Autopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP Dibawa Keluarga ke Bali
Minggu, 05 Mei 2024 - 07:48 WIB
JAKARTA - Jenazah taruna tingkat satu Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing, Jakarta Putu Satria Ananta Rustika (19) dibawa keluarganya menuju Bali untuk disemayamkan. Kuasa hukum keluarga, Tumbur Aritonang membenarkan jenazah Putu telah dibawa oleh keluarga karena proses autopsi di Rumah Sakit (RS) Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur telah selesai.
"Betul (dibawa jenazah dibawa ke Bali) keluarga pun jam 05.00 WIB sudah terbang ke Bali," kata Tumbur saat dihubungi, Minggu (6/5/2024).
Sebelumnya, polisi menyatakan bahwa Putu yang tewas dianiaya seniornya, mengalami luka lebam di bagian dada. Jaringan paru-paru korban juga rusak.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian mengatakan bahwa Putu Satria tewas diduga dianiaya seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21) di kamar mandi STIP.
Dari hasil autopsi terungkap bahwa korban dapat hantaman pukulan di bagian dada yang berdampak pada rusaknya jaringan paru-paru. "Ya, luka lebam yang tepatnya ada di atas perut ya bagian dada, itu yang merusak jaringan paru-paru," kata Hady, Minggu (5/5/2024).
Kemudian akibat rusaknya jaringan paru-paru tersebut membuat sisa makanan naik ke atas tartarik lidah. Makanan yang naik ke atas itu kemudian membuat organ pernapasan tertutup.
"Karena penarikan pada lidah itu sehingga organ pernapasan atau oksigen tertutup, oksigen itu tidak masuk sesuai dengan biasa ya, jadi itu," katanya.
Pemukulan dilakukan pada bagian ulu hati korban. Diduga pemukulan dilakukan sebanyak lima kali secara berturut-turut hingga pingsan.
"Betul (dibawa jenazah dibawa ke Bali) keluarga pun jam 05.00 WIB sudah terbang ke Bali," kata Tumbur saat dihubungi, Minggu (6/5/2024).
Sebelumnya, polisi menyatakan bahwa Putu yang tewas dianiaya seniornya, mengalami luka lebam di bagian dada. Jaringan paru-paru korban juga rusak.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian mengatakan bahwa Putu Satria tewas diduga dianiaya seniornya, Tegar Rafi Sanjaya (21) di kamar mandi STIP.
Dari hasil autopsi terungkap bahwa korban dapat hantaman pukulan di bagian dada yang berdampak pada rusaknya jaringan paru-paru. "Ya, luka lebam yang tepatnya ada di atas perut ya bagian dada, itu yang merusak jaringan paru-paru," kata Hady, Minggu (5/5/2024).
Kemudian akibat rusaknya jaringan paru-paru tersebut membuat sisa makanan naik ke atas tartarik lidah. Makanan yang naik ke atas itu kemudian membuat organ pernapasan tertutup.
"Karena penarikan pada lidah itu sehingga organ pernapasan atau oksigen tertutup, oksigen itu tidak masuk sesuai dengan biasa ya, jadi itu," katanya.
Pemukulan dilakukan pada bagian ulu hati korban. Diduga pemukulan dilakukan sebanyak lima kali secara berturut-turut hingga pingsan.
(rca)
tulis komentar anda