Ditemukan di Jakarta, 7 Fakta Cacar Monyet yang Perlu Diperhatikan
Sabtu, 20 Agustus 2022 - 21:01 WIB
"Kalimatnya bukan “Kedaruratan Kesehatan Global”, dan semua perlu melakukan upaya kesehatan masyarakat untuk menghentikan penularan cacar monyet dinegaranya, apalagi kalau sudah ada kasus seperti di negara kita ini," ucapnya.
"Ke lima, ada sedikitnya enam upaya kesehatan yang harus dilakukan, apalagi kalau sudah ada kasus seperti kita ini," sambungnya.
Mantan DirJen Pengendalian Penyakit Kemenkes serta Mantan Kepala Balitbangkes itu mengatakan, ada enam upaya kesehatan yang dapat dilakukan.
"Ke satu peningkatan surveilan penyakit, ke dua penelusuran kasus yang ketat, ke tiga komunikasi risiko yang baik, ke empat keterlibatan aktif masyarakat, ke lima upaya penurunan risiko, dan ke enam adalah vaksinasi," katanya.
"Kita tentu berharap agar di negara kita setidaknya ke enam upaya kesehatan ini dapat dilakukan dengan maksimal," sambungnya.
Kembali ke topik tujuh hal yang perlu diketahui, dan diterapkan mengenai penyakit cacar monyet. Poin ke enam, adalah soal ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia yang saat ini masih terbatas.
"Memang ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia saat ini masih terbatas. WHO bahkan menegaskan bahwa mereka kawatir bahwa ketimpangan pemerataan vaksin yang pernah terjadi untuk Covid-19 akan terjadi lagi pada pengendalian cacar monyet ini," katanya.
"Karena itu baik kalau kita di Indonesia segera mengadakan vaksin di lapangan untuk yang membutuhkan," sambungnya.
Poin terakhir, Tjandra mengungkap bahwa WHO sudah memberikan penamaan baru untuk jenis cacar monyet.
"Ke tujuh, WHO sudah memberi penamaan baru untuk clade/galur/jenis cacar monyet. Yang dulu dikenal sebagai clade Congo Basin atau Afrika Tengan kini disebut sebagai clade I, dan yang clade/galur Afrika Barat disebut clade II," katanya.
"Ke lima, ada sedikitnya enam upaya kesehatan yang harus dilakukan, apalagi kalau sudah ada kasus seperti kita ini," sambungnya.
Mantan DirJen Pengendalian Penyakit Kemenkes serta Mantan Kepala Balitbangkes itu mengatakan, ada enam upaya kesehatan yang dapat dilakukan.
"Ke satu peningkatan surveilan penyakit, ke dua penelusuran kasus yang ketat, ke tiga komunikasi risiko yang baik, ke empat keterlibatan aktif masyarakat, ke lima upaya penurunan risiko, dan ke enam adalah vaksinasi," katanya.
"Kita tentu berharap agar di negara kita setidaknya ke enam upaya kesehatan ini dapat dilakukan dengan maksimal," sambungnya.
Kembali ke topik tujuh hal yang perlu diketahui, dan diterapkan mengenai penyakit cacar monyet. Poin ke enam, adalah soal ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia yang saat ini masih terbatas.
"Memang ketersediaan vaksin cacar monyet di dunia saat ini masih terbatas. WHO bahkan menegaskan bahwa mereka kawatir bahwa ketimpangan pemerataan vaksin yang pernah terjadi untuk Covid-19 akan terjadi lagi pada pengendalian cacar monyet ini," katanya.
"Karena itu baik kalau kita di Indonesia segera mengadakan vaksin di lapangan untuk yang membutuhkan," sambungnya.
Poin terakhir, Tjandra mengungkap bahwa WHO sudah memberikan penamaan baru untuk jenis cacar monyet.
"Ke tujuh, WHO sudah memberi penamaan baru untuk clade/galur/jenis cacar monyet. Yang dulu dikenal sebagai clade Congo Basin atau Afrika Tengan kini disebut sebagai clade I, dan yang clade/galur Afrika Barat disebut clade II," katanya.
tulis komentar anda