Adu Kuat Pihak Pengusaha dan Warga Soal Akses Gang Besan Serpong Ditutup Beton

Kamis, 16 Februari 2023 - 12:02 WIB
loading...
Adu Kuat Pihak Pengusaha dan Warga Soal Akses Gang Besan Serpong Ditutup Beton
Pihak pengusaha bersikukuh tidak membuka akses jalan Gang Besan, Kampung Cicentang, Rawa Buntu, Serpong, Tangsel. Sementara, warga minta diberikan akses jalan sehingga tembok dibongkar. Foto: MPI/Hambali
A A A
TANGERANG SELATAN - Pihak pengusaha bersikukuh tidak membuka akses jalan Gang Besan, Kampung Cicentang, Rawa Buntu, Serpong , Kota Tangerang Selatan (Tangsel) alias tembok beton tetap berdiri kokoh. Sementara, warga minta diberikan akses jalan sehingga tembok dibongkar. Mana yang kuat?

Pihak pengusaha melalui perwakilannya, Bayu Supranoto (41) menegaskan enggan berunding lagi soal penutupan akses Gang Besan. Sebab, lahan itu segera dibangun tempat komersial seperti gedung parkir.
Baca juga: Gang Besan Serpong Ditutup Beton, Perwakilan Pengusaha: Tak Sejengkal pun Kami Beri Akses Jalan

"Sudah tidak ada lagi yang bisa diperjuangkan. Kami tak akan sejengkal pun memberi akses jalan di Gang Besan, itu sudah final," katanya di Serpong, Tangsel, belum lama ini.

Landasan penutupan akses jalan berdasarkan sertifikat Nomor 145 Tahun 1982 yang dimiliki. Bahkan, Bayu mempertanyakan dasar pemasangan konblok dan gapura Gang Besan di lahan miliknya. "Pemasangannya nggak ada izin ke kita, itu juga bisa dipersoalkan," ucapnya.

Di pihak warga sebenarnya sudah berupaya menjalin mediasi dengan mengundang pihak pengusaha, namun tidak hadir. Mediasi yang dihadiri Kelurahan Rawa Buntu, warga lingkungan RT 02 dan RT 03, Babinsa, Binamas, dan anggota DPRD Tangsel terpaksa deadlock alias buntu.

Warga menyesalkan ketidakhadiran pemilik lahan atau pihak pengusaha dalam mediasi. Padahal, banyak pihak menginginkan solusi bersama atas persoalan penutupan akses Gang Besan dengan beton.

Ketua RT 03 Kampung Cicentang Asep menuturkan permintaan warga agar dibukanya kembali akses jalan bakal disampaikan langsung pihak kelurahan pada pemilik lahan. "Nanti lurah yang nemuin pemilik lahan. Warga sih intinya minta akses jalan saja, temboknya dibongkar," ujarnya.

Sebenarnya Pemkot dan DPRD Tangsel sudah berupaya menengahi atau mencari solusi terkait akses Gang Beson ditembok beton. Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan meminta pengertian dari pengusaha yang menutup jalan agar membuka kembali akses Gang Besan.

"Mudah-mudahan yang bersangkutan mengerti dan kembali membuka jalan tersebut untuk kepentingan masyarakat. Nanti kita lihat dulu masalahnya apa. Setelah tahu masalahnya baru kita selesaikan," ujar Pilar.

Dia juga segera memanggil Camat dan Lurah guna memaparkan kronologi yang berujung penutupan akses Gang Besan. "Kalau misalkan jalan umum, kasihan warga lain. Ini untuk kerukunan, jangan seperti itu. Kalau ada masalah antara warga, coba kira-kira apa yang bisa diselesaikan nanti kita mediasi," katanya.

Penutupan Gang Besan juga membuat DPRD Tangsel angkat bicara. Anggota DPRD Tangsel Julham Firdaus menyarankan semua pihak yang terlibat tidak mengedepankan ego dan bijak mencari penyelesaian bersama. Pengusaha maupun warga saling membutuhkan satu sama lain.

"Marilah kita membuat suasana menjadi sejuk, nyaman, dan harmonis. Jangan ada yang terlalu mengedepankan amarah dan emosional. Kita harus cari solusi terbaik. Pengusaha pasti membutuhkan lingkungan dan lingkungan juga pasti mendapatkan peluang kerja atas usaha dan investasi yang ada," ujar Julham, Rabu (15/2/2023).
Baca juga: Kisruh Penutupan Gang Besan Serpong, DPRD: Pengusaha Butuh Lingkungan, Warga Ingin Peluang Kerja

Penutupan akses jalan Gang Besan karena di depannya ada sebuah proyek yang tengah dikerjakan. Sebagian sisi proyek menutup habis akses jalan yang memiliki lebar sekitar 3 meter.

Tembok beton setinggi lebih dari 2 meter berdiri kokoh menutup akses jalan Gang Besan. Terlihat gundukan tanah merah di sekitar area. Luas kawasan proyek berdasarkan sertifikat mencapai 1.618 meter.

Rencananya, bangunan komersial untuk sarana parkir akan dibangun di atas lahan tersebut. Tahapan pengerjaan di lapangan masih proses pemerataan tanah.

Ada beberapa rumah warga yang berbatasan langsung dengan tembok beton di lokasi, salah satunya rumah Nenek Masni (67) yang biasanya berjualan kopi di pinggir Jalan Raya Rawa Buntu.
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2849 seconds (0.1#10.140)