Hadapi Lonjakan Pasien Covid-19, Petakan Kesiapan Rumah Sakit
Rabu, 02 September 2020 - 09:35 WIB
Sebagai antisipasi, Kabupaten Bekasi menyiapkan dua tempat isolasi, yaitu di Balai Pelatihan Kesehatan Cikarang Utara dan Wisma Mahasiswa President University yang memi liki 130 ranjang lebih untuk tempat isolasi pasien. Namun, pemerintah membantah anggapan bahwa rumah sakit di Indonesia penuh karena pasien Covid-19.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit Covid-19 saat ini baru mencapai 42,3%. “Kapasitas ini untuk sementara dianggap cukup. Dengan demikian, tidak benar institusi yang mengatakan bahwa rumah sakit semuanya penuh. Itu semua adalah hoaks sebenarnya,” ujarnya pada sebuah diskusi virtual kemarin. (Baca juga: Begini Suasana Pembatasan Aktivitas Warga Depok)
Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menjelaskan, semestinya selama 6 bulan masa pandemi alat kesehatan (alkes) yang dibutuhkan oleh rumah sakit di berbagai daerah sudah terpenuhi. Namun, dari 132 rumah sakityang disiapkan hanya sebagian saja yang alat-alat nya terpenuhi.
Akibatnya, banyak rumah sakit di daerah yang langsung merujuk ke rumah sakit lain karena tidak sanggup menangani pasien Covid-19 . “Akibatnya yang penuh itu rumah sakit pusat dan provinsi,” ujarnya kemarin.
Menurut Saleh, Rumah-rumah sakit kecil di daerah masih banyak ruang rawat inap yang masih kosong. “Bahkan, ada juga di suatu daerah yang rumah sakit umumnya kalah ramai dengan rumah sakit swasta. Padahal, statusnya rumah sakit pemerintah. Jadi ini masa lahyang kompleks,” tuturnya.
Sementara itu, penambahan kasus positif Covid-19 secara nasional kemarin ada 2.775. Berdasarkan informasi dari Satgas Penanganan Covid-19, total kasus positif menjadi 177.571, tersebar di 488 kabupaten/kota di 34 provinsi. Kemarin lagi-lagi DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak kasus baru, yakni 901. (Lihat videonya: Kericuhan Warnai Penobatan Sultan Sepuh XV Keraton Kesepuhan Cirebon)
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon, mengatakan, kasus baru di Ibu Kota terus naik karena Pemprov DKI belakangan ini gencar melakukan swab test. “Bisa saja kalau mau menurunkan data positif Covid-19 di Jakarta Pusat, misalnya, turunkan saja jumlah swabtest-nya,” kata Erizon kemarin. (Kiswondari/Abdullah M Surjaya)
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir mengungkapkan, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit Covid-19 saat ini baru mencapai 42,3%. “Kapasitas ini untuk sementara dianggap cukup. Dengan demikian, tidak benar institusi yang mengatakan bahwa rumah sakit semuanya penuh. Itu semua adalah hoaks sebenarnya,” ujarnya pada sebuah diskusi virtual kemarin. (Baca juga: Begini Suasana Pembatasan Aktivitas Warga Depok)
Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menjelaskan, semestinya selama 6 bulan masa pandemi alat kesehatan (alkes) yang dibutuhkan oleh rumah sakit di berbagai daerah sudah terpenuhi. Namun, dari 132 rumah sakityang disiapkan hanya sebagian saja yang alat-alat nya terpenuhi.
Akibatnya, banyak rumah sakit di daerah yang langsung merujuk ke rumah sakit lain karena tidak sanggup menangani pasien Covid-19 . “Akibatnya yang penuh itu rumah sakit pusat dan provinsi,” ujarnya kemarin.
Menurut Saleh, Rumah-rumah sakit kecil di daerah masih banyak ruang rawat inap yang masih kosong. “Bahkan, ada juga di suatu daerah yang rumah sakit umumnya kalah ramai dengan rumah sakit swasta. Padahal, statusnya rumah sakit pemerintah. Jadi ini masa lahyang kompleks,” tuturnya.
Sementara itu, penambahan kasus positif Covid-19 secara nasional kemarin ada 2.775. Berdasarkan informasi dari Satgas Penanganan Covid-19, total kasus positif menjadi 177.571, tersebar di 488 kabupaten/kota di 34 provinsi. Kemarin lagi-lagi DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak kasus baru, yakni 901. (Lihat videonya: Kericuhan Warnai Penobatan Sultan Sepuh XV Keraton Kesepuhan Cirebon)
Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat, Erizon, mengatakan, kasus baru di Ibu Kota terus naik karena Pemprov DKI belakangan ini gencar melakukan swab test. “Bisa saja kalau mau menurunkan data positif Covid-19 di Jakarta Pusat, misalnya, turunkan saja jumlah swabtest-nya,” kata Erizon kemarin. (Kiswondari/Abdullah M Surjaya)
(ysw)
tulis komentar anda