Kisah Pasar Kambing di Balik Nama Besar Si Pitung dan Eksistensi Arab Tanah Abang

Minggu, 18 April 2021 - 06:02 WIB


Keduanya cukup tersohor dengan ilmu Pencak Silatnya yang kelak menjadi kebanggaan masyarakat Tanah Abang. Nama Sabeni bukan saja dihormati dengan menyematkan namanya sebagai aliran Pencak Silat, tapi juga namanya disematkan sebagai nama jalan di sana.

Waktu berlalu dan Pasar Tanah Abang yang awalnya dikenal sebagai Pasar Kambing, lambat laun berubah pasar tekstil. Pasar tekstil berkembang cukup pesat sehingga menjadi pusat grosir tekstil terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

Adapun Pasar Kambing secara perlahan layu dan menyurut. Pasar Kambing dirangsek oleh pasar tekstil. Keluarga yang turun temurun berdagang kambing pun mengecil. Bahkan ada yang menyebut jumlahnya kini hanya sekitar 1% dari jumlah orang Tanah Abang.

Kemerosotan Pasar Kambing dimulai pada tahun 1973, ketika Pasar Tanah Abang diremajakan. Niat Ali Sadikin membangun tempat khusus untuk pedagang kambing di belakang pasar tekstil sekitar Kali Krukut, tidak terwujud. Pedagang kambing pun terlunta-lunta.

Pasar Kambing berpindah-pindah dari Kebon Dalem ke Gang Tike (Belakang Blok G) dan Blok F. Sedangkan keberadaan pejagalan kambing yang menjadi bagian dari pasar kambing di belakang Blok G pada akhir Agustus 2013 digusur. Kini sisa pedagang kambing hanya bertahan di lahan 300 meter di Jalan Sabeni, sedangkan relokasi pejagalan kambing di lahan hampir 1.000 meter tidak jelas pelaksanaannya.
(thm)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More