Hasil Survei, Warga DKI Jakarta Umumnya Belum Siap Memasuki New Normal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Warga DKI Jakarta secara keseluruhan belum siap untuk memasuki era new normal, setidaknya sampai tingkat persepsi risiko cukup tinggi atau lebih dari 4.00 (agak siap). Dengan demikian perilaku keselamatan menjadi lebih baik.
Hal ini merupakan kesimpulan survei yang dilakukan Sosial Resilience Lab Nanyang Technological University dan Lapor Covid-19 terkait Persepsi Risiko Covid-19 di DKI Jakarta.
Secara umum, responden dinyatakan memiliki kecenderungan yang cukup kuat untuk melindungi diri. Tingkat pengetahuan mengenai Covid-19 juga relatif cukup baik.
Hanya, informasi mengenai kondisi pandemi masih perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan sumber informasi yang dipercaya publik. (Baca juga: 1.462 Kasus Baru, Total 83.130 Orang Positif Covid-19)
"Selain data epidemiologi, kebijakan penanganan pandemi Covid-19 juga membutuhkan data sosial yang merefleksikan kondisi masyarakat secara empirik," tulis kesimpulan survei tersebut.
Dari hasil survei juga diketahui dampak sosial dan ekonomi yang cukup memprihatinkan mempengaruhi rendahnya persepsi resiko secara umum.
"Dibutuhkan strategi mitigasi jangka menengah/panjang dengan regulasi yang semi permanen untuk mendorong perubahan perilaku dan persepsi warga terhadap risiko Covid-19" . (Baca juga: Susah Ngobrol saat Pakai Masker? Coba Bikin Masker Canggih Ini)
Hal ini merupakan kesimpulan survei yang dilakukan Sosial Resilience Lab Nanyang Technological University dan Lapor Covid-19 terkait Persepsi Risiko Covid-19 di DKI Jakarta.
Secara umum, responden dinyatakan memiliki kecenderungan yang cukup kuat untuk melindungi diri. Tingkat pengetahuan mengenai Covid-19 juga relatif cukup baik.
Hanya, informasi mengenai kondisi pandemi masih perlu ditingkatkan dengan memanfaatkan sumber informasi yang dipercaya publik. (Baca juga: 1.462 Kasus Baru, Total 83.130 Orang Positif Covid-19)
"Selain data epidemiologi, kebijakan penanganan pandemi Covid-19 juga membutuhkan data sosial yang merefleksikan kondisi masyarakat secara empirik," tulis kesimpulan survei tersebut.
Dari hasil survei juga diketahui dampak sosial dan ekonomi yang cukup memprihatinkan mempengaruhi rendahnya persepsi resiko secara umum.
"Dibutuhkan strategi mitigasi jangka menengah/panjang dengan regulasi yang semi permanen untuk mendorong perubahan perilaku dan persepsi warga terhadap risiko Covid-19" . (Baca juga: Susah Ngobrol saat Pakai Masker? Coba Bikin Masker Canggih Ini)