Ini Asal Usul Nama Ragunan
Selasa, 29 September 2020 - 05:00 WIB
JAKARTA - Ragunan merupakan nama kelurahan di Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang mana memiliki sejarah tersendiri khususnya tentang penamaannya. Adapun Ragunan itu sejatinya diambil dari nama seorang tokoh yang dikenal Pangeran Wiraguna.
Warga RT 05/03, Kampung Pekayon, Ragunan, Pasar Minggu Rokip mengatakan, asal usul nama Ragunan itu sejatinya diambil dari nama tokoh Pangeran Wiraguna dimana makamnya tepat di wilayah perkampungannya. Masyarakat di sekitar makam hanya tahu kalau Pangeran Wiraguna itu berasal dari Jogja. (Baca juga: Jakarta PSBB Lagi, Taman dan Hutan Kota Tutup Sementara)
Pangeran Wiraguna kemudian datang dan bermukim di Ragunan. Dahulu, kawasan Ragunan dan sekitarnya itu banyak ditumbuhi pohon Jati dan Rambutan. Maka itu, banyak warga di Ragunan berprofesi sebagai tukang kayu, termasuk orang tua Rokip saat itu.
"Identitas (Pangeran Wiraguna) sendiri misterius. Pangeran Wiraguna itu sebenarnya gelar saja bukan nama aslinya. Selain itu, dia juga punya julukan lainnya, Embah Kompi karena dia punya pasukan sebanyak satu kompi," ujar Rokip, Senin (28/9/2020).
Ketika Pangeran Wiraguna wafat, namanya diambil menjadi sebuah nama daerah tempat tinggalnya yakni Ragunan. Pangeran Wiraguna sendiri tak diketahui makamnya ada dimana, di situ hanya berupa tempat persinggahannya saja bukan kuburan aslinya.
Berbeda dari cerita masyarakat, berbagai sumber tulisan yang ditemukan SINDOnews, nama Ragunan memang diambil dari nama Pangeran Wiraguna. Hanya saja Pangeran Wiraguna itu bernama Hendrik Lucaasz Cardeel, orang Belanda yang mendapat gelar pangeran dari Sultan Haji, nama lain dari Sultan Banten Abu Nasar Abdul Qahar, putra Sultan Ageng Tirtayasa. Setelah menetap cukup lama di Banten, dia lantas singah ke Ragunan pada 1695 dan menjadi asisten pribadi residen Batavia yang mana Gubernur Batavia saat itu dijabat Jenderal Champhuys. (Baca juga: Libur Panjang, 1.400 Pengunjung Berwisata ke Taman Margasatwa Ragunan)
Pangeran Wiraguna lantas menguasai tanah luas di selatan Batavia. Luas tanah yang dimilikinya membuat penduduk sekitar menamai daerah tersebut dengan Tanah Wiraguna yang akhirnya dikenal masyarakat menjadi Ragunan.
Pada masa Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, kawasan Ragunan menjadi ramai penduduknya, apalagi Taman Margasatwa Ragunan pada 1966 dibuka secara resmi oleh Ali Sadikin.
Kebun binatang itu merupakan tempat wisata paling diminati hingga saat ini karena harganya yang terjangkau oleh lapisan masyarakat. Adapun penduduknya berdasarkan situs Pemkot Jaksel tercatat sekitar 45 ribu lebih jiwa dengan luas wilayahnya mencapai 5.05 Km2. Kelurahan Ragunan bersebelahan dengan Kelurahan Cilandak Timur dan Jagakarsa.
Warga RT 05/03, Kampung Pekayon, Ragunan, Pasar Minggu Rokip mengatakan, asal usul nama Ragunan itu sejatinya diambil dari nama tokoh Pangeran Wiraguna dimana makamnya tepat di wilayah perkampungannya. Masyarakat di sekitar makam hanya tahu kalau Pangeran Wiraguna itu berasal dari Jogja. (Baca juga: Jakarta PSBB Lagi, Taman dan Hutan Kota Tutup Sementara)
Pangeran Wiraguna kemudian datang dan bermukim di Ragunan. Dahulu, kawasan Ragunan dan sekitarnya itu banyak ditumbuhi pohon Jati dan Rambutan. Maka itu, banyak warga di Ragunan berprofesi sebagai tukang kayu, termasuk orang tua Rokip saat itu.
"Identitas (Pangeran Wiraguna) sendiri misterius. Pangeran Wiraguna itu sebenarnya gelar saja bukan nama aslinya. Selain itu, dia juga punya julukan lainnya, Embah Kompi karena dia punya pasukan sebanyak satu kompi," ujar Rokip, Senin (28/9/2020).
Ketika Pangeran Wiraguna wafat, namanya diambil menjadi sebuah nama daerah tempat tinggalnya yakni Ragunan. Pangeran Wiraguna sendiri tak diketahui makamnya ada dimana, di situ hanya berupa tempat persinggahannya saja bukan kuburan aslinya.
Berbeda dari cerita masyarakat, berbagai sumber tulisan yang ditemukan SINDOnews, nama Ragunan memang diambil dari nama Pangeran Wiraguna. Hanya saja Pangeran Wiraguna itu bernama Hendrik Lucaasz Cardeel, orang Belanda yang mendapat gelar pangeran dari Sultan Haji, nama lain dari Sultan Banten Abu Nasar Abdul Qahar, putra Sultan Ageng Tirtayasa. Setelah menetap cukup lama di Banten, dia lantas singah ke Ragunan pada 1695 dan menjadi asisten pribadi residen Batavia yang mana Gubernur Batavia saat itu dijabat Jenderal Champhuys. (Baca juga: Libur Panjang, 1.400 Pengunjung Berwisata ke Taman Margasatwa Ragunan)
Pangeran Wiraguna lantas menguasai tanah luas di selatan Batavia. Luas tanah yang dimilikinya membuat penduduk sekitar menamai daerah tersebut dengan Tanah Wiraguna yang akhirnya dikenal masyarakat menjadi Ragunan.
Pada masa Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, kawasan Ragunan menjadi ramai penduduknya, apalagi Taman Margasatwa Ragunan pada 1966 dibuka secara resmi oleh Ali Sadikin.
Kebun binatang itu merupakan tempat wisata paling diminati hingga saat ini karena harganya yang terjangkau oleh lapisan masyarakat. Adapun penduduknya berdasarkan situs Pemkot Jaksel tercatat sekitar 45 ribu lebih jiwa dengan luas wilayahnya mencapai 5.05 Km2. Kelurahan Ragunan bersebelahan dengan Kelurahan Cilandak Timur dan Jagakarsa.
(jon)
tulis komentar anda