Kapolres Bogor Berkilah Kerahkan Ratusan Personel dan Sniper saat Jemput Habib Bahar

Kamis, 21 Mei 2020 - 17:34 WIB
Suasana penjemputan Habib Bahar bin Smith di Ponpes Tajul Alawiyyin, Kampung/Desa Pabuaran, Kemang, Kabupaten Bogor, beberapa hari lalu.Foto/Istimewa
BOGOR - Polres Bogor menyatakan tidak menerapkan standar operasional prosedur (SOP) bak penangkapan teroris saat menjemput Habib Bahar bin Smith pada Selasa, 19 Mei 2020 dini hari pagi lalu. Pernyataan ini disampaikan Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy terkait keterangan salah satu santri Habib Bahar yang menyatakan penjemputan sang habib layaknya menyergap teroris.

Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy mengatakan, tidak menerapkan SOP bak penangkapan teroris saat menjemput Habib Bahar bin Smith Pondok Pesantren (Ponpes) Tajul, Kampung/Desa Pabuaran, Kemang, Kabupaten Bogor."Enggak ada sniper yang menjemput bukan polisi tetapi Kemenkumham (Kementerian Hukum dan HAM). Jadi kita hanya mengawal staf Kemenkumham saja," kilah Roland saat dikonfirmasi terkait pernyataan salah seorang santri di lokasi kejadian tentang kronologis penjemputan Habib Bahar yang banyak melibatkan personel gabungan, Kamis (21/05/2020).

Sebelumnya, Karim salah satu santri Habib Bahar yang sempat mengadang SINDOnews saat hendak mengonfirmasi terkait kronologis dan suasana penjemputan di lokasi sekitar 30 meter dari kawasan Ponpes Tajul Alawiyyin, Kampung/Desa Pabuaran, Kemang, Kabupaten Bogor Selasa (19/05) lalu."Iya saya lihat ada sekitar 30 mobil, di antaranya lima unit truk berisi puluhan hingga ratusan. Selebihnya mobil pribadi Brimob yang didalamnya ada personel lengkap dengan snipernya. Saya cerita begini karena saya saksi, saya palang pintu di sini," kata santri berpakaian koko yang sekujur tubuhnya terlihat dipenuhi tato hingga lengan dan leher.



Kemudian, lanjut dia, dua unit kendaraan pribadi yang diperkirakan salah satu dari dua orang personel kepolisian itu adalah Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatreskrim) Polres Bogor AKP Benny Cahyadi. (Baca: Santri Sebut Habib Bahar Dijemput Layaknya Menyergap Teroris)

"Ada 2 mobil masuk ke sini dengan sopan meminta maaf dan terlihat Habib langsung dibawa. Jadi saat itu Habib sedang istirahat usai menggelar pengajian rutin dari pukul 21.00 hingga 01.00 WIB. Jadi (Habib) enggak sempat sahur. Suasananya sudah mirip zaman PKI saja," tuturnya dengan intonasi tinggi lantaran kesal gurunya yang baru bebas karena dapat asimilasi harus dijebloskan kembali ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas).

Saat ditanya tentang adanya dugaan intimidasi terhadap para santri yang berjaga sebagai palang pintu saat penjemputan berlangsung harus berhadapan dengan ratusan personel gabungan lengkap senjata mengaku tak gentar. (Baca: Pemindahan ke Nusakambangan, Pengacara Habib Bahar: Memangnya Klien Kami Teroris, Gembong Narkoba, Terpidana Mati)

"Saya mah biasa saja kita sudah siap mati buat ini (bela guru dan agama) mah. Bahkan saat proses penjemputan, kita semua dilarang menggunakan ponsel untuk merekam semua kejadian saat itu. Saya bingung sampai privasi HP semua santri dikumpulin. Apa maksudnya coba mereka begitu pemerintah ini sudah diskriminasi," tandasnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi juga membantah semua tentang cerita kesaksian santri yang menggambarkan suasana penjemputan narapidana kasus penganiayaan dan diketahui sebagai pimpinan Ponpes Tajul Alawiyyin, Kampung/Desa Pabuaran, Kemang, Kabupaten Bogor penuh dengan drama itu."Berkenan bisa langsung dengan pihak Lapasnya saja. (Soal polemik drama sebatang rokok dalam video yang sempat viral). No comment dari kami. Kami hanya mendampingi Lapas," pungkasnya.
(hab)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More