Butuh Uang Jajan, Pemeran Konten Dewasa Hanya Dihargai Rp50.000
Senin, 10 Agustus 2020 - 21:35 WIB
JAKARTA - Kekurangan uang jajan menjadi alasan sejumlah anak-anak perempuan di bawah umur terjebak jadi pelaku konten dewasa . Tragisnya mereka pun hanya dibayar Rp50.000 dalam pertunjukkan itu.
Padahal dalam tarif, setiap anggota grup member diwajibkan membayar uang Rp100.000-Rp300.000 untuk sekali show. Mulai dari phone sex, video sex, hingga video hubungan badan. (Baca juga; Jual Konten Dewasa di Grup Medsos, Tiga Remaja Raup Untung Jutaan Rupiah )
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Putu Elvina mengaku, miris lantaran sejumlah anak terjebak dalam kasus ini. Putu menyampaikan, pada mulanya anak itu tergoda melakukan hal tersebut karena diiming-imingi bayaran.
"Saya tanyakan berapa bayaran yang dia dapat, ini bisa sampai Rp50.000. Jadi uang sangat sedikit, tidak sebanding dengan risiko yang didapatkan," kata Putu di Mapolres Metro Jakarta Barat, Senin (10/8/2020).
Adapun anak tersebut mengaku sudah ikut dalam pembuatan konten pornografi tersebut sejak 2019 lalu. Dalam sepekan, anak itu bisa membuat 10 konten pornografi, mulai dari phone sex, video call sex, ataupun aktivitas seksual yamg disiarkan secara langsung.
"Saya tanya kamu enggak takut, 'ya saya butuh uang saya jadi ingin memiliki uang terus menerus'," ucap Putu. (Baca juga; 3 Remaja Dibekuk Polisi, Jual Video Dewasa Anak di Bawah Umur )
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Audie S Latuheru mengatakan, para tersangka ini bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp4 juta per bulannya. "Mereka mengelola akun tersebut sudah lebih dari 600 orang (pelanggan) dan keuntungan sementara yang kita ketahui Rp1 juta sampai Rp4 juta per bulan," ucapnya.
Padahal dalam tarif, setiap anggota grup member diwajibkan membayar uang Rp100.000-Rp300.000 untuk sekali show. Mulai dari phone sex, video sex, hingga video hubungan badan. (Baca juga; Jual Konten Dewasa di Grup Medsos, Tiga Remaja Raup Untung Jutaan Rupiah )
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Putu Elvina mengaku, miris lantaran sejumlah anak terjebak dalam kasus ini. Putu menyampaikan, pada mulanya anak itu tergoda melakukan hal tersebut karena diiming-imingi bayaran.
"Saya tanyakan berapa bayaran yang dia dapat, ini bisa sampai Rp50.000. Jadi uang sangat sedikit, tidak sebanding dengan risiko yang didapatkan," kata Putu di Mapolres Metro Jakarta Barat, Senin (10/8/2020).
Adapun anak tersebut mengaku sudah ikut dalam pembuatan konten pornografi tersebut sejak 2019 lalu. Dalam sepekan, anak itu bisa membuat 10 konten pornografi, mulai dari phone sex, video call sex, ataupun aktivitas seksual yamg disiarkan secara langsung.
"Saya tanya kamu enggak takut, 'ya saya butuh uang saya jadi ingin memiliki uang terus menerus'," ucap Putu. (Baca juga; 3 Remaja Dibekuk Polisi, Jual Video Dewasa Anak di Bawah Umur )
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Audie S Latuheru mengatakan, para tersangka ini bisa mendapatkan keuntungan hingga Rp4 juta per bulannya. "Mereka mengelola akun tersebut sudah lebih dari 600 orang (pelanggan) dan keuntungan sementara yang kita ketahui Rp1 juta sampai Rp4 juta per bulan," ucapnya.
(wib)
tulis komentar anda