Sejarah JCC Jakarta, Pusat Konvensi yang Dibangun Tahun 1960
Kamis, 07 September 2023 - 13:10 WIB
Soejoedi Wirjoatmodjo sendiri telah dikenal sebagai arsitek Indonesia yang meletakkan dasar-dasar desain modern di setiap karyanya pasca kemerdekaan. Hal itu dilakukan oleh Soejoedi untuk melepas keterikatan gaya kolonialisme pada banyak bangunan lama di Tanah Air.
Setelah 18 tahun berdiri, JCC mendapatkan renovasi besar-besaran pada tahun 1992. Sebab, saat itu Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah KTT ke-10 Gerakan Nonblok. Sebanyak 109 delegasi dari berbagai negara diundang dalam acara tersebut.
Setelah direnovasi, akhirnya JCC kembali diresmikan ulang pada 25 Agustus 1992 oleh Presiden Soeharto. Usai direnovasi, Balai Pertemuan ini memiliki dua ruang besar untuk kebutuhan pameran, yaitu Exhibition Hall A dan B, luas masing-masing sekitar 3.060 m2 dan 6.075 m2.
Selain itu, terdapat pula tambahan 13 ruang pertemuan berbagai ukuran. Luas lahannya juga meningkat menjadi 12 hektare.
Selain Plenary Hall, kini ada pula Assembly Hall seluas 3.921 meter persegi (m2) berkapasitas 4.500 orang. Cendrawasih Room seluas 2.109 m2, serta 10 ruang lain yang mampu mengakomodasi 20 sampai 1.000 orang.
Ada juga terowongan bawah tanah yang dilengkapi travelator (tangga jalan datar) untuk menghubungkan pusat konvensi dengan sebuah hotel besar yang berada di dekatnya.
Sejak pertengahan tahun 2016 hingga September 2018, Balai Sidang Jakarta Convention Center telah menjadi tuan rumah ajang kejuaraan tarung bebas dan seni bela diri campuran ONE Championship sebanyak enam kali, sebelum akhirnya pada seri kejuaraan berikutnya berpindah ke Istora Gelora Bung Karno.
Balai Sidang Jakarta Convention Center merupakan suatu fasilitas untuk terselenggaranya bisnis MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang terletak di area Senayan, berdekatan dengan pusat bisnis Sudirman (SCBD) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Setelah 18 tahun berdiri, JCC mendapatkan renovasi besar-besaran pada tahun 1992. Sebab, saat itu Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah KTT ke-10 Gerakan Nonblok. Sebanyak 109 delegasi dari berbagai negara diundang dalam acara tersebut.
Setelah direnovasi, akhirnya JCC kembali diresmikan ulang pada 25 Agustus 1992 oleh Presiden Soeharto. Usai direnovasi, Balai Pertemuan ini memiliki dua ruang besar untuk kebutuhan pameran, yaitu Exhibition Hall A dan B, luas masing-masing sekitar 3.060 m2 dan 6.075 m2.
Selain itu, terdapat pula tambahan 13 ruang pertemuan berbagai ukuran. Luas lahannya juga meningkat menjadi 12 hektare.
Selain Plenary Hall, kini ada pula Assembly Hall seluas 3.921 meter persegi (m2) berkapasitas 4.500 orang. Cendrawasih Room seluas 2.109 m2, serta 10 ruang lain yang mampu mengakomodasi 20 sampai 1.000 orang.
Ada juga terowongan bawah tanah yang dilengkapi travelator (tangga jalan datar) untuk menghubungkan pusat konvensi dengan sebuah hotel besar yang berada di dekatnya.
Sejak pertengahan tahun 2016 hingga September 2018, Balai Sidang Jakarta Convention Center telah menjadi tuan rumah ajang kejuaraan tarung bebas dan seni bela diri campuran ONE Championship sebanyak enam kali, sebelum akhirnya pada seri kejuaraan berikutnya berpindah ke Istora Gelora Bung Karno.
Balai Sidang Jakarta Convention Center merupakan suatu fasilitas untuk terselenggaranya bisnis MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) yang terletak di area Senayan, berdekatan dengan pusat bisnis Sudirman (SCBD) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
(okt)
tulis komentar anda