Jejak Sejarah Mbah Priok hingga Lekat dengan Tanjung Priok
Senin, 05 April 2021 - 06:05 WIB
Akan tetapi, Buku Saku Kasus Mbah Priok menyatakan Mbah Priok sebenarnya lahir pada tahun 1874 dan meninggal pada 1927.
Baca juga: Kisah Tragis Fientje de Feniks, PSK Primadona Batavia yang Dibunuh Petinggi Belanda
“Jauh sebelum Mbah Priok ada, nama Tanjung Priok sudah lebih dulu dikenal, bahkan sudah disebut dalam naskah Sunda abad ke-16,” ujar Ridwan Saidi, dalam Buku Saku Kasus Mbah Priok karya Ahmad Sayfi'i Mufid, Robi Nurhadi, dan KH Zulfa Mustofa.
Sementara, Alwi Shahab, dalam buku tersebut juga menyatakan jika dilihat dari sumber-sumber sejarah di kalangan kelompok Arab-Hadramaut, Habib Hasan tak mungkin lahir pada 1727, sementara dia keturunan ketiga (cicit) Habib Hamid Mufti dari Palembang yang lahir pada tahun 1750 dan wafat pada 19 Juli 1820.
Pelabuhan Tanjung Priok tempo dulu. Foto: encyclopedia.jakarta-tourism.go.id
Kejanggalan lainnya yakni pada 1877 pemerintah Belanda mulai melaksanakan proyek pelabuhan yang dinamai Haven Tanjung Priok. Sedangkan, saat itu Habib Hasan baru berusia tiga tahun dan tinggal di Palembang.
Dalam buku itu juga dijelaskan bahwa Habib Hasan berangkat ke Batavia dan tertimpa musibah hingga akhirnya meninggal pada tahun 1927 di mana Haven Tanjung Priok sudah lebih dulu tersohor.
Bahkan, kata Alwi Shahab, pelabuhan Tanjung Priok dibangun lebih dulu dibandingkan makam tersebut. Pelabuhan dibangun karena saat itu pelabuhan Sunda Kelapa sudah tidak mampu lagi menampung kapal yang datang akibat pembukaan Terusan Suez.
Nama pelabuhan Haven Tanjung Priok juga tercatat dalam buku-buku catatan perjalanan wisatawan mancanegara ke Hindia Belanda. Misalnya E.R. Scidmore, turis asal Amerika yang datang ke Pulau Jawa pada 1890 dan menuliskan pengalamannya saat tiba di Haven Tanjung Priok.
Baca juga: Kisah Tragis Fientje de Feniks, PSK Primadona Batavia yang Dibunuh Petinggi Belanda
“Jauh sebelum Mbah Priok ada, nama Tanjung Priok sudah lebih dulu dikenal, bahkan sudah disebut dalam naskah Sunda abad ke-16,” ujar Ridwan Saidi, dalam Buku Saku Kasus Mbah Priok karya Ahmad Sayfi'i Mufid, Robi Nurhadi, dan KH Zulfa Mustofa.
Sementara, Alwi Shahab, dalam buku tersebut juga menyatakan jika dilihat dari sumber-sumber sejarah di kalangan kelompok Arab-Hadramaut, Habib Hasan tak mungkin lahir pada 1727, sementara dia keturunan ketiga (cicit) Habib Hamid Mufti dari Palembang yang lahir pada tahun 1750 dan wafat pada 19 Juli 1820.
Pelabuhan Tanjung Priok tempo dulu. Foto: encyclopedia.jakarta-tourism.go.id
Kejanggalan lainnya yakni pada 1877 pemerintah Belanda mulai melaksanakan proyek pelabuhan yang dinamai Haven Tanjung Priok. Sedangkan, saat itu Habib Hasan baru berusia tiga tahun dan tinggal di Palembang.
Dalam buku itu juga dijelaskan bahwa Habib Hasan berangkat ke Batavia dan tertimpa musibah hingga akhirnya meninggal pada tahun 1927 di mana Haven Tanjung Priok sudah lebih dulu tersohor.
Bahkan, kata Alwi Shahab, pelabuhan Tanjung Priok dibangun lebih dulu dibandingkan makam tersebut. Pelabuhan dibangun karena saat itu pelabuhan Sunda Kelapa sudah tidak mampu lagi menampung kapal yang datang akibat pembukaan Terusan Suez.
Nama pelabuhan Haven Tanjung Priok juga tercatat dalam buku-buku catatan perjalanan wisatawan mancanegara ke Hindia Belanda. Misalnya E.R. Scidmore, turis asal Amerika yang datang ke Pulau Jawa pada 1890 dan menuliskan pengalamannya saat tiba di Haven Tanjung Priok.
tulis komentar anda