Di Masa Gubernur Jenderal Hindia Belanda Ini Banyak Prestasi juga Marak Korupsi
Sabtu, 18 September 2021 - 05:00 WIB
Mengetahui pemimpin Mataram yang baru ini tidak sekeras Sultan Agung, maka pada 24 September 1646, dia mengajak Mataram berdamai dan diberi imbalan bahwa Mataram berhak berdagang di semua pelabuhan VOC kecuali Ambon, Ternate, dan Banda. Juga dengan membawa surat pas dari VOC, Mataram diperbolehkan berdagang ke Malaka atau daerah yang lebih jauh di utara Hindia.
Kemudian, untuk menjaga kestabilan VOC di Pulau Jawa van der Lijn membuat perjanjian perdamaian dengan Banten. Untuk memperkuat posisi VOC di Maluku, van der Lijn merebut Solor dari Portugis dan menduduki Hitu sepenuhnya setelah dapat membunuh Kakiali, pemimpin Hitu saat itu.
Baca juga: Jembatan Merah Bogor, Tempat Kongkow Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sambil Makan Doclang
Dari sederet prestasi tersebut, van der Lijn juga memiliki kekurangan. Selama kepemimpinannya, tingkat KKN sangat tinggi terutama kedekatannya dengan Direktur Jenderal Caron. Akibat KKN, pelayanan publik di Batavia merosot dikarenakan dana habis dikorupsi.
Pada 7 Oktober 1650, para pemimpin VOC di Belanda meminta dengan hormat supaya van der Lijn mengundurkan diri dan digantikan oleh Carel Reyniersz.
Pada 1651 van der Lijn kembali ke negaranya dengan menumpang kapal Prinses Royaal. Di Belanda, sambutan terhadap van der Lijn sangat dingin dan hanya diberi jabatan sebagai komandan armada kapal dagang VOC. Van der Lijn kemudian menghabiskan masa hidupnya di Alkmaar dan pada 24 Desember 1668 dia diangkat menjadi wali kota di kota itu. Van der Lijn meninggal pada 27 Juli 1679 di kota kelahirannya.
Kemudian, untuk menjaga kestabilan VOC di Pulau Jawa van der Lijn membuat perjanjian perdamaian dengan Banten. Untuk memperkuat posisi VOC di Maluku, van der Lijn merebut Solor dari Portugis dan menduduki Hitu sepenuhnya setelah dapat membunuh Kakiali, pemimpin Hitu saat itu.
Baca juga: Jembatan Merah Bogor, Tempat Kongkow Gubernur Jenderal Hindia Belanda Sambil Makan Doclang
Dari sederet prestasi tersebut, van der Lijn juga memiliki kekurangan. Selama kepemimpinannya, tingkat KKN sangat tinggi terutama kedekatannya dengan Direktur Jenderal Caron. Akibat KKN, pelayanan publik di Batavia merosot dikarenakan dana habis dikorupsi.
Pada 7 Oktober 1650, para pemimpin VOC di Belanda meminta dengan hormat supaya van der Lijn mengundurkan diri dan digantikan oleh Carel Reyniersz.
Pada 1651 van der Lijn kembali ke negaranya dengan menumpang kapal Prinses Royaal. Di Belanda, sambutan terhadap van der Lijn sangat dingin dan hanya diberi jabatan sebagai komandan armada kapal dagang VOC. Van der Lijn kemudian menghabiskan masa hidupnya di Alkmaar dan pada 24 Desember 1668 dia diangkat menjadi wali kota di kota itu. Van der Lijn meninggal pada 27 Juli 1679 di kota kelahirannya.
(jon)
tulis komentar anda