Metamorfosis Jakarta, Berawal dari Pesisir dan Upaya Meninggalkan Corak Kolonial (1)

Kamis, 11 November 2021 - 05:49 WIB


Istana Negara, bangunan peninggalan kolonial

yang terletak di kawasan Jakarta Pusat



Fatahillah kemudian mengganti nama wilayah ini menjadi Jayakarta. Pelabuhan Sunda Kelapa yang makin ramai dengan perdagangan berbagai komoditas, terutama rempah-rempah, menarik minat Belanda untuk menguasai wilayah ini. Adalah Gubernur Jenderal Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) Jan Pieterszoon Coen yang merebut Jayakarta dari kekuasaan Kesultanan Banten, pada 30 Mei 1619. Jayakarta pun diubah menjadi Batavia oleh VOC.

baca juga: Sejarah Jakarta, Disebut di Batu Tulis Purnawarman yang Berkembang Menjadi Bandar Besar

Humaidi menerangkan, penyerangan wilayah Sunda Kelapa ini menunjukkan adanya gesekan-gesekan antarpedagang. “Di situ sudah ada Jakarta sebagai kota dagang. Jakarta sebagai pusat pemerintahan. Di masa lalu, Jakarta atau Sunda Kelapa belum (menjadi) pusat pemerintahan seperti kerajaan. Jakarta mungkin tidak ada kerajaan. Yang ada adalah pasar,” ujar Humaidi kepada Koran SINDO, belum lama ini.

Di masa itu, Belanda menjadikan Batavia sebagai pusat pemerintahan dan bisnis. Pilihan ini karena Batavia memiliki posisi strategis, berada di tengah-tengah, antara wilayah Indonesia Barat dan Timur. Sebenarnya, pada waktu itu ada beberapa pelabuhan lain yang mencolok, seperti Makassar. Namun, menurut Humaidi, Belanda sulit masuk ke sana karena ada kerajaan Gowa yang cukup besar.



Kawasan Monas yang sekarang disebut-sebut Titik Nol Kilometer Jakarta
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More