Sandi: Bangkit dan Siapkan Strategi di Era New Normal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengusaha Sandiaga Uno melihat pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan akibat pandemi Covid-19 ditambah banyak bisnis yang lesu dan akhirnya gulung tikar karena tak ada pemasukan.
Covid-19 tidak hanya memperburuk bisnis itu sendiri melainkan beberapa tenaga pekerja harus dirumahkan, bahkan ada yang terkena PHK imbas tak adanya pemasukan ketika masa pandemi ini.
Atas kondisi ini, ada beberapa strategi agar bisnis tetap tumbuh dan berkembang di era new normal. Pandemi Covid-19 akan mengubah kebiasaan masyarakat kita menjadi lebih baik ke depan. (Baca juga: Soal Aturan Lengan Panjang, Pengguna KRL: KAI Terlalu Lebay)
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, saat pandemi mulai terjadi mobilitas semua orang menjadi terbatas. Hal itu secara langsung memberi tekanan terhadap perekonomian.
Dia mengajak masyarakat untuk bangkit kembali dan beradaptasi dengan New Normal. Karena itu, dia mengingatkan untuk merencanakan strategi mutakhir agar bisnis tetap tumbuh dan berkembang di era New Normal.
"Koreksi rencana bisnis, beradaptasi terhadap dampak krisis. Petakan risiko, buat rencana mitigasinya. Jangan lupa untuk memasukkan aspek penghematan dan pertahankan biaya-biaya utama," ujar Sandi, Minggu (19/7/2020).
Selain merencanakan strategi mutakhir agar bisnis tetap tumbuh, dia juga meminta agar membuat perencanaan skenario terburuk sehingga dapat diketahui langkah-langkah yang tepat untuk mengantisipasi hal itu.
“Terapkan juga perencanaan dengan skenario terburuk dan tentu alternatif terbaik. Jangan lupa prediksikan dana untuk tiga bulan ke depan," tuturnya.
Menurut dia, semua orang harus bersiap karena pada saatnya usaha akan dibuka kembali secara bertahap sektor demi sektor dengan tetap meminimalisasi risiko kesehatan masyarakat sekaligus memulihkan kegiatan ekonomi.
“Tentukan tingkat risiko kesehatan dari setiap jenis pekerjaan. Tentukan jenis pekerjaan mana yang memiliki pengaruh terbesar pada perekonomian. Petakan risiko kesehatan dan pengaruhnya pada perekonomian," katanya. (Baca juga: Antusias Pesepeda Tinggi, Pemprov DKI Akan Tambah Jalur Sepeda)
Founder KAHMIPreneur yang juga Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad menambahkan pandemi ini membuat ekonomi global berpengaruh sangat signifikan, bahkan skenario terburuknya akan ada penurunan ekonomi secara global sebesar 30%.
Bahkan, pengangguran di seluruh dunia akan meningkat sebanyak 180 juta orang. “Kita lihat juga di negara tetangga kita ada Singapura dan Thailand. Dua negara ini mengalami minus hingga 0,7 di kwartal pertama dan bisa mencapai minus 12 pada kwartal kedua, begitu juga dengan Thailand juga mengalami minus di angka 1,8 di kwartal pertama dan minus 10 di kwartal kedua,” ungkapnya.
Atas dasar itu, dia meminta Indonesia juga bersiap-siap menghadapi resesi yang dihadirkan oleh bencana nonalam ini. Salah satu tanda yang signifikan adalah daya beli masyarakat yang sudah menurun sehingga pemerintah juga harus mempersiapkan segala sesuatunya.
Lihat Juga: Ridwan Kamil Bertemu Sandiaga Uno Jelang Coblosan Pilkada: Saling Mendoakan sebagai Sahabat Lama
Covid-19 tidak hanya memperburuk bisnis itu sendiri melainkan beberapa tenaga pekerja harus dirumahkan, bahkan ada yang terkena PHK imbas tak adanya pemasukan ketika masa pandemi ini.
Atas kondisi ini, ada beberapa strategi agar bisnis tetap tumbuh dan berkembang di era new normal. Pandemi Covid-19 akan mengubah kebiasaan masyarakat kita menjadi lebih baik ke depan. (Baca juga: Soal Aturan Lengan Panjang, Pengguna KRL: KAI Terlalu Lebay)
Menurut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu, saat pandemi mulai terjadi mobilitas semua orang menjadi terbatas. Hal itu secara langsung memberi tekanan terhadap perekonomian.
Dia mengajak masyarakat untuk bangkit kembali dan beradaptasi dengan New Normal. Karena itu, dia mengingatkan untuk merencanakan strategi mutakhir agar bisnis tetap tumbuh dan berkembang di era New Normal.
"Koreksi rencana bisnis, beradaptasi terhadap dampak krisis. Petakan risiko, buat rencana mitigasinya. Jangan lupa untuk memasukkan aspek penghematan dan pertahankan biaya-biaya utama," ujar Sandi, Minggu (19/7/2020).
Selain merencanakan strategi mutakhir agar bisnis tetap tumbuh, dia juga meminta agar membuat perencanaan skenario terburuk sehingga dapat diketahui langkah-langkah yang tepat untuk mengantisipasi hal itu.
“Terapkan juga perencanaan dengan skenario terburuk dan tentu alternatif terbaik. Jangan lupa prediksikan dana untuk tiga bulan ke depan," tuturnya.
Menurut dia, semua orang harus bersiap karena pada saatnya usaha akan dibuka kembali secara bertahap sektor demi sektor dengan tetap meminimalisasi risiko kesehatan masyarakat sekaligus memulihkan kegiatan ekonomi.
“Tentukan tingkat risiko kesehatan dari setiap jenis pekerjaan. Tentukan jenis pekerjaan mana yang memiliki pengaruh terbesar pada perekonomian. Petakan risiko kesehatan dan pengaruhnya pada perekonomian," katanya. (Baca juga: Antusias Pesepeda Tinggi, Pemprov DKI Akan Tambah Jalur Sepeda)
Founder KAHMIPreneur yang juga Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad menambahkan pandemi ini membuat ekonomi global berpengaruh sangat signifikan, bahkan skenario terburuknya akan ada penurunan ekonomi secara global sebesar 30%.
Bahkan, pengangguran di seluruh dunia akan meningkat sebanyak 180 juta orang. “Kita lihat juga di negara tetangga kita ada Singapura dan Thailand. Dua negara ini mengalami minus hingga 0,7 di kwartal pertama dan bisa mencapai minus 12 pada kwartal kedua, begitu juga dengan Thailand juga mengalami minus di angka 1,8 di kwartal pertama dan minus 10 di kwartal kedua,” ungkapnya.
Atas dasar itu, dia meminta Indonesia juga bersiap-siap menghadapi resesi yang dihadirkan oleh bencana nonalam ini. Salah satu tanda yang signifikan adalah daya beli masyarakat yang sudah menurun sehingga pemerintah juga harus mempersiapkan segala sesuatunya.
Lihat Juga: Ridwan Kamil Bertemu Sandiaga Uno Jelang Coblosan Pilkada: Saling Mendoakan sebagai Sahabat Lama
(jon)