Sejarah Pelabuhan Tanjung Priok yang Punya Nama Cantik Si Denok Bandarwati

Jum'at, 02 April 2021 - 06:10 WIB
Pelabuhan III mulai dibangun tahun 1921, tetapi terhenti akibat Malaise. Kemudian dilanjutkan kembali tahun 1929 dan selesai tahun 1932 dengan panjang kade 550 meter di sebelah barat.

Baca juga: 160 Petugas Gabungan ‘Gerebek’ Pelabuhan Tanjung Priok

Pada masa pendudukan Jepang, Pelabuhan Tanjung Priok dikuasai Djawa Unko Kaisya yang berada di bawah Kaigun (Angkatan Laut Jepang). Kondisi pelabuhan sebagian rusak, khususnya sengaja dirusak oleh Belanda yang menyerah kepada Jepang (7 Maret 1942).

Agar pelabuhan dapat dioperasikan, Jepang mengerahkan tenaga Romusha untuk memperbaiki pelabuhan seperti pengerukan alur, pembersihan alur dari ranjau-ranjau yang sengaja ditebarkan Belanda. Selain alur pelabuhan, banyak fasilitas lainnya yang rusak dan harus diperbaiki seperti gudang-gudang, dok, dermaga, dan jalan.

Pada 13 Januari 1971, terjadilah penandatanganan perjanjian kerja sama Pelabuhan Tanjung Priok dengan Priams (Amsterdam) dengan tukar menukar data dan pendalaman sebagai bahan perbandingan. Kemudian, Presiden membentuk Team Penertib Pelabuhan Tanjung Priok yang disebut "Walisongo" yang mengadakan perbaikan-perbaikan di pelabuhan.

Pada 1974, Pembangunan Proyek Besar Dermaga Pelabuhan III Timur dan Dermaga Pelabuhan I Timur sebagai tambahan terbesar untuk fasilitas tempat di pelabuhan. Selain itu, dibuat juga Operation Room Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) yang diresmikan pemakaiannya oleh Ketua Team Walisongo Slamet Danudirdjo tanggal 5 Juli 1975 dengan mengibaratkan Tanjung Priok sebagai "Si Denok Bandarwati".

Baca juga: Kisah Tragis Fientje de Feniks, PSK Primadona Batavia yang Dibunuh Petinggi Belanda

Motto tersebut bermakna "Hari esok haruslah lebih baik dari hari ini karena hari ini telah lebih baik dari hari kemarin". Dengan motto ini Pelabuhan Tanjung Priok ditata dari hari ke hari tanpa mengenal lelah.

Si Denok Bandarwati yang telah mencapai usia seabad ini telah mengubah wajahnya, mengubah bentuknya menyesuaikan diri pada perkembangan masa kini. Pelabuhan bisa mencapai keadaan seperti sekarang ini adalah atas kerja sama semua unsur di pelabuhan mulai dari buruh sampai Adpelnya, dari para penguasanya sampai pengelolanya. Pada upacara peringatan 100 tahun tercetus puisi persembahan untuk Si Denok Bandarwati ciptaan Slamet Danudirdjo.
(jon)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More