Ini Penjelasan BMKG Terkait Longsor di Leuwisadeng Bogor
Rabu, 13 Mei 2020 - 22:33 WIB
BOGOR - Bencana longsor yang terjadi di Kampung Sluduk, Desa Wangun Jaya, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, pukul 01.00 WIB, Rabu (13/5/2020) dini hari lebih banyak dipengaruhi cuaca ekstrem .
Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memperkirakan dengan cuaca di wilayah Kabupaten Bogor yang sepekan terakhir diguyur hujan berpotensi terjadi bencana alam, baik longsor maupun banjir. (Baca juga: Belasan Rumah Diterjang Banjir dan Longsor di Bogor, Satu Warga Tewas Tertimbun )
"Memang dalam seminggu terakhir hujan kerap kali mengguyur wilayah Bogor Barat hingga Banten dan sekitarnya.Berdasarkan pantauan BMKG, hingga akhir Mei 2020 wilayah kabupaten Bogor masih berpeluang terjadinya cuaca ekstrim," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Citeko - Bogor Asep Firman Ilahi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/05/2020).
Lebih lanjut, ia menjabarkan dalam Dasarian I Mei anomali suhu permukaan laut Jawa -0.25 s/d 0.25°C dan selatan Jawa dengan kisaran anomali SST antara -0.25 s/d +2°C."Permukaan laut yang hangat cenderung memberikan suplai uap air yang cukup untuk proses terjadinya hujan. Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) wilayah Jawa Barat, masih menjadikan daerah ini sebagai daerah pembentukan awan (OLR ≤ 220 W/m2) terutama di Jawa Barat bagian barat," katanya.
Sementara angin baratan, kata dia, masih mendominasi wilayah Indonesia. Angin baratan yang bertiup umumnya lebih kuat dibandingkan klimatologisnya. Angin dari Selatan mendominasi wilayah Indonesia, kecuali Sumatera dan Jawa bagian barat."Aliran massa udara dari selatan umumnya lebih kuat dibandingkan klimatologisnya," ujarnya.
Sehingga, kata dia, fenomena di atas menyebabkan peluang terjadinya cuaca ekstrim di kabupaten Bogor masih tinggi hingga akhir Mei nanti. Wilayah kabupaten Bogor bagian barat dengan peluang tertinggi terjadinya cuaca ekstrim tersebut dibanding dengan bagian wilayah yang lain.
"Untuk itu dihimbau kepada masyarakat agar tetap waspada bencana alam cuaca ekstim ditengah pandemi Covid-19 ini. Daerah dengan kemiringan lahan >45 derajat sangat rawan terjadi banjir bandang dan tanah longsor ketika hujan berturut-turut minimal 3 hari sebelumnya," jelasnya. (Baca juga: Pelanggar PSBB di Jakarta Barat Bakal Disanksi Bersihkan Toilet Umum )
Menurutnya hujan deras biasanya disertai angin kencang dan petir. Hindari sambaran petir yang bisa menginduksi manusia pada peralatan elektronika yang digunakan pada saat terjadi petir. "Berlindung pada tempat yang aman untuk menghindari angin kencang dan tanaman roboh dan benda jatuh," pungkasnya.
Pasalnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memperkirakan dengan cuaca di wilayah Kabupaten Bogor yang sepekan terakhir diguyur hujan berpotensi terjadi bencana alam, baik longsor maupun banjir. (Baca juga: Belasan Rumah Diterjang Banjir dan Longsor di Bogor, Satu Warga Tewas Tertimbun )
"Memang dalam seminggu terakhir hujan kerap kali mengguyur wilayah Bogor Barat hingga Banten dan sekitarnya.Berdasarkan pantauan BMKG, hingga akhir Mei 2020 wilayah kabupaten Bogor masih berpeluang terjadinya cuaca ekstrim," kata Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Citeko - Bogor Asep Firman Ilahi, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/05/2020).
Lebih lanjut, ia menjabarkan dalam Dasarian I Mei anomali suhu permukaan laut Jawa -0.25 s/d 0.25°C dan selatan Jawa dengan kisaran anomali SST antara -0.25 s/d +2°C."Permukaan laut yang hangat cenderung memberikan suplai uap air yang cukup untuk proses terjadinya hujan. Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) wilayah Jawa Barat, masih menjadikan daerah ini sebagai daerah pembentukan awan (OLR ≤ 220 W/m2) terutama di Jawa Barat bagian barat," katanya.
Sementara angin baratan, kata dia, masih mendominasi wilayah Indonesia. Angin baratan yang bertiup umumnya lebih kuat dibandingkan klimatologisnya. Angin dari Selatan mendominasi wilayah Indonesia, kecuali Sumatera dan Jawa bagian barat."Aliran massa udara dari selatan umumnya lebih kuat dibandingkan klimatologisnya," ujarnya.
Sehingga, kata dia, fenomena di atas menyebabkan peluang terjadinya cuaca ekstrim di kabupaten Bogor masih tinggi hingga akhir Mei nanti. Wilayah kabupaten Bogor bagian barat dengan peluang tertinggi terjadinya cuaca ekstrim tersebut dibanding dengan bagian wilayah yang lain.
"Untuk itu dihimbau kepada masyarakat agar tetap waspada bencana alam cuaca ekstim ditengah pandemi Covid-19 ini. Daerah dengan kemiringan lahan >45 derajat sangat rawan terjadi banjir bandang dan tanah longsor ketika hujan berturut-turut minimal 3 hari sebelumnya," jelasnya. (Baca juga: Pelanggar PSBB di Jakarta Barat Bakal Disanksi Bersihkan Toilet Umum )
Menurutnya hujan deras biasanya disertai angin kencang dan petir. Hindari sambaran petir yang bisa menginduksi manusia pada peralatan elektronika yang digunakan pada saat terjadi petir. "Berlindung pada tempat yang aman untuk menghindari angin kencang dan tanaman roboh dan benda jatuh," pungkasnya.
(mhd)
tulis komentar anda