Akses Ditutup Beton, Warga Gang Besan Serpong Gelar Doa Bersama Minta Jalan Dibuka
loading...
A
A
A
TANGERANG - Puluhan warga Gang Besan Kampung Cicentang, Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar doa dan dzikir bersama, Senin (20/02/23) malam. Dalam kegiatan tersebut warga berdoa agar akses jalan yang ditutup kembali dibuka.
Doa bersama digelar di salah satu rumah warga persis di belakang tembok beton yang menutup akses jalan Gang Besan. Pengurus RT dan RW turut hadir di lokasi. Acara itu diisi pula dengan ceramah yang disampaikan tokoh agama setempat, KH Muhammad Syaifuddin Zuhri.
Dia menyerukan agar RT, RW hingga lurah berjuang keras mewujudkan keinginan warga untuk membuka kembali akses jalan Gang Besan.
"Ngapain punya RT punya RW kalau rakyatnya pusing jalan ditutup. Minta bantu ke dia, kalau yang nggak mau bantu boleh dipertanyakan dapat berapa duit dia? RW datang ke lurah, minta bantuan ke lurah, kalau lurah nggak mau bantu pertanyakan dapat berapa duit dia? nggak sulit, jalan udah ada dari dulunya, kalau baru kali sulit kita," ujarnya.
Penceramah juga berdoa agar pihak yang menutup tembok segera dibukakan pintu hati. Karena menurutnya, amal ibadah memberikan jalan pada masyarakat luas lebih tinggi pahalanya dari membangun masjid. "Orang kampung kita di sini, jalan lebih tinggi dari masjid bikin jalan, Subhanallah kalau tahu pahalanya," katanya.
KH Muhammad Syaifuddin Zuhri, berharap tembok yang menutup akses warga itu dibuka kembali demi kemaslahatan dunia dan akhirat. Menurutnya kehendak Allah SWT tak ada yang bisa melawan, meski diketahui pihak pengusaha bersikeras tak mau membuka ruang mediasi. "Buat Allah nggak ada yang susah, itu baru jalan, laut aja bisa jadi jalan buat Nabi Musa," jelasnya.
Penyelenggara doa dan dzikir bersama, Hendra, mengungkap harapan yang sama, di mana kekuatan doa nantinya bisa mengubah isi hati pengusaha untuk membongkar kembali tembok beton yang dibangun.
"Kita usaha sudah, tapi doa tetap kita lakukan semoga dengan doa bersama ini pihak pengusaha terketuk hatinya sehingga mau membuka jalan tanpa proses perdebatan panjang lagi," terangnya.
Untuk diketahui, Gang Besan telah digunakan sebagai jalan warga sejak puluhan tahun silam. Beberapa warga pribumi yang tinggal di sekitaran gang menyebut, jalan itu telah digunakan pada 1970-an.
Pada Jumat, 3 Februari 2023, pengusaha bernama David Puteranegoro mengutus anak buahnya untuk menutup akses gang dengan tembok beton setinggi 2 meter. Mediasi sempat dilakukan beberapa kali, namun tak kunjung mencapai titik temu.
Doa bersama digelar di salah satu rumah warga persis di belakang tembok beton yang menutup akses jalan Gang Besan. Pengurus RT dan RW turut hadir di lokasi. Acara itu diisi pula dengan ceramah yang disampaikan tokoh agama setempat, KH Muhammad Syaifuddin Zuhri.
Dia menyerukan agar RT, RW hingga lurah berjuang keras mewujudkan keinginan warga untuk membuka kembali akses jalan Gang Besan.
"Ngapain punya RT punya RW kalau rakyatnya pusing jalan ditutup. Minta bantu ke dia, kalau yang nggak mau bantu boleh dipertanyakan dapat berapa duit dia? RW datang ke lurah, minta bantuan ke lurah, kalau lurah nggak mau bantu pertanyakan dapat berapa duit dia? nggak sulit, jalan udah ada dari dulunya, kalau baru kali sulit kita," ujarnya.
Penceramah juga berdoa agar pihak yang menutup tembok segera dibukakan pintu hati. Karena menurutnya, amal ibadah memberikan jalan pada masyarakat luas lebih tinggi pahalanya dari membangun masjid. "Orang kampung kita di sini, jalan lebih tinggi dari masjid bikin jalan, Subhanallah kalau tahu pahalanya," katanya.
KH Muhammad Syaifuddin Zuhri, berharap tembok yang menutup akses warga itu dibuka kembali demi kemaslahatan dunia dan akhirat. Menurutnya kehendak Allah SWT tak ada yang bisa melawan, meski diketahui pihak pengusaha bersikeras tak mau membuka ruang mediasi. "Buat Allah nggak ada yang susah, itu baru jalan, laut aja bisa jadi jalan buat Nabi Musa," jelasnya.
Penyelenggara doa dan dzikir bersama, Hendra, mengungkap harapan yang sama, di mana kekuatan doa nantinya bisa mengubah isi hati pengusaha untuk membongkar kembali tembok beton yang dibangun.
"Kita usaha sudah, tapi doa tetap kita lakukan semoga dengan doa bersama ini pihak pengusaha terketuk hatinya sehingga mau membuka jalan tanpa proses perdebatan panjang lagi," terangnya.
Untuk diketahui, Gang Besan telah digunakan sebagai jalan warga sejak puluhan tahun silam. Beberapa warga pribumi yang tinggal di sekitaran gang menyebut, jalan itu telah digunakan pada 1970-an.
Pada Jumat, 3 Februari 2023, pengusaha bernama David Puteranegoro mengutus anak buahnya untuk menutup akses gang dengan tembok beton setinggi 2 meter. Mediasi sempat dilakukan beberapa kali, namun tak kunjung mencapai titik temu.
(cip)