RPA Perindo Beberkan Kronologi Kasus Dugaan KDRT Suami Terhadap Istrinya di Bogor
Jum'at, 12 Juli 2024 - 16:20 WIB
JAKARTA - Ketua Bidang Hukum Relawan Perempuan dan Anak (RPA) Perindo Amriadi Pasaribu menceritakan kasus dugaan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) suami terhadap istrinya di Bogor. Dugaan penganiayaan itu berawal dari pertengkaran antara keduanya pada 30 Maret 2024 lalu.
"Kasus ini sebenarnya berawal dari pertengkaran ketidakcocokan antara suami sahnya dengan istrinya dan selalu menuduh istrinya berbuat yang tidak baik," kata Amriadi di Polres Bogor, Jumat (12/7/2024).
Adapun korban yang diketahui berinisial LPR mendapatkan kekerasan fisik dari suaminya P dengan cara dijambak hingga ditendang. Bahkan, korban sempat mengalami patah tulang.
"Kejadian itu terjadi di rumah di daerah Cileungsi dan dilakukan kekerasan dengan istrinya itu dengan cara dijambak, ditendang, pipinya mukanya juga dilakukan kekerasan dan tangan itu diinjak itu mengalami patah dan hasil visum juga itu luka berat," ungkapnya.
Selain itu, terlapor juga kerap melontarkan perkataan kotor terhadap istrinya. Hingga akhirnya, kasus ini dilaporkan ke Polres Bogor pada 1 April 2024. "Kondisi korban dia mengalami trauma ketakutan pada suaminya itu," terangnya.
Sehingga, partai berlambang Rajawali mengembangkan sayap itu berharap agar pihak kepolisian segera menuntaskan kasus ini. Meskipun, dalam perkembangannya terlapor tidak mengakui perbuatannya kepada pihak penyidik dan bertolak belakang dengan hasil visum korban.
"Jadi kami berharap penyidik segera menaikan perkara nantinya untuk gelar perkara agar nanti si terlapor segera di tahan," pungkasnya.
"Kasus ini sebenarnya berawal dari pertengkaran ketidakcocokan antara suami sahnya dengan istrinya dan selalu menuduh istrinya berbuat yang tidak baik," kata Amriadi di Polres Bogor, Jumat (12/7/2024).
Adapun korban yang diketahui berinisial LPR mendapatkan kekerasan fisik dari suaminya P dengan cara dijambak hingga ditendang. Bahkan, korban sempat mengalami patah tulang.
"Kejadian itu terjadi di rumah di daerah Cileungsi dan dilakukan kekerasan dengan istrinya itu dengan cara dijambak, ditendang, pipinya mukanya juga dilakukan kekerasan dan tangan itu diinjak itu mengalami patah dan hasil visum juga itu luka berat," ungkapnya.
Selain itu, terlapor juga kerap melontarkan perkataan kotor terhadap istrinya. Hingga akhirnya, kasus ini dilaporkan ke Polres Bogor pada 1 April 2024. "Kondisi korban dia mengalami trauma ketakutan pada suaminya itu," terangnya.
Sehingga, partai berlambang Rajawali mengembangkan sayap itu berharap agar pihak kepolisian segera menuntaskan kasus ini. Meskipun, dalam perkembangannya terlapor tidak mengakui perbuatannya kepada pihak penyidik dan bertolak belakang dengan hasil visum korban.
"Jadi kami berharap penyidik segera menaikan perkara nantinya untuk gelar perkara agar nanti si terlapor segera di tahan," pungkasnya.
(cip)
tulis komentar anda