Budaya Betawi Didorong Jadi Ruh Jakarta Usai Ibu Kota Pindah
Jum'at, 29 Desember 2023 - 23:05 WIB
Ia menyebut ada empat hal yang harus dilakukan saat melakukan perubahan. Yakni merumuskan hal yang berkaitan pendidikan, kebudayaan, ekonomi, dan kualitas manusia. "Lembaga Adat Betawi itu menjadi sangat penting dalam batang tubuh UU DKJ. Hal ini untuk mengenali kekhususan Jakarta itu apa," kata Syamsudin.
Syamsudin mengatakan, penting sekali adanya reorientasi budaya Betawi. Sebab, kehidupan bergerak ke masa depan, sehingga semua hal terkait dimensi budaya Betawi harus diangkat. Selama ini masyarakat Betawi dininabobokan kearifan budaya Betawi.
"Betawi itu memiliki kecerdasan budaya. Apa itu? Orientasi berpikir bergerak ke depan. Apa buktinya? para pendahulu kita telah memikirkan untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan dan sekarang menjadi lembaga pendidikan umum," katanya.
Sedangkan, Ade Reza Hariyadi mengatakan, penerapan desentralisasi asimetris seperti di Provinsi Papua dan Aceh, merupakan perlakuan pemerintah untuk mengatasi konflik. Dengan demikian masyarakat lokal jadi peran utama pada perencanaan pembangunan dan juga menikmati hasil pembangunan.
"Ini yang diterapkan pada asimetris disentralisasi," ucapnya.
Kemudian penerapan kepada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemberlakuan asimetris desentralisasi dengan memperhatikan kearifan lokal, peran sejarah. Dengan kekhususan pembentukan pemerintahan DIY, gubernur dan wakil gubernur tidak melalui proses pemilihan.
"Ini bisa bisa menjadi model pada penerapan disentralisasi asimetris. Dan Jakarta juga disentri asimetris, karena status ibu kota negara. Kalau saya mengusulkan Gubernur dan Wakil Gubernur melalui proses pemilihan," katanya.
"Kalau status itu dicabut, apakah akan menerapkan disentralisasi asimetris atau menerapkan Jakarta seperti provinsi lain," imbuhnya.
Ade menegaskan, Jakarta harus tetap diberlakukan sebagai daerah otonomi khusus. Sebab, secara kesejarahan dan juga historis, Jakarta berbeda dengan kota lainnya. "Peran strategis Jakarta selama ini jadi episentrum cukup kuat untuk jadi pertimbangan Jakarta jadi daerah otonomi khusus," tuturnya.
Lalu kekhususan tersebut, menurut Ade, bisa melihat dari Papua, dengan mengafirmasi kearifan lokal yang dimiliki oleh Jakarta, memperhatikan konsepsi kultur, sosiologi, dan historikal Betawi.
Syamsudin mengatakan, penting sekali adanya reorientasi budaya Betawi. Sebab, kehidupan bergerak ke masa depan, sehingga semua hal terkait dimensi budaya Betawi harus diangkat. Selama ini masyarakat Betawi dininabobokan kearifan budaya Betawi.
"Betawi itu memiliki kecerdasan budaya. Apa itu? Orientasi berpikir bergerak ke depan. Apa buktinya? para pendahulu kita telah memikirkan untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan dan sekarang menjadi lembaga pendidikan umum," katanya.
Sedangkan, Ade Reza Hariyadi mengatakan, penerapan desentralisasi asimetris seperti di Provinsi Papua dan Aceh, merupakan perlakuan pemerintah untuk mengatasi konflik. Dengan demikian masyarakat lokal jadi peran utama pada perencanaan pembangunan dan juga menikmati hasil pembangunan.
"Ini yang diterapkan pada asimetris disentralisasi," ucapnya.
Kemudian penerapan kepada Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pemberlakuan asimetris desentralisasi dengan memperhatikan kearifan lokal, peran sejarah. Dengan kekhususan pembentukan pemerintahan DIY, gubernur dan wakil gubernur tidak melalui proses pemilihan.
"Ini bisa bisa menjadi model pada penerapan disentralisasi asimetris. Dan Jakarta juga disentri asimetris, karena status ibu kota negara. Kalau saya mengusulkan Gubernur dan Wakil Gubernur melalui proses pemilihan," katanya.
"Kalau status itu dicabut, apakah akan menerapkan disentralisasi asimetris atau menerapkan Jakarta seperti provinsi lain," imbuhnya.
Ade menegaskan, Jakarta harus tetap diberlakukan sebagai daerah otonomi khusus. Sebab, secara kesejarahan dan juga historis, Jakarta berbeda dengan kota lainnya. "Peran strategis Jakarta selama ini jadi episentrum cukup kuat untuk jadi pertimbangan Jakarta jadi daerah otonomi khusus," tuturnya.
Lalu kekhususan tersebut, menurut Ade, bisa melihat dari Papua, dengan mengafirmasi kearifan lokal yang dimiliki oleh Jakarta, memperhatikan konsepsi kultur, sosiologi, dan historikal Betawi.
tulis komentar anda