8 Fakta Terungkap dalam Rekonstruksi Pembunuhan Sopir Taksi Online, Nomor 7 Mengerikan

Jum'at, 17 Februari 2023 - 08:58 WIB
loading...
8 Fakta Terungkap dalam Rekonstruksi Pembunuhan Sopir Taksi Online, Nomor 7 Mengerikan
Anggota Densus 88 Antiteror Polri yang juga tersangka pembunuha sopir taksi online memperagakan 40 adegan dalam kasus pembunuhan tersebut. Foto: MPI/Erfan Maaruf
A A A
JAKARTA - Polda Metro Jaya telah menggelat rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online Sony Rizal Tahitoe (59), yang dibunuh oleh anggota Densus 88 Antiteror Polri Bripda Haris Sitanggang (HS). Rekonstruksi ini dilakukan tidak di lokasi kejadian melainkan di haman sekitar Markas Polda Metro Jaya.

"Maka pelaksanaannya di Polda Metro Jaya akan dirangkaikan saat rekonstruksi. Hal ini sesuai Pasal 5 dan 7 KUHAP tentang tindakan lain yang bertanggung jawab," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko di Jakarta, Rabu 15 Februari 2023.

Sejumlah hal terungkap dalam rekonstruksi ini. Ada 40 adegan yang direka ulang dalam rekonstruksi peragaan adegan sebelum, sesaat, dan setelah pembunuhan Sony terjadi di Jalan Nusantara, Perumahan Bukit Cengkeh I, Cimanggis, Kota Depok, Senin 23 Januari 2023.

Berikut sejumlah fakta pembunuhan sopir taksi online yang dilakukan oleh Anggota Densus 88 Antiteror Polri Bripda HS:

1. Pakai Uang Kakak untuk Judi

Bripda Haris Sitanggang memperagakan ketika dia dikabari oleh kakaknya dari Medan telah mentransfer uang sebanyak Rp20 juta untuk uang muka pembelian mobil Terios seharga Rp90 juta. Namun, uang itu dipakai untuk bermain judi online.

Namun, Haris tidak berbicara jujur kepada kakaknya. Kakak Bripda HS kembali mengirimkan uang sebanyak Rp70 juta untuk melunasi kekurangan pembelian mobil. Kemudian uang itu digunakan seluruhnya untuk bermain judi hingga habis.



2. Motif Pembunuhan terhadap Sopir Taksi Online

Bripda HS berinisiatif untuk melakukan pencurian mobil dengan target taksi online. Ide mencuri, membawa mobil ke Jambi, menjualnya dan uang hasil penjualan akan diserahkan kepada kakaknya sebagai pengganti uang yang telah dihabiskan untuk berjudi.

Bripda HS melakukan aksi pencurian itu sudah direncanakan secara matang dengan pembelian pisau. Pembelian pisau itu untuk melancarkan aksinya dan membawa barang-barang pribadi untuk dibawa pulang ke Jambi.

3. Membeli Pisau

Bripda HS keluar dari kantor menuju Kelapa Dua mengendarai sepeda motor bernomor polisi B 3127 FZD. HS mampir dulu ke bank di Kelapa Dua untuk mengambil uang.

Uang itu rencananya untuk pembelian senjata tajam. Bripda HS datang ke toko Tactical untuk membeli pisau. Kemudian pergi ke Terminal Kampung Rambutan untuk memarkirkan motornya.

Dari Terminal Kampung Rambutan, Haris naik Bus Transjakarta ke arah Blok M sembari memantau situasi jalanan. Melihat sasaran taksi online yang bisa dicuri.

4. Sempat Naik Taksi Online

Ketika Bripda HS masih berada di terminal. Keluarganya menelepon untuk menanyakan sampai mana. Hingga saat itu Haris masih belum berterus terang dengan apa yang terjadi.

Dia malah menjawab perjalannya ditunda karena mobil sedang bermasalah. Saat di Terminal Rambutan, Haris mencoba mencari sasaran dengan menghampiri taksi online yang sedang mangkal. Kemudian, naik seolah-olah akan menggunakan jasanya.

Namun, saat itu Haris belum berani melancarkan aksinya. Hal itu dilakukan sebanyak tiga kali.

5. Keliling Jakarta Cari Target Pakai Bus Transjakarta

Bripda HS kembali berkeliling Jakarta dengan menaiki transportasi umum Bus Transjakarta. Kemudian turun ke Halte UKI, Cawang.

Dia kembali melihat situasi mobil taksi online yang sedang mangkal di pinggir jalan hingga pukul 09.00 WIB. Tapi kembali tidak berhasil.

Saat itu juga, Bripda HS kembali dihubungi keluarga, ditanya sampai mana. Dia menjawab sudah sampai pelabuhan mau menyeberang. Setelah itu, Haris kembali melakukan perjalanan naik transportasi umum Bus Transjakarta ke arah Harmoni.

Sempat salah jurusan, tapi kembali lagi ke Terminal Kampung Rambutan pukul 15.00 WIB dan melakukan pemantauan lagi di luar terminal.

Pada pukul 20.00 WIB Haris mandi dan makan di kantin terminal. Dilanjutkan pukul 22.00 WIB, Haris melakukan perjalanan lagi naik Bus Transjakarta menuju Pluit, transit dari Halte Cawang.

Setibanya di Pluit, Haris kembali melanjutkan perjalanan ke Halte Pinang Ranti. Sebelum tiba di Pinang Ranti, Haris berganti bus ke arah sebaliknya.

6. Target Taksi Online Ditemukan

Setelah itu dari Halte Semanggi. Haris melihat tiga mobil yang terparkir dekat halte yang terletak di seberang Polda Metro Jaya.

Sebanyak tiga mobil yang berjejer itu dengan urutan blue bird, Avanza merah milik korban dan mobil Sigra hitam. Niat buruk itu muncul, memilih mobil Avanza merah.

Bripda Haris menghampiri pengemudi Avanza merah dan menanyakan ‘Pak narik gak ?’. Kemudian, pengemudi Avanza merah (Sony Rizal Taihitu) menjawab ‘ke mana?’ Haris meminta mengantarkan ke Depok, Bukit Cengkeh secara offline, tarifnya disesuaikan dengan aplikasi. Awalnya tarif sebesar Rp93.000.

Kemudian, ditawar Haris Rp90.000. Akhirnya terjadilah kesepakatan.

7. Sopir Taksi Ditusuk Pisau

Bripda HS menodongkan pisau kepada Sony. Kemudian, Sony menanyakan kepada Haris apa maksudnya menodongkan pisau sambil marah dan berusaha mendorong tangan Haris.

Bripda HS menusukkan pisau ke arah Sony. Namun, dia tidak bisa memastikan bagian mana yang tertusuk. Akan tetapi, tusukan terakhir diketahuinya terkena kepala.

Bripda HS keluar dari mobil dengan maksud akan mengambil alih kemudi. Akan tetapi, ketika dia keluar. Sony mengunci mobil atau central lock. Haris mencoba membuka pintu satu persatu tapi tidak berhasil.

Jasad Sony kemudian ditemukan oleh saksi Supriyanto di luar mobil tergeletak dengan bersimbah darah. Tepat di samping mobilnya.

8. Bripda HS Ditangkap di Bekasi

Bripda HS cepat tertangkap gara-gara identitasnya tertinggal di mobil taksi online yang nyaris dirampoknya. Barang-barang pribadinya tertinggal dalam mobil. Kemudian, dia kembali lagi ke mobil meminta Sony untuk membukakan pintu, tapi tidak dibuka oleh Sony.

"Melakukan olah TKP dengan scientific, Inafis mengidentifikasi, mencari evidence-evidence yang ada. Di TKP didapat ada beberapa evidence yang menjadi alat bukti awal," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Selasa 7 Februari 2023.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)