Julukan Bogor Kota Sejuta Angkot, Akankah Hilang dengan Dibangunnya LRT?
Sabtu, 12 Februari 2022 - 11:47 WIB
BOGOR - Kota Bogor, salah satu kota besar yang terletak di Jawa Barat dan masih menjadi lokasi penyangga Jakarta terkenal memiliki alat transportasi, terutama angkutan kota atau angkot yang sangat banyak.
Dalam Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan bertajuk ‘Kebijakan Perencanaan Angkutan Massal di Kota Bogor’, jumlah angkot di kota tersebut diprediksi melebihi 3 ribu unit. Ditambah, ada sekitar 30 unit bus yang juga mampu melayani masyarakat kota Bogor.
Semakin masifnya keberadaan angkot di kota tersebut tak bisa dilepaskan dari pertambahan jumlah penduduk kota Bogor yang juga terus meningkat. Transportasi publik yang cepat dan murah sudah pasti dibutuhkan demi menunjang aktivitas masyarakat.
Menurut laporan BPS berjudul ‘Kota Bogor Dalam Angka 2020’, jumlah penduduk kota Bogor di tahun 2019 mencapai 1,048 juta. Meskipun pertumbuhan penduduknya tinggi, namun pertumbuhan kendaraan di Bogor jauh lebih besar, yakni 7,51 % setiap tahunnya.
Sebenarnya, angkot masuk ke dalam transportasi yang kurang efisien dioperasikan, terutama di kota Bogor. Sebab, terlalu banyak jenis angkot dengan trayek yang kurang efektif. Sehingga, seringkali terjadi overlap.
Artinya, dalam satu trayek atau rute bisa dilewati oleh lebih daru 4 jenis angkot. Angkot hanya bisa mengangkut setidaknya 12 penumpang, yang membuatnya tidak bisa digolongkan sebagai transportasi massal.
Sementara itu, pertambahan angkot di Bogor yang semakin membengkak juga akan mengakibatkan kemacetan yang lebih parah di kota ini. Belum lagi tingkat kenyamanan dan keamanan yang rendah, disertai isu sosial lainnya.
Percepatan pembangunan LRT menjadi salah satu harapan pemerintah kota Bogor untuk bisa mengubah wajah moda transportasinya. Ditambah, LRT juga akan beroperasi dan masuk ke kota Bogor.
Diperkirakan, 40 % warga Bogor yang tadinya menggunakan transportasi roda 4 akan beralih ke LRT. Hal ini praktis membuat Bogor akan jauh lebih tertata dan terhindar dari padatnya lalu lintas.
Dalam Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan bertajuk ‘Kebijakan Perencanaan Angkutan Massal di Kota Bogor’, jumlah angkot di kota tersebut diprediksi melebihi 3 ribu unit. Ditambah, ada sekitar 30 unit bus yang juga mampu melayani masyarakat kota Bogor.
Semakin masifnya keberadaan angkot di kota tersebut tak bisa dilepaskan dari pertambahan jumlah penduduk kota Bogor yang juga terus meningkat. Transportasi publik yang cepat dan murah sudah pasti dibutuhkan demi menunjang aktivitas masyarakat.
Baca Juga
Menurut laporan BPS berjudul ‘Kota Bogor Dalam Angka 2020’, jumlah penduduk kota Bogor di tahun 2019 mencapai 1,048 juta. Meskipun pertumbuhan penduduknya tinggi, namun pertumbuhan kendaraan di Bogor jauh lebih besar, yakni 7,51 % setiap tahunnya.
Sebenarnya, angkot masuk ke dalam transportasi yang kurang efisien dioperasikan, terutama di kota Bogor. Sebab, terlalu banyak jenis angkot dengan trayek yang kurang efektif. Sehingga, seringkali terjadi overlap.
Artinya, dalam satu trayek atau rute bisa dilewati oleh lebih daru 4 jenis angkot. Angkot hanya bisa mengangkut setidaknya 12 penumpang, yang membuatnya tidak bisa digolongkan sebagai transportasi massal.
Sementara itu, pertambahan angkot di Bogor yang semakin membengkak juga akan mengakibatkan kemacetan yang lebih parah di kota ini. Belum lagi tingkat kenyamanan dan keamanan yang rendah, disertai isu sosial lainnya.
Percepatan pembangunan LRT menjadi salah satu harapan pemerintah kota Bogor untuk bisa mengubah wajah moda transportasinya. Ditambah, LRT juga akan beroperasi dan masuk ke kota Bogor.
Diperkirakan, 40 % warga Bogor yang tadinya menggunakan transportasi roda 4 akan beralih ke LRT. Hal ini praktis membuat Bogor akan jauh lebih tertata dan terhindar dari padatnya lalu lintas.
(ams)
tulis komentar anda