Politik Uang di Pilkada Tangsel Sudah Menjadi Budaya
Selasa, 17 November 2020 - 17:25 WIB
TANGERANG SELATAN - Direktur Eksekutif Survei Indikator, Burhanuddin Muhtadi menyatakan, kecenderungan politik uang dalam Pilkada Kota Tangsel 2020 diprediksi akan semakin meningkat. Seiring dengan lesunya ekonomi, di tengah pandemi COVID-19.
"Ada kecenderungan politik uang meningkat dalam Pilkada Tangsel 2020, karena masyarakat mengalami tekanan ekonomi selama pandemi COVID-19," kata Burhanuddin, dalam diskusi daring Indikator, Selasa (17/11/2020). (Baca juga; Pilkada Tangsel, Direktur Perludem Ungkap Tantangan Masyarakat Punya Pemimpin Bersih )
Meski demikian, menurut dia, hal itu bukan satu-satunya penyebab praktik politik uang meningkat. Ada faktor lain yang menyebabkan politik uang mengalami peningkatan saat pandemi COVID-19. Di antaranya adalah kekuatan finansial yang dimiliki oleh timses masing-masing.
"Itu satu-satunya penyebab kenapa politik uang meningkat, melainkan karena timses masing-masing calon punya kekuatan finansial. Hal ini yang membuat, akhirnya politik uang menjadi sebuah kewajaran. Tetapi politik uang tidak semata-mata jual beli suara," jelasnya.
Menurut dia, politik uang di Pilkada Tangsel 2020 memiliki riwayat yang cukup panjang. Dimulai sejak pertarungan Pilkada Tangsel pertama yang telah memenangkan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany pada saat ini. (Baca juga; Diintimidasi, Tim Hukum Benyamin Davnie-Pilar Lapor ke Polisi )
"Jadi mereka menganggapnya sebagai faktor kultural saja. Sudah menjadi kebiasaan saat masa kampanye. Tetapi, calon yang mengeluarkan biaya cukup mahal untuk pemilu, maka peluang praktik koruptif saat memimpin nanti akan semakin besar," pungkasnya.
Lihat Juga: Konsolidasi di Tangsel, Nostalgia Ferry Kurnia Perindo Ungkap Cawalkot Benyamin Davnie Sosok Inspiratif
"Ada kecenderungan politik uang meningkat dalam Pilkada Tangsel 2020, karena masyarakat mengalami tekanan ekonomi selama pandemi COVID-19," kata Burhanuddin, dalam diskusi daring Indikator, Selasa (17/11/2020). (Baca juga; Pilkada Tangsel, Direktur Perludem Ungkap Tantangan Masyarakat Punya Pemimpin Bersih )
Meski demikian, menurut dia, hal itu bukan satu-satunya penyebab praktik politik uang meningkat. Ada faktor lain yang menyebabkan politik uang mengalami peningkatan saat pandemi COVID-19. Di antaranya adalah kekuatan finansial yang dimiliki oleh timses masing-masing.
"Itu satu-satunya penyebab kenapa politik uang meningkat, melainkan karena timses masing-masing calon punya kekuatan finansial. Hal ini yang membuat, akhirnya politik uang menjadi sebuah kewajaran. Tetapi politik uang tidak semata-mata jual beli suara," jelasnya.
Menurut dia, politik uang di Pilkada Tangsel 2020 memiliki riwayat yang cukup panjang. Dimulai sejak pertarungan Pilkada Tangsel pertama yang telah memenangkan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany pada saat ini. (Baca juga; Diintimidasi, Tim Hukum Benyamin Davnie-Pilar Lapor ke Polisi )
"Jadi mereka menganggapnya sebagai faktor kultural saja. Sudah menjadi kebiasaan saat masa kampanye. Tetapi, calon yang mengeluarkan biaya cukup mahal untuk pemilu, maka peluang praktik koruptif saat memimpin nanti akan semakin besar," pungkasnya.
Lihat Juga: Konsolidasi di Tangsel, Nostalgia Ferry Kurnia Perindo Ungkap Cawalkot Benyamin Davnie Sosok Inspiratif
(wib)
tulis komentar anda