Pakai Pita Merah Putih, Warga Gang Besan Serpong Gelar Aksi Demo di DPRD Tangsel
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Sejumlah warga Gang Besan , Kampung Cicentang, Rawa Buntu, Serpong , Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar aksi demo di depan Gedung DPRD Tangsel, Kamis (2/3/2023). Mereka meminta penutupan jalan akses Gang Besan dengan tembok beton segera dibongkar.
Di bawah rintik hujan, massa pendemo datang mengenakan atribut khusus pita merah putih. Sebuah spanduk besar dibentangkan di depan DPRD dengan bunyi tuntutan "Kembalikan Gang Besan Kami".
Baca juga: Satpol PP Segera Segel Proyek yang Tutup Jalan Gang Besan Serpong
Dalam orasinya, koordinator aksi, Hendra mengatakan, wakil rakyat harus memperjuangkan aspirasi warga untuk mengembalikan fungsi Gang Besan yang sebulan terakhir ditutup tembok beton milik pengusaha.
"Sejak tahun 1970 jalan Gang Besan sudah ada dan digunakan beraktivitas sehari-hari. Jadi kembalikan fungsi jalan Gang Besan," ujarnya.
Aksi juga diikuti Nenek Masni yang sejak awal menentang tembok di depan Gang Besan. Dia diberi kesempatan menyampaikan keprihatinannya di hadapan massa pendemo.
"Sekarang saya harus jalan kaki muter jauh untuk jualan kopi di depan. Kaki saya sudah nggak kuat," ucapnya.
Aksi demo dikawal ketat pihak kepolisian, TNI, dan Satpol PP. Agar tak mengganggu pengguna jalan, petugas mengarahkan konsentrasi massa berada di satu lajur yang mengarah ke Bundaran Tekno.
Tak lama berorasi, sejumlah perwakilan warga akhirnya ditemui anggota DPRD. Mereka difasilitasi untuk menyampaikan aspirasinya langsung di ruang rapat Sekretaris DPRD Tangsel.
Penutupan Gang Besan Serpong kian pelik karena pengusaha enggan memberikan akses. Sementara, warga minta diberikan akses jalan sehingga tembok dibongkar.
Pihak pengusaha melalui perwakilannya, Bayu Supranoto (41) menegaskan enggan berunding lagi soal penutupan akses Gang Besan. Sebab, lahan itu segera dibangun tempat komersial seperti gedung parkir.
"Sudah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Kami tak akan sejengkal pun memberi akses jalan di Gang Besan, itu sudah final," katanya di Serpong, Tangsel, belum lama ini.
Landasan penutupan akses jalan berdasarkan sertifikat Nomor 145 Tahun 1982 yang dimiliki. Bahkan, Bayu mempertanyakan dasar pemasangan konblok dan gapura Gang Besan di lahan miliknya.
Di pihak warga sebenarnya sudah berupaya menjalin mediasi dengan mengundang pihak pengusaha, namun tidak hadir. Mediasi yang dihadiri Kelurahan Rawa Buntu, warga lingkungan RT 02 dan RT 03, Babinsa, Binamas, dan anggota DPRD Tangsel terpaksa deadlock alias buntu.
Warga menyesalkan ketidakhadiran pemilik lahan atau pihak pengusaha dalam mediasi. Padahal, banyak pihak menginginkan solusi bersama atas persoalan penutupan akses Gang Besan dengan beton.
Baca juga: Akses Gang Besan Serpong Ditutup Tembok, BPKAD Tangsel Minta Fungsi Jalan Dikembalikan
Ketua RT 03 Kampung Cicentang Asep menuturkan permintaan warga agar dibukanya kembali akses jalan bakal disampaikan langsung pihak kelurahan pada pemilik lahan.
"Nanti lurah yang nemuin pemilik lahan. Warga sih intinya minta akses jalan saja, temboknya dibongkar," ujarnya.
Sebenarnya Pemkot dan DPRD Tangsel sudah berupaya menengahi atau mencari solusi terkait akses Gang Beson ditembok beton.
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan meminta pengertian dari pengusaha yang menutup jalan agar membuka kembali akses Gang Besan. "Mudah-mudahan yang bersangkutan mengerti dan kembali membuka jalan tersebut untuk kepentingan masyarakat. Nanti kita lihat dulu masalahnya apa. Setelah tahu masalahnya baru kita selesaikan," ujar Pilar.
Penutupan Gang Besan juga membuat DPRD Tangsel angkat bicara. Anggota DPRD Tangsel Julham Firdaus menyarankan semua pihak yang terlibat tidak mengedepankan ego dan bijak mencari penyelesaian bersama. Pengusaha maupun warga saling membutuhkan satu sama lain.
Di bawah rintik hujan, massa pendemo datang mengenakan atribut khusus pita merah putih. Sebuah spanduk besar dibentangkan di depan DPRD dengan bunyi tuntutan "Kembalikan Gang Besan Kami".
Baca juga: Satpol PP Segera Segel Proyek yang Tutup Jalan Gang Besan Serpong
Dalam orasinya, koordinator aksi, Hendra mengatakan, wakil rakyat harus memperjuangkan aspirasi warga untuk mengembalikan fungsi Gang Besan yang sebulan terakhir ditutup tembok beton milik pengusaha.
"Sejak tahun 1970 jalan Gang Besan sudah ada dan digunakan beraktivitas sehari-hari. Jadi kembalikan fungsi jalan Gang Besan," ujarnya.
Aksi juga diikuti Nenek Masni yang sejak awal menentang tembok di depan Gang Besan. Dia diberi kesempatan menyampaikan keprihatinannya di hadapan massa pendemo.
"Sekarang saya harus jalan kaki muter jauh untuk jualan kopi di depan. Kaki saya sudah nggak kuat," ucapnya.
Aksi demo dikawal ketat pihak kepolisian, TNI, dan Satpol PP. Agar tak mengganggu pengguna jalan, petugas mengarahkan konsentrasi massa berada di satu lajur yang mengarah ke Bundaran Tekno.
Tak lama berorasi, sejumlah perwakilan warga akhirnya ditemui anggota DPRD. Mereka difasilitasi untuk menyampaikan aspirasinya langsung di ruang rapat Sekretaris DPRD Tangsel.
Penutupan Gang Besan Serpong kian pelik karena pengusaha enggan memberikan akses. Sementara, warga minta diberikan akses jalan sehingga tembok dibongkar.
Pihak pengusaha melalui perwakilannya, Bayu Supranoto (41) menegaskan enggan berunding lagi soal penutupan akses Gang Besan. Sebab, lahan itu segera dibangun tempat komersial seperti gedung parkir.
"Sudah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Kami tak akan sejengkal pun memberi akses jalan di Gang Besan, itu sudah final," katanya di Serpong, Tangsel, belum lama ini.
Landasan penutupan akses jalan berdasarkan sertifikat Nomor 145 Tahun 1982 yang dimiliki. Bahkan, Bayu mempertanyakan dasar pemasangan konblok dan gapura Gang Besan di lahan miliknya.
Di pihak warga sebenarnya sudah berupaya menjalin mediasi dengan mengundang pihak pengusaha, namun tidak hadir. Mediasi yang dihadiri Kelurahan Rawa Buntu, warga lingkungan RT 02 dan RT 03, Babinsa, Binamas, dan anggota DPRD Tangsel terpaksa deadlock alias buntu.
Warga menyesalkan ketidakhadiran pemilik lahan atau pihak pengusaha dalam mediasi. Padahal, banyak pihak menginginkan solusi bersama atas persoalan penutupan akses Gang Besan dengan beton.
Baca juga: Akses Gang Besan Serpong Ditutup Tembok, BPKAD Tangsel Minta Fungsi Jalan Dikembalikan
Ketua RT 03 Kampung Cicentang Asep menuturkan permintaan warga agar dibukanya kembali akses jalan bakal disampaikan langsung pihak kelurahan pada pemilik lahan.
"Nanti lurah yang nemuin pemilik lahan. Warga sih intinya minta akses jalan saja, temboknya dibongkar," ujarnya.
Sebenarnya Pemkot dan DPRD Tangsel sudah berupaya menengahi atau mencari solusi terkait akses Gang Beson ditembok beton.
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan meminta pengertian dari pengusaha yang menutup jalan agar membuka kembali akses Gang Besan. "Mudah-mudahan yang bersangkutan mengerti dan kembali membuka jalan tersebut untuk kepentingan masyarakat. Nanti kita lihat dulu masalahnya apa. Setelah tahu masalahnya baru kita selesaikan," ujar Pilar.
Penutupan Gang Besan juga membuat DPRD Tangsel angkat bicara. Anggota DPRD Tangsel Julham Firdaus menyarankan semua pihak yang terlibat tidak mengedepankan ego dan bijak mencari penyelesaian bersama. Pengusaha maupun warga saling membutuhkan satu sama lain.
(jon)