali meninggal dunia di Singapura pada usia yang ke-80. Beliau meninggalkan lima orang anak laki-laki dan istri keduanya terlebih dahulu meninggal mendahuluinya.
(bim)