21 Rumah Sakit di Kota Bogor Alami Kelangkaan Oksigen dan Obat-obatan
Jum'at, 16 Juli 2021 - 19:18 WIB
BOGOR - Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim menyebutkan hingga saat ini 21 rumah sakit di wilayahnya masih mengalami kelangkaan oksigen dan obat-obatan.
Maka dari itu, kata dia, bantuan dari sejumlah pihak sangat dibutuhkan untuk mengatasi kelangkaan oksigen dan obat akibat lonjakan pasien Covid-19.
"Jadi dengan kelangkaan dan kesulitan distribusi atau pasokan mengakibatkan penurunan kapasitas daya tampung. Sehingga mengakibatkan banyak orang melakukan isolasi mandiri," ungkap Dedie saat menerima bantuan 20 unit Oxygen Concentrator dari BNPB, Jumat (16/7/2021).
Tonton Video: Penimbun Tabung dan Regulator Oksigen Tertangkap, Raup Keuntungan Rp 300 Juta Sebulan
Di luar itu, tak hanya berbicara oksigen, Dedie juga menyebut saat ini timbul permasalahan baru, yakni ketersediaan obat - obatan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meminta secara khusus kepada para penegak hukum untuk mencari kemana sebetulnya obat-obatan tersebut.
"Jangan sampai ada yang menimbun. Jika sampai terjadi penimbunan, harus segera ditindak. Karena masyarakat dalam kondisi darurat tidak bisa menunggu dan harus ada ketegasan dari aparat," terang Dedie.
Di RSUD, kata Dedie, obat-obatan ini didistribusikan langsung dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Akan tetapi fakta yang terjadi, jika masyarakat yang mempunyai resep dan mencari ke apotek, justru tidak ditemukan obat yang dimaksud.
Jangan sampai juga, ada masyarakat yang membeli hanya untuk persediaan. Sedangkan kedaruratannya tidak tertangani karena tidak tersedia. Hal serupa terjadi di semua rumah sakit.
Maka dari itu, kata dia, bantuan dari sejumlah pihak sangat dibutuhkan untuk mengatasi kelangkaan oksigen dan obat akibat lonjakan pasien Covid-19.
"Jadi dengan kelangkaan dan kesulitan distribusi atau pasokan mengakibatkan penurunan kapasitas daya tampung. Sehingga mengakibatkan banyak orang melakukan isolasi mandiri," ungkap Dedie saat menerima bantuan 20 unit Oxygen Concentrator dari BNPB, Jumat (16/7/2021).
Tonton Video: Penimbun Tabung dan Regulator Oksigen Tertangkap, Raup Keuntungan Rp 300 Juta Sebulan
Di luar itu, tak hanya berbicara oksigen, Dedie juga menyebut saat ini timbul permasalahan baru, yakni ketersediaan obat - obatan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meminta secara khusus kepada para penegak hukum untuk mencari kemana sebetulnya obat-obatan tersebut.
"Jangan sampai ada yang menimbun. Jika sampai terjadi penimbunan, harus segera ditindak. Karena masyarakat dalam kondisi darurat tidak bisa menunggu dan harus ada ketegasan dari aparat," terang Dedie.
Di RSUD, kata Dedie, obat-obatan ini didistribusikan langsung dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Akan tetapi fakta yang terjadi, jika masyarakat yang mempunyai resep dan mencari ke apotek, justru tidak ditemukan obat yang dimaksud.
Jangan sampai juga, ada masyarakat yang membeli hanya untuk persediaan. Sedangkan kedaruratannya tidak tertangani karena tidak tersedia. Hal serupa terjadi di semua rumah sakit.
tulis komentar anda