Profil Brigjen Krishna Murti, Baku Tembak dengan Teroris dan Populerkan Turn Back Crime

Senin, 28 Februari 2022 - 14:00 WIB
Brigjen Pol Krishna Murti.Foto/SINDOphoto/Dok
JAKARTA - Brigjen Pol Krishna Murti , nama salah satu perwira tingga di Polri ini tak asing lagi di telinga masyarakat. Krishna Murti merupakan salah satu polisi yang menjadi idola masyarakat khususnya warga Jakarta dengan pria yang mempopulerkan Turn Back Crime.

Dilansir dari sejumlah sumber, Krishna Murti merupakan pria kelahiran Ambon, 15 Januari 1970. Dia merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1991.

Krishna mengawali kariernya menjadi perwira pertama Polda Jawa Tengah. Pada 1996, Krishna dikirim ke Bosnia sebagai anggota Polri yang berdinas di jajaran PBB. Sekembalinya ke Tanah Air, Krishna didapuk menjadi Kanit Reserse Narkoba di Polwiltabes Surabaya pada 1997.



Pada tahun 2000, Krishna menjadi lulusan terbaik Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Kemudian, dia pun menjadi Sekretaris Pribadi Kapolda Metro Jaya. Pada tahun 2001, Krishna menjadi Kapolsek Metro Penjaringan pada 2001.

Kariernya pun makin menanjak, dia menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya pada 2015. Krishna merupakan sosok polisi yang cukup dikenal masyarakat. Namanya mencuat ketika menangani kasus besar seperti insiden bom Sarinah pada 2016.

Krishna saat itu terlibat baku tembak dengan sekelompok teroris di Kawasan Sarinah. Selain insiden bom Sarinah, namanya juga dikenal publik ketika menangani kasus kopi maut bersianida Jessica Kumala Wongso pada 2017.

Tak hanya itu, penampilannya yang menggunakan kaus serta atribut Turn Back Crime pun populer di kalangan masyarakat. Bahkan banyak pedagang yang menjual kaus serta atribut tersebut. Diketahui, Turn Back Crime adalah slogan Interpol dalam rangka menanggulangi kejahatan.

Saat ini, Krishna Murti berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen). Sebelumnya Krishna telah menjabat Karomisinter Divhubinter Polri (2017), Kabagkembangtas Romisinter Divhubinter Polri (2016), dan Wakapolda Lampung (2016).
(hab)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More