Kasus Mafia Tanah Rugikan Nirina Zubir, Polisi: Kemungkinan Ada Tersangka Lain
Kamis, 18 November 2021 - 16:48 WIB
JAKARTA - Polisi telah menahan 3 tersangka kasus mafia tanah yang merugikan keluarga Nirina Zubir sebesar Rp17 miliar. Sedangkan, dua tersangka lain dari PPAT belum ditangkap yaitu Ina Rosiana dan Edwin Ridwan. Tidak menutup kemungkinan ada penambahan tersangka pada kasus ini.
"Kemungkinan akan ada tersangka lain. Kita masih lakukan pendalaman karena ini akan berkembang lagi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: ART Tersangka Penggelapan Rp17 Miliar Milik Nirina Zubir Dipajang di Polda Metro Jaya
Kasus mafia tanah ini berawal dari pengurusan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pelaku yakni asisten rumah tangga (ART) keluarga Nirina bernama Riri Khasmira dipercaya oleh ibunda Nirina, almarhumah Cut Indria Martini untuk mengurus pembayaran PBB diberi kuasa oleh almarhumah.
Berangkat dari kepercayaan korban, pelaku mengubah kepemilikkan beberapa sertifikat atas nama dirinya dan suaminya Endrianto yang juga ditetapkan tersangka. Selanjutnya, pelaku juga menggadaikan sertifikat tersebut ke bank. Kemudian, beberapa sertifikat lainnya dijual oleh pelaku.
"Ini yang dia gadaikan lagi dengan mengajak satu notaris untuk membantu para pelaku dan mengubah sertifikat atas nama orang ini digadaikan, ada yang harganya Rp1,5 miliar. Hasilnya dibagi rata oleh para pelaku," kata Yusri.
Baca juga: Kronologi Penggelapan 6 Sertifikat Tanah Rp17 Miliar Milik Keluarga Nirina Zubir
Sertifikat yang diambilalih oleh pelaku berjumlah 6 sertifikat. Adapun perkara ini dilaporkan oleh 3 anak korban, termasuk Nirina Zubir ke Polda Metro Jaya pada Juni 2021. "Adanya dugaan tindak pidana pemalsuan surat atau akta autentik keterangan palsu dan penggelapan dana serta pencucian uang terhadap 6 objek sertifikat hak milik," ujarnya.
Atas perbuatannya, para tersangka dikenai Pasal 378, Pasal 372 dan Pasal 263 KUHP tentang Penipuan dan Pemalsuan Dokumen dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara.
"Kemungkinan akan ada tersangka lain. Kita masih lakukan pendalaman karena ini akan berkembang lagi," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (18/11/2021).
Baca juga: ART Tersangka Penggelapan Rp17 Miliar Milik Nirina Zubir Dipajang di Polda Metro Jaya
Kasus mafia tanah ini berawal dari pengurusan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pelaku yakni asisten rumah tangga (ART) keluarga Nirina bernama Riri Khasmira dipercaya oleh ibunda Nirina, almarhumah Cut Indria Martini untuk mengurus pembayaran PBB diberi kuasa oleh almarhumah.
Berangkat dari kepercayaan korban, pelaku mengubah kepemilikkan beberapa sertifikat atas nama dirinya dan suaminya Endrianto yang juga ditetapkan tersangka. Selanjutnya, pelaku juga menggadaikan sertifikat tersebut ke bank. Kemudian, beberapa sertifikat lainnya dijual oleh pelaku.
"Ini yang dia gadaikan lagi dengan mengajak satu notaris untuk membantu para pelaku dan mengubah sertifikat atas nama orang ini digadaikan, ada yang harganya Rp1,5 miliar. Hasilnya dibagi rata oleh para pelaku," kata Yusri.
Baca juga: Kronologi Penggelapan 6 Sertifikat Tanah Rp17 Miliar Milik Keluarga Nirina Zubir
Sertifikat yang diambilalih oleh pelaku berjumlah 6 sertifikat. Adapun perkara ini dilaporkan oleh 3 anak korban, termasuk Nirina Zubir ke Polda Metro Jaya pada Juni 2021. "Adanya dugaan tindak pidana pemalsuan surat atau akta autentik keterangan palsu dan penggelapan dana serta pencucian uang terhadap 6 objek sertifikat hak milik," ujarnya.
Atas perbuatannya, para tersangka dikenai Pasal 378, Pasal 372 dan Pasal 263 KUHP tentang Penipuan dan Pemalsuan Dokumen dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun penjara.
(jon)
tulis komentar anda