Satgas Pusat Sebut Depok Masih Oranye, Dinkes Yakin Sudah Zona Merah Covid
Sabtu, 26 Juni 2021 - 08:22 WIB
DEPOK - Dinas Kesehatan Kota Depok menyatakan Kota Depok saat ini dikategorikan dalam status resiko tinggi atau zona merah Covid-19. Meskipun Satgas Covid-19 saat ini masih menyatakan Kota Depok berstatus zona oranye.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengatakan melihat kondisi yang tejadi saat ini Kota Depok dikategorikan dalam status resiko tinggi atau zona merah. Hal itu merujuk pada sejumlah fakta, mulai dari tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit yang melebihi ambang batas WHO, banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar hingga lonjakan kasus signifikan yang terjadi selama sepekan.
“Zona dari pusat kita masih oranye. Kalau saya melihatnya sih sudah merah. Tapi ternyata belum. Entah itu yang dihitung dari pekan kemarin sehingga dapatnya masih oranye, saya sih mikirnya sudah merah,” ujarnya, Jumat (25/6/2021).
Sebagai gambaran bahwa BOR ICU Kota Depok sudah sampai 101,82% dan BOR isolasi 93,24%. BOR untuk isolasi OTG juga sudah 100%. Ditambah lagi, puluhan tenaga kesehatan saat ini terpapar Covid-19 sehingga Depok mengalami kekurangan SDM.
Kemudian banyak juga pasien Covid-19 yang menumpuk di ruang UGD seluruh rumah sakit karena tidak ada kamar isolasi. Novarita menuturkan, dalam menetapkan status zona risiko daerah ada hitungan tersendiri namun dirinya mengaku tidak tahu secara detil.
“Ada sih (hitungannya), tapi saya enggak mendetail itu. Tapi kalau saya lihat dari kasus kemudian dari ketersediaan tempat tidur kayaknya ini sudah kritis. Itu kalau menurut saya tapi kan ada hitung-hitungannya lagi yang saya kurang paham juga,” tuturnya.
Melihat kondisi saat ini maka diperlukan langkah cepat dengan penambahan tempat tidur. Beberapa rumah sakit sudah bersedia untuk meningkatkan kapasitas bed untuk pasien Covid-19. Diharapkan dalam waktu dekat ini dapat terealisasi.
“Kita kan juga mengimbau untuk peningkatan tempat tidur dan memang langkah-langkahnya sudah diambil oleh beberapa rumah sakit tapi memang perlu proses. Mereka punya komitmen untuk meningkatkan ini tapi kan tidak bisa serta-merta jadi ada proses-proses yang harus dilalui. Mungkin minggu ini bisa ada peningkatan,” ungkapnya.
Terkait rumah sakit darurat, Nova menjelaskan, semua itu diperlukan kesiapan yang cukup. Mulai dari SDM hingga sarana dan prasarana. “Kalau kita buat RS darurat kan Kita juga harus pikirkan SDM. Bikin RS darurat tapi SDM enggak ada kan sama juga bohong. Kita lebih baik memberdayakan kapasitas yang ada di rumah sakit jadi tidak perlu lagi membangun dari awal,” ucapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengatakan melihat kondisi yang tejadi saat ini Kota Depok dikategorikan dalam status resiko tinggi atau zona merah. Hal itu merujuk pada sejumlah fakta, mulai dari tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit yang melebihi ambang batas WHO, banyaknya tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar hingga lonjakan kasus signifikan yang terjadi selama sepekan.
“Zona dari pusat kita masih oranye. Kalau saya melihatnya sih sudah merah. Tapi ternyata belum. Entah itu yang dihitung dari pekan kemarin sehingga dapatnya masih oranye, saya sih mikirnya sudah merah,” ujarnya, Jumat (25/6/2021).
Sebagai gambaran bahwa BOR ICU Kota Depok sudah sampai 101,82% dan BOR isolasi 93,24%. BOR untuk isolasi OTG juga sudah 100%. Ditambah lagi, puluhan tenaga kesehatan saat ini terpapar Covid-19 sehingga Depok mengalami kekurangan SDM.
Kemudian banyak juga pasien Covid-19 yang menumpuk di ruang UGD seluruh rumah sakit karena tidak ada kamar isolasi. Novarita menuturkan, dalam menetapkan status zona risiko daerah ada hitungan tersendiri namun dirinya mengaku tidak tahu secara detil.
“Ada sih (hitungannya), tapi saya enggak mendetail itu. Tapi kalau saya lihat dari kasus kemudian dari ketersediaan tempat tidur kayaknya ini sudah kritis. Itu kalau menurut saya tapi kan ada hitung-hitungannya lagi yang saya kurang paham juga,” tuturnya.
Melihat kondisi saat ini maka diperlukan langkah cepat dengan penambahan tempat tidur. Beberapa rumah sakit sudah bersedia untuk meningkatkan kapasitas bed untuk pasien Covid-19. Diharapkan dalam waktu dekat ini dapat terealisasi.
“Kita kan juga mengimbau untuk peningkatan tempat tidur dan memang langkah-langkahnya sudah diambil oleh beberapa rumah sakit tapi memang perlu proses. Mereka punya komitmen untuk meningkatkan ini tapi kan tidak bisa serta-merta jadi ada proses-proses yang harus dilalui. Mungkin minggu ini bisa ada peningkatan,” ungkapnya.
Terkait rumah sakit darurat, Nova menjelaskan, semua itu diperlukan kesiapan yang cukup. Mulai dari SDM hingga sarana dan prasarana. “Kalau kita buat RS darurat kan Kita juga harus pikirkan SDM. Bikin RS darurat tapi SDM enggak ada kan sama juga bohong. Kita lebih baik memberdayakan kapasitas yang ada di rumah sakit jadi tidak perlu lagi membangun dari awal,” ucapnya.
(hab)
tulis komentar anda