Joe Biden Sebut 10 Tahun Lagi Jakarta Tenggelam, Kent: Antisipasi dari Sekarang Sebelum Terlambat
Rabu, 04 Agustus 2021 - 15:32 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, turut angkat bicara mengenai pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang membuat heboh jagat media nasional. Biden mengendus soal perubahan iklim di dunia dan memprediksi Ibu kota Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan.
Menurut pria yang akrab disapa Kent itu, pernyataan orang nomor satu di negara adidaya itu bisa dijadikan suatu masukan positif serta harus ditanggapi dengan serius oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Saya berharap para ilmuwan atau para ahli di bidangnya harus bisa melakukan langkah-langkah terobosan terkait apa yang sudah diutarakan oleh Joe Biden. Para ahli harus bisa sepemikiran dalam menanggapi masalah perubahan iklim dan pemanasan global. Terutama bagi Pemprov DKI, harus bisa benar-benar serius dalam menyikapi pernyataan Biden tersebut," kata Kent dalam keterangannya, Rabu (4/8/2021).
Hal itu, kata Kent, merujuk pada laporan analis bisnis Verisk Maplecroft (12/5), dimana menempatkan Jakarta di peringkat teratas kota paling rentan krisis iklim dari 576 kota besar di dunia. Jakarta masih dirundung beragam masalah lingkungan, mulai dari penurunan muka tanah akibat penyedotan air tanah tidak terkendali, kelangkaan air bersih, ancaman banjir, serta prediksi terancam tenggelam pada 2050.
Dalam beberapa dekade terakhir, masalah banjir sebagian didorong oleh pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan permukaan tanah menurun. Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40% permukaan tanah Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut.
"Hal ini yang perlu diwaspadai, Pemprov DKI harus bisa mengambil langkah antisipasi dari sekarang sebelum terlambat. Persoalan air bersih dan air tanah di Jakarta harus menjadi perhatian serius dan skala prioritas. Pemprov dalam hal ini harus bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga, baru menghentikan perizinan pemompaan air tanah," ketus Kent.
Selain itu, lanjut Kent, saat ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajarannya juga harus fokus pada pembenahan 13 sungai utama, seperti harmonisasi normalisasi dan naturalisasi, dengan merevitalisasi 109 itu atau danau, embung dan waduk serta menambah 20 waduk baru.
Menurut pria yang akrab disapa Kent itu, pernyataan orang nomor satu di negara adidaya itu bisa dijadikan suatu masukan positif serta harus ditanggapi dengan serius oleh pemerintah, khususnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Baca Juga
"Saya berharap para ilmuwan atau para ahli di bidangnya harus bisa melakukan langkah-langkah terobosan terkait apa yang sudah diutarakan oleh Joe Biden. Para ahli harus bisa sepemikiran dalam menanggapi masalah perubahan iklim dan pemanasan global. Terutama bagi Pemprov DKI, harus bisa benar-benar serius dalam menyikapi pernyataan Biden tersebut," kata Kent dalam keterangannya, Rabu (4/8/2021).
Hal itu, kata Kent, merujuk pada laporan analis bisnis Verisk Maplecroft (12/5), dimana menempatkan Jakarta di peringkat teratas kota paling rentan krisis iklim dari 576 kota besar di dunia. Jakarta masih dirundung beragam masalah lingkungan, mulai dari penurunan muka tanah akibat penyedotan air tanah tidak terkendali, kelangkaan air bersih, ancaman banjir, serta prediksi terancam tenggelam pada 2050.
Dalam beberapa dekade terakhir, masalah banjir sebagian didorong oleh pemompaan air tanah secara luas yang menyebabkan permukaan tanah menurun. Menurut beberapa perkiraan, sebanyak 40% permukaan tanah Jakarta sekarang berada di bawah permukaan laut.
Baca Juga
"Hal ini yang perlu diwaspadai, Pemprov DKI harus bisa mengambil langkah antisipasi dari sekarang sebelum terlambat. Persoalan air bersih dan air tanah di Jakarta harus menjadi perhatian serius dan skala prioritas. Pemprov dalam hal ini harus bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga, baru menghentikan perizinan pemompaan air tanah," ketus Kent.
Selain itu, lanjut Kent, saat ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan jajarannya juga harus fokus pada pembenahan 13 sungai utama, seperti harmonisasi normalisasi dan naturalisasi, dengan merevitalisasi 109 itu atau danau, embung dan waduk serta menambah 20 waduk baru.
tulis komentar anda