Pemkot Bekasi Pesan 10.000 Alat Tes Covid-19
Senin, 20 Juli 2020 - 13:03 WIB
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.Foto/SINDOnews/Dok
BEKASI - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi kembali memesan 10.000 unit alat tes usap guna memaksimalkan pelacakan virus untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di wilayahnya. Alat ini nantinya untuk kebutuhan hingga akhir Desember 2020 mendatang.
"Kita minta pesan untuk stok warga Kota Bekasi hingga akhir tahun ini sebanyak 10.000 kit PCR swab test," ungkap Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin (20/7/2020). Menurutnya, pemerintah tetap akan melanjutkan pemeriksaan kesehatan secara masif baik menggunakan metode tes cepat maupun tes usap.
Selama pandemi Covid-19, lanjut dia, Pemkot Bekasi telah melakukan sedikitnya 48.000 tes cepat serta 20.000 lebih tes usap kepada warganya."Ini sudah melebihi target WHO untuk rapid test, satu persen dari jumlah penduduk. Kota Bekasi kan 2,4 juta, 1%-nya 24.000, kita 48.000, artinya 2%," katanya.
Rahmat melanjutkan, juga telah menyiapkan dua alat penguji hasil tes usap yang ditempatkan di Labkesda Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan RSUD Kota Bekasi. Dua alat penguji ini membuat proses deteksi hasil bisa keluar dalam waktu 2-3 jam saja sehingga mempercepat hasil pemeriksaan. (Baca: Hari Pertama Sosialisasi Gerakan Bermasker, Masih Banyak Pelanggar)
"Kalau ke Kemenkes dan Pemprov Jabar bisa tiga-empat hari, sekarang ini cuman 2-3 jam sudah bisa diketahui hasilnya, putarannya cepat PCR yang kita punya," ungkapnya. Kota Bekasi berencana untuk membeli lagi alat penguji tes usap agar pengecekan sampel bisa dilakukan lebih cepat lagi.
"Kita sedang mencari alat yang lebih modern lagi. Saya kemarin dikasih tahu sama orang di Kemenhan, ada alat dari Korea yang katanya 30 menit langsung keluar hasil. Nah berarti alat ini lebih canggih dari alat yang sudah kita punya. Jadi, Bekasi harus punya alat yang beli canggih," tegasnya.
"Kita minta pesan untuk stok warga Kota Bekasi hingga akhir tahun ini sebanyak 10.000 kit PCR swab test," ungkap Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin (20/7/2020). Menurutnya, pemerintah tetap akan melanjutkan pemeriksaan kesehatan secara masif baik menggunakan metode tes cepat maupun tes usap.
Selama pandemi Covid-19, lanjut dia, Pemkot Bekasi telah melakukan sedikitnya 48.000 tes cepat serta 20.000 lebih tes usap kepada warganya."Ini sudah melebihi target WHO untuk rapid test, satu persen dari jumlah penduduk. Kota Bekasi kan 2,4 juta, 1%-nya 24.000, kita 48.000, artinya 2%," katanya.
Rahmat melanjutkan, juga telah menyiapkan dua alat penguji hasil tes usap yang ditempatkan di Labkesda Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan RSUD Kota Bekasi. Dua alat penguji ini membuat proses deteksi hasil bisa keluar dalam waktu 2-3 jam saja sehingga mempercepat hasil pemeriksaan. (Baca: Hari Pertama Sosialisasi Gerakan Bermasker, Masih Banyak Pelanggar)
"Kalau ke Kemenkes dan Pemprov Jabar bisa tiga-empat hari, sekarang ini cuman 2-3 jam sudah bisa diketahui hasilnya, putarannya cepat PCR yang kita punya," ungkapnya. Kota Bekasi berencana untuk membeli lagi alat penguji tes usap agar pengecekan sampel bisa dilakukan lebih cepat lagi.
"Kita sedang mencari alat yang lebih modern lagi. Saya kemarin dikasih tahu sama orang di Kemenhan, ada alat dari Korea yang katanya 30 menit langsung keluar hasil. Nah berarti alat ini lebih canggih dari alat yang sudah kita punya. Jadi, Bekasi harus punya alat yang beli canggih," tegasnya.
(hab)
tulis komentar anda