Ayah Masuk Penjara karena Curi Besi, 2 Bocah Ini Ditinggal sang Ibu
Rabu, 22 September 2021 - 15:27 WIB
JAKARTA - Dua bocah perempuan bernama Nabi (9) dan adiknya Memei (7) terpaksa hidup tanpa kasih sayang kedua orang tuanya. Sang ayah yakni, Ricardo Gultom harus mendekam di tahanan karena mencuri besi di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara .
Adapun sang ibu pergi meninggalkan kedua bocah tersebut sejak Ricardo berurusan dengan kepolisian. Saat ini Nabi dan Meimei tinggal bersama neneknya di rumah kontrakan berukuran 5x5 meter Jalan Sungai Tiram, Gang 26, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Aku mau ketemu bapak! Bapak...Bebasin bapak aku," kata Nabi menangis saat teringat ayahnya yang ditahan karena diduga mencuri besi yang dijual seharga Rp270.000. Kisah ini bermula ketika ayah Nabi, Ricardo Gultom, tergiur untuk mengambil ujung besi yang menempel di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, pada Sabtu, 12 Juni 2021 sekira pukul 12.00 WIB.
Menurut surat dakwaan pengadilan Jakarta Utara dengan Nomor: Reg.Perkara PDM-278/JKT-UTR/08/2021, Ricardo mencuri besi itu bersama rekannya, Didi Supriyadi.
"Saksi Didi bersama terdakwa Ricardo Gultom mengambil alat berupa gergaji besi serta palu kodem, langsung memotong dan memukul besi penahan jalan tersebut," demkian dikutip dari surat dakwaan tersebut pada Rabu (22/9/2021).
Kemudian besi itu dijual seharga Rp270.000. Lalu dibagi dua sehingga masing-masing mendapat Rp135.000. Sementara di surat dakwaan disebutkan pemilik besi, yakni Dinas Bina Marga DKI Jakarta mengalami kerugian Rp937.500.
"Besi dijual Rp270.000 lalu dibagi dua. Ricardo Gultom mendapat Rp135 ribu," ujar pengacara terdakwa, Amriadi Pasaribu. Dia melanjutkan, sejak Ricardo ditahan, kliennya tersebut belum bisa dibesuk. Maka tak ayal anak korban pun menangis hampir setiap hari karena rindu.
"Saya kasihan anak itu. Ayahnya ditahan, sedangkan ibunya kabur, menghilang meninggalkan anaknya sejak kasus ini bergulir," ucapnya. Memei berbeda dengan kakaknya yang selalu menangis, sang adik tampak lebih tegar.
Sementara sang kakak, Nabi, mengamini ucapan adik sambil terisak. "Kalau ketemu bapak, aku mau peluk. Bebasin bapak aku," katanya sambil terus mengucurkan air mata.
Amriadi Pasaribu berencana mendatangi Dinas Bina Marga DKI Jakarta, untuk menjelaskan nasib anak ini. Sehingga diharapkan dalam kasus ini dikedepankan rasa simpati."Hari ini sidang mendengarkan keterangan saksi di PN Jakut. Kemudian saya akan menemui pihak Bina Marga, semoga mereka mengasihani dua anak yang terus menangis ini," pungkasnya.
Adapun sang ibu pergi meninggalkan kedua bocah tersebut sejak Ricardo berurusan dengan kepolisian. Saat ini Nabi dan Meimei tinggal bersama neneknya di rumah kontrakan berukuran 5x5 meter Jalan Sungai Tiram, Gang 26, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
"Aku mau ketemu bapak! Bapak...Bebasin bapak aku," kata Nabi menangis saat teringat ayahnya yang ditahan karena diduga mencuri besi yang dijual seharga Rp270.000. Kisah ini bermula ketika ayah Nabi, Ricardo Gultom, tergiur untuk mengambil ujung besi yang menempel di Jalan RE Martadinata, Jakarta Utara, pada Sabtu, 12 Juni 2021 sekira pukul 12.00 WIB.
Menurut surat dakwaan pengadilan Jakarta Utara dengan Nomor: Reg.Perkara PDM-278/JKT-UTR/08/2021, Ricardo mencuri besi itu bersama rekannya, Didi Supriyadi.
"Saksi Didi bersama terdakwa Ricardo Gultom mengambil alat berupa gergaji besi serta palu kodem, langsung memotong dan memukul besi penahan jalan tersebut," demkian dikutip dari surat dakwaan tersebut pada Rabu (22/9/2021).
Kemudian besi itu dijual seharga Rp270.000. Lalu dibagi dua sehingga masing-masing mendapat Rp135.000. Sementara di surat dakwaan disebutkan pemilik besi, yakni Dinas Bina Marga DKI Jakarta mengalami kerugian Rp937.500.
"Besi dijual Rp270.000 lalu dibagi dua. Ricardo Gultom mendapat Rp135 ribu," ujar pengacara terdakwa, Amriadi Pasaribu. Dia melanjutkan, sejak Ricardo ditahan, kliennya tersebut belum bisa dibesuk. Maka tak ayal anak korban pun menangis hampir setiap hari karena rindu.
"Saya kasihan anak itu. Ayahnya ditahan, sedangkan ibunya kabur, menghilang meninggalkan anaknya sejak kasus ini bergulir," ucapnya. Memei berbeda dengan kakaknya yang selalu menangis, sang adik tampak lebih tegar.
Sementara sang kakak, Nabi, mengamini ucapan adik sambil terisak. "Kalau ketemu bapak, aku mau peluk. Bebasin bapak aku," katanya sambil terus mengucurkan air mata.
Amriadi Pasaribu berencana mendatangi Dinas Bina Marga DKI Jakarta, untuk menjelaskan nasib anak ini. Sehingga diharapkan dalam kasus ini dikedepankan rasa simpati."Hari ini sidang mendengarkan keterangan saksi di PN Jakut. Kemudian saya akan menemui pihak Bina Marga, semoga mereka mengasihani dua anak yang terus menangis ini," pungkasnya.
(hab)
Lihat Juga :
tulis komentar anda