Siswa SMA Bogor Dikeroyok 8 Teman di Asrama, Begini Kronologinya
loading...
A
A
A
BOGOR - Seorang siswa SMA Insan Cendikia di Babakan Madang, Kabupaten Bogor , menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah temannya. Saat ini, kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian.
Ayah korban, Fachrurrozi mengatakan, kasus ini terjadi pada 18 Februari 2023. Awalnya, sang anak dituding oleh rekannya yang diduga berjumlah delapan orang melakukan pencurian dalam asrama sekolah.
"Berawal dari terjadinya beberapa kali pencurian uang siswa SMP dan SMA di semester dua tahun 2023. Kronologinya korban (anak) sedang tidur tiba-tiba didatangi oleh rekannya," kata Fachrurrozi dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2023).
Ketika itu, korban dituding telah melakukan aksi pencurian dalam asrama sekolah dengan seorang murid lainnya yang terlebih dahulu dituding. Karena tidak merasa mencuri, korban mempertahankan jawabannya dari tudingan yang dilontarkan rekannya.
"Anak saya merubah jawaban dalam kondisi ketakutan akan dipukul dan dibentak-bentak lagi. Korban dipukul di sekitar perut. Akhirnya korban menjawab pertanyaan sesuai harapan dari rekannya dengan mengakui mencuri," ungkapnya.
Setelah terpaksa mengaku mencuri, korban malah mendapati kekerasan secara bergantian dari delapan orang rekannya. Hingga akhirnya, kejadian yang dialami korban diketahui orang tua keesokan harinya ketika melakukan kunjungan ke asrama sekolah.
"Ditemukan penganiayaan oleh ibu korban karena ada lebam besar di mata kiri. Setelah ditanya baru korban mengaku bahwasanya dianiaya," jelasnya.
Dari kasus itu, sempat dilakukan mediasi antara pihak sekolah, orang tua, dan lainnya. Tetapi, tidak menemukan titik terang dan kasus itu dilaporkan ke Polsek Babakan Madang pada 1 Maret 2023.
"Kondisi terakhir korban ditemukan bagian tulang hidung patah pada saat rontgen di rumah sakit 27 Maret 2023 karena korban merasakan keluhan dan visualisasi hidung terlihat bengkok," tuturnya.
Kasie Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan tersebut di Polsek Babakan Madang. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
"Betul. Info penjelasan dari Panit Reskrim (Polsek), berawal di sekolah asrama tersebut banyak barang-barang yang hilang juga uang. Nah dicurigai si korban itu nah pada akhirnya si korban lah yang tertuduh sedangkan untuk pembuktiannya pun masih dalam proses penyelidikan," ucap Desi dikonfirmasi.
Kepala Sekolah SMA Insan Cendekia Alfian Adi mengakui adanya kasus tersebut yang terjadi di antara para muridnya. Kasus itu memang bermula dari kecurigaan dari teman-temannya kepada korban.
"Saya termasuk yang menangani dari awal permasalahan itu. Kejadian itu sudah cukup lama, yaitu di 18 Februari. Anak-anak itu pada malam hari mencurigai, kalau di situ (berita) dianiaya karena mencuri sejumlah uang teman-temannya. Terjadilah istilahnya berkelahi di asrama," kata Alfian kepada wartawan.
Dalam kasus ini, pihak sekolah memang sudah melakukan mediasi antar orang tua dengan melibatkan KPAD Kabupaten Bogor. Dalam mediasi itu tidak mendapat titik temu yang diharapkan.
"Kami mengundang itu hari Selasa tanggal 21 Februari. Kami undang kedua belah pihak, mau kami selesaikan. Karena permasalahan ini di anak, itu perkelahian asal-muasalnya seperti apa," bebernya.
Dalam kasus ini, pihak sekolah telah melakukan upaya mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak. Di samping itu, terkait dugaan penganiayaan itu tetap tidak dibenarkan oleh sekolah dan murid yang terlibat diberikan sanksi untuk dibina tetapi tidak dikeluarkan.
"Bagaimanapun alasannya itu kan melakukan pemukulan salah, itu sudah kita bina. Saat ini sedang menjalani pembinaan," tuturnya.
Ayah korban, Fachrurrozi mengatakan, kasus ini terjadi pada 18 Februari 2023. Awalnya, sang anak dituding oleh rekannya yang diduga berjumlah delapan orang melakukan pencurian dalam asrama sekolah.
Baca Juga
"Berawal dari terjadinya beberapa kali pencurian uang siswa SMP dan SMA di semester dua tahun 2023. Kronologinya korban (anak) sedang tidur tiba-tiba didatangi oleh rekannya," kata Fachrurrozi dalam keterangannya, Sabtu (1/4/2023).
Ketika itu, korban dituding telah melakukan aksi pencurian dalam asrama sekolah dengan seorang murid lainnya yang terlebih dahulu dituding. Karena tidak merasa mencuri, korban mempertahankan jawabannya dari tudingan yang dilontarkan rekannya.
"Anak saya merubah jawaban dalam kondisi ketakutan akan dipukul dan dibentak-bentak lagi. Korban dipukul di sekitar perut. Akhirnya korban menjawab pertanyaan sesuai harapan dari rekannya dengan mengakui mencuri," ungkapnya.
Setelah terpaksa mengaku mencuri, korban malah mendapati kekerasan secara bergantian dari delapan orang rekannya. Hingga akhirnya, kejadian yang dialami korban diketahui orang tua keesokan harinya ketika melakukan kunjungan ke asrama sekolah.
"Ditemukan penganiayaan oleh ibu korban karena ada lebam besar di mata kiri. Setelah ditanya baru korban mengaku bahwasanya dianiaya," jelasnya.
Dari kasus itu, sempat dilakukan mediasi antara pihak sekolah, orang tua, dan lainnya. Tetapi, tidak menemukan titik terang dan kasus itu dilaporkan ke Polsek Babakan Madang pada 1 Maret 2023.
"Kondisi terakhir korban ditemukan bagian tulang hidung patah pada saat rontgen di rumah sakit 27 Maret 2023 karena korban merasakan keluhan dan visualisasi hidung terlihat bengkok," tuturnya.
Kasie Humas Polres Bogor Iptu Desi Triana membenarkan adanya laporan dugaan penganiayaan tersebut di Polsek Babakan Madang. Kasus ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
"Betul. Info penjelasan dari Panit Reskrim (Polsek), berawal di sekolah asrama tersebut banyak barang-barang yang hilang juga uang. Nah dicurigai si korban itu nah pada akhirnya si korban lah yang tertuduh sedangkan untuk pembuktiannya pun masih dalam proses penyelidikan," ucap Desi dikonfirmasi.
Kepala Sekolah SMA Insan Cendekia Alfian Adi mengakui adanya kasus tersebut yang terjadi di antara para muridnya. Kasus itu memang bermula dari kecurigaan dari teman-temannya kepada korban.
"Saya termasuk yang menangani dari awal permasalahan itu. Kejadian itu sudah cukup lama, yaitu di 18 Februari. Anak-anak itu pada malam hari mencurigai, kalau di situ (berita) dianiaya karena mencuri sejumlah uang teman-temannya. Terjadilah istilahnya berkelahi di asrama," kata Alfian kepada wartawan.
Dalam kasus ini, pihak sekolah memang sudah melakukan mediasi antar orang tua dengan melibatkan KPAD Kabupaten Bogor. Dalam mediasi itu tidak mendapat titik temu yang diharapkan.
"Kami mengundang itu hari Selasa tanggal 21 Februari. Kami undang kedua belah pihak, mau kami selesaikan. Karena permasalahan ini di anak, itu perkelahian asal-muasalnya seperti apa," bebernya.
Dalam kasus ini, pihak sekolah telah melakukan upaya mencari solusi terbaik bagi kedua belah pihak. Di samping itu, terkait dugaan penganiayaan itu tetap tidak dibenarkan oleh sekolah dan murid yang terlibat diberikan sanksi untuk dibina tetapi tidak dikeluarkan.
"Bagaimanapun alasannya itu kan melakukan pemukulan salah, itu sudah kita bina. Saat ini sedang menjalani pembinaan," tuturnya.
(mhd)