Pengamat Nilai Penambahan Nama Doel oleh Cagub Rano Karno untuk Naikkan Elektabilitas
Senin, 23 September 2024 - 15:37 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menyampaikan penyesuaian atau penambahan nama oleh peserta pemilu merupakan strategi politik. Tujuannya demi menaikan elektabilitas dan mendapat dukungan publik di Pilkada 2024 .
Termasuk penyesuaian nama Pramana Anung Wibawa menjadi Pramono Anung Wibowo dan penambahan nama Si Doel oleh Cagub Jakarta Rano Karno.
Penyesuaian dan penambahan nama tersebut disampaikan dalam penetapan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta pada Minggu, 22 September 2024. Menurut Ujang, langkah itu diambil oleh pasangan Pramono Anung-Rano Karno sebagai bagian dari strategi menyambut masa kampanye yang sudah di depan mata.
”Ini bagian dari pada strategi untuk bisa dikenal dan mendapat dukungan dari publik atau warga Jakarta. Karena nama beken, nama panggilan, nama familiar itu menjadi penting,” kata Ujang, Senin (23/9/2024).
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia itu menyampaikan masyarakat Indonesia, termasuk warga Jakarta sudah mengenal Pramono Anung Wibowo, bukan Pramana Anung Wibawa sebagaimana tertulis dalam KTP dan ijazah eks Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) tersebut. Sedangkan Rano Karno, kata Ujang, nama Si Doel lebih dekat dengan masyarakat Betawi.
”Kalau nama Rano Karno dikenal, tapi sedikit. Si Doel lebih mengena, lebih merakyat, lebih bagus. Siapa orang yang tidak kenal Rano Karno dan siapa orang yang tidak tahu Si Doel kan. Jadi, Si Doel ini nama panggilan, nama beken yang cocok dengan tipologi masyarakat Jakarta, masyarakat Betawi,” terang dia.
Karena itu, dari kaca mata Ujang sebagai pengamat dan pemerhati isu-isu politik, keputusan pasangan Pramono Anung-Rano Karno tersebut merupakan strategi untuk menghadapi kampanye pilkada Jakarta. Melalui penyesuaian dan penambahan nama, mereka sekaligus melakukan pendekatan kultural dan pendekatan kebudayaan. Dengan harapan masyarakat semakin dekat dengan mereka.
Termasuk penyesuaian nama Pramana Anung Wibawa menjadi Pramono Anung Wibowo dan penambahan nama Si Doel oleh Cagub Jakarta Rano Karno.
Penyesuaian dan penambahan nama tersebut disampaikan dalam penetapan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta pada Minggu, 22 September 2024. Menurut Ujang, langkah itu diambil oleh pasangan Pramono Anung-Rano Karno sebagai bagian dari strategi menyambut masa kampanye yang sudah di depan mata.
”Ini bagian dari pada strategi untuk bisa dikenal dan mendapat dukungan dari publik atau warga Jakarta. Karena nama beken, nama panggilan, nama familiar itu menjadi penting,” kata Ujang, Senin (23/9/2024).
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia itu menyampaikan masyarakat Indonesia, termasuk warga Jakarta sudah mengenal Pramono Anung Wibowo, bukan Pramana Anung Wibawa sebagaimana tertulis dalam KTP dan ijazah eks Menteri Sekretaris Kabinet (Menseskab) tersebut. Sedangkan Rano Karno, kata Ujang, nama Si Doel lebih dekat dengan masyarakat Betawi.
”Kalau nama Rano Karno dikenal, tapi sedikit. Si Doel lebih mengena, lebih merakyat, lebih bagus. Siapa orang yang tidak kenal Rano Karno dan siapa orang yang tidak tahu Si Doel kan. Jadi, Si Doel ini nama panggilan, nama beken yang cocok dengan tipologi masyarakat Jakarta, masyarakat Betawi,” terang dia.
Karena itu, dari kaca mata Ujang sebagai pengamat dan pemerhati isu-isu politik, keputusan pasangan Pramono Anung-Rano Karno tersebut merupakan strategi untuk menghadapi kampanye pilkada Jakarta. Melalui penyesuaian dan penambahan nama, mereka sekaligus melakukan pendekatan kultural dan pendekatan kebudayaan. Dengan harapan masyarakat semakin dekat dengan mereka.
tulis komentar anda