Dishub Catat Tanpa Ganjil Genap di Bogor, Kendaraan Padat Luar Biasa
Rabu, 10 Maret 2021 - 12:10 WIB
JAKARTA - Dinas Pehubungan (Dishub) Kota Bogor menyatakan volume kendaraan bermotor mengalami kepadatan luar biasa seiring ditiadakannya kebijakan ganjil genap di Bogor .
Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo menjelaskan, kondisi lalu lintas saat sebelum dan sesudah diterapkan ganjil genap, dalam kondisi normal, berdasarkan data pada 2 Januari 2021, total kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bogor sebanyak 110.989 kendaraan. Namun ketika diterapkan kebijakan ganjil genap pada 6 Februari 2021 total kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bogor sebanyak 89.054 kendaraan.
"Saat relaksasi ada peningkatan kepadatan yang luar biasa. Tapi selama penerapan kebijakan ganjil genap mobilitas masyarakat dapat ditekan sehingga pergerakannya relatif lebih rendah, baik didalam maupun diluar Kota Bogor," kata Eko, Rabu (10/3/2021).
Berdasarkan data sumber dari dua tol, pada 6 Maret 2021 jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bogor sebanyak 108.000 kendaraan, sedangkan pada 7 Maret sebanyak 109.767 kendaraan. Jika dibandingkan pekan lalu, kurang lebih hanya 98.600 lebih kendaraan.
“Berdasarkan data yang kita olah dengan data sebelumnya, perbandingan antara kondisi normal dengan penerapan ganjil genap, kita bisa menekan pergerakan kendaraan kurang lebih 46 persen. Ganjil genap sangat efektif dan mudah-mudahan menimbulkan kesadaran masyarakat,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman menerangkan, okupansi hotel, objek wisata dan omzet berdasarkan perbandingan data, di awal ada penurunan seiring tren dari tahun ke tahun di awal tahun yang memang rendah. Namun kata dia, ada peningkatan di saat kebijakan ganjil genap di periode akhir bulan Februari 2021 sebesar 54,87 persen, kemudian awal Maret sudah ada peningkatan kembali 57,08 persen.
Untuk objek wisata, di awal penerapan ganjil genap penurunan wisatawan ada dikisaran 30-60 persen, di akhir Februari penurunannya meningkat 20 persen sampai ke maksimal angka kisaran 80 persen. Saat relaksasi di pekan pertama angka menunjukkan adanya peningkatan sebesar 14 persen.
“Belum signifikan karena ada pemberlakuan terkait persyaratan menerapkan rapid antigen di beberapa tempat wisata di Kota Bogor,” kata Atep. Untuk omzet resto dan cafe, awal penerapan Ganjil Genap, menurun kurang lebih 45 persen.
Pada Ganjil Genap tahap berikutnya penurunannya meningkat menjadi 65 persen dan di Sabtu Minggu relaksasi ada peningkatan kembali omzet sekitar 20 persen menjadi kembali ke 40 persen.“Secara keseluruhan untuk pariwisata dengan adanya relaksasi, ada respons dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan di hotel, tempat makan, resto dan tempat wisata,” ujar Atep.
Kepala Dishub Kota Bogor, Eko Prabowo menjelaskan, kondisi lalu lintas saat sebelum dan sesudah diterapkan ganjil genap, dalam kondisi normal, berdasarkan data pada 2 Januari 2021, total kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bogor sebanyak 110.989 kendaraan. Namun ketika diterapkan kebijakan ganjil genap pada 6 Februari 2021 total kendaraan yang masuk dan keluar Kota Bogor sebanyak 89.054 kendaraan.
"Saat relaksasi ada peningkatan kepadatan yang luar biasa. Tapi selama penerapan kebijakan ganjil genap mobilitas masyarakat dapat ditekan sehingga pergerakannya relatif lebih rendah, baik didalam maupun diluar Kota Bogor," kata Eko, Rabu (10/3/2021).
Berdasarkan data sumber dari dua tol, pada 6 Maret 2021 jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Bogor sebanyak 108.000 kendaraan, sedangkan pada 7 Maret sebanyak 109.767 kendaraan. Jika dibandingkan pekan lalu, kurang lebih hanya 98.600 lebih kendaraan.
“Berdasarkan data yang kita olah dengan data sebelumnya, perbandingan antara kondisi normal dengan penerapan ganjil genap, kita bisa menekan pergerakan kendaraan kurang lebih 46 persen. Ganjil genap sangat efektif dan mudah-mudahan menimbulkan kesadaran masyarakat,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman menerangkan, okupansi hotel, objek wisata dan omzet berdasarkan perbandingan data, di awal ada penurunan seiring tren dari tahun ke tahun di awal tahun yang memang rendah. Namun kata dia, ada peningkatan di saat kebijakan ganjil genap di periode akhir bulan Februari 2021 sebesar 54,87 persen, kemudian awal Maret sudah ada peningkatan kembali 57,08 persen.
Untuk objek wisata, di awal penerapan ganjil genap penurunan wisatawan ada dikisaran 30-60 persen, di akhir Februari penurunannya meningkat 20 persen sampai ke maksimal angka kisaran 80 persen. Saat relaksasi di pekan pertama angka menunjukkan adanya peningkatan sebesar 14 persen.
“Belum signifikan karena ada pemberlakuan terkait persyaratan menerapkan rapid antigen di beberapa tempat wisata di Kota Bogor,” kata Atep. Untuk omzet resto dan cafe, awal penerapan Ganjil Genap, menurun kurang lebih 45 persen.
Pada Ganjil Genap tahap berikutnya penurunannya meningkat menjadi 65 persen dan di Sabtu Minggu relaksasi ada peningkatan kembali omzet sekitar 20 persen menjadi kembali ke 40 persen.“Secara keseluruhan untuk pariwisata dengan adanya relaksasi, ada respons dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan di hotel, tempat makan, resto dan tempat wisata,” ujar Atep.
(hab)
tulis komentar anda